Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Duh... margin di sebelah mana sih?" tanya Eunchae pada dirinya sendiri. Dia lupa edit tugasnya. Tugasnya harus diselesain dalam waktu dua jam lagi. Untung dia udah bikin dari minggu lalu, cuman belum dia edit. Kemarin malam capek banget abis mereka dinner. Dia langsung tidur nyenyak banget.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pak Suga banyak maunya deh!" kata Eunchae kesel. Tangannya ngegerakkin mouse dan matanya sibuk mencari tombol margin. "Sumpah deh tuh dosen!"
"Ada apa, Chae?" tanya Haein yang lagi ngancingin kemejanya.
Eunchae noleh sekilas, "Ini, aku lagi nyari tombol margin tapi nggak ketemu-ketemu."
Haein pun jalan nyamperin Eunchae. "Boleh saya bantu?" tawarnya.
"Boleh, boleh banget malah!" kata cewek itu bersyukur. Haein nunduk sedikit. Salah satu tangannya megang senderan kursi yang diduduki Eunchae.
Eunchae bisa nyium wangi rambut sekaligus parfum yang dipake Haein. Wanginya sama sekali nggak bikin cewek itu pusing, tapi justru malah pengen nyium wanginya terus.
"Margin atas berapa?" tanya Haein yang bikin cewek itu buyar lamunannya.
"Hah? Ngg... Margin atas sama bawah tiga, kiri sama kanan empat," jawab Eunchae.
"Tuh udah," kata Haein selesai.
"Eh beneran? Wuih daebak. Makasih ya, sori aku rada nggak mahir soal teknologi," kata cewek itu cengengesan.
"Nggak papa, wajar. Kamu nggak ada kelas hari ini?"
"Ada tapi masih jam 10. Kamu berangkat aja duluan, nggak usah tunggu aku."
"Oke."
"Nanti ada pengabdian masyarakat lagi?"
"Ada jam 5 nanti."
"Ooo, oke."
"Saya berangkat dulu ya."
"Oke, hati-hati."
Walaupun udah suami istri, mereka masih keliatan kaku. Buktinya Haein masih bilang 'saya'. Hmm...