35 ✨ menunggumu

213 37 2
                                    

Mama sama papa Eunchae kaget bukan main waktu liat anak semata wayang mereka pulang ke rumah dengan deraian air mata.

Eunchae keukeuh nggak mau cerita. Dia nangis terus. Gimana nggak sakit hati waktu ngeliat suaminya dicium sama wanita yang pernah menjadi kekasihnya dan sekarang udah jadi istri orang lain? Secara Eunchae udah sayang sama Haein.

Setelah mamanya ngebantu Eunchae buat ganti baju dengan pakaian rumah, kini Eunchae membilas wajahnya di wastafel.

Make up yang dirias sama Yeri sebenernya lumayan tebel. Puluhan kapas udah dipakai Eunchae cuma ngebersihin foundation aja.

"Chae, kamu makan dulu ya, Sayang. Kamu keliatannya belum makan," tebak mama. Insting seorang ibu selalu benar. Yap, di pesta itu baru aja Eunchae mau ambil makan tapi dia udah ngeliat pemandangan--yah, nggak usah dijelasin ya.

"Aku nggak laper, Ma. Aku pengen langsung bobo aja," kata Eunchae selesai cuci muka. Wajahnya kusut sekaligus lemes.

"Lima suap aja, Nak? Mau ya?" pinta mama. Eunchae menggeleng. Bahu mama merosot.

"Ya udah, istirahat aja kalo gitu. Pintunya nggak usah dikunci ya. Biar mama tahu kamu lagi ngapain. Mama kan takut kalo kamu kenapa-napa di dalem kamar. Bisa aja kamu overdosis atau bunuh diri, kan?"

"Ih mama! Aku nggak akan mungkin hal konyol begituan!" kata Eunchae kesel.

"Yah kan bisa aja," kata mama lega. "Tapi mama percaya sama kamu, Chae. Kamu yang sabar aja ya, Sayang."

Eunchae mengangguk pelan kemudian memeluk mamanya erat. "Makasih ya, Ma."

Mama ngelus-ngelus punggung anaknya. "Gih tidur."

Eunchae ngelepasin pelukannya. "Ma, kalo ada Haein atau siapapun yang nyariin aku, bilang aja aku nggak ada."

"Kok gitu? Nggak boleh bohong, ah. Apalagi sama suami sendiri," kata mama sedikit senewen.

"Kamu kan udah gede, Sayang. Kamu harus bisa nyelesain masalah kamu sendiri. Ngerti?" tanya mama lembut.

Eunchae cuman ngangguk doang. Baru aja dia mau tidur, ada telepon dari Haein. Tanpa pikir-pikir dia langsung nge-decline telepon itu.

Lalu dia liat notifikasi hapenya. Ada 145 missed call dari Haein, 37 dari Yeri, dan 3 dari Changwook. Ditambah lagi 76 chat dari Haein dan 34 dari Yeri.

Haeinn: Chae, kamu dimana? (76)

Yerinya Changwook: P (34)

Chris Yu: Gimana? Udh enakan? (2)

Mata Eunchae membulat ketika ada chat dari Christian. Tapi karena dia
udah capek tenaga, batin, dan pikiran, dia langsung tidur. Berharap keesokan paginya suasana hatinya membaik.



































Sementara itu di hotel, Haein sampai minta tolong pada petugas security untuk mencari Eunchae di sekeliling hotel.

"Haein, gimana? Eunchae udah ketemu?" tanya mama khawatir.

Haein menggelengkan kepalanya, lemes. "Belum, Ma..."

"Aduh, ke mana ya dia... Mama takut dia kenapa-napa..."

Kali ini papa Haein datang. "Gimana? Masih belum ketemu juga?"

Belum sempat Haein menjawab, papa Haein meneruskan, "Kamu gimana sih jadi suami!? Bukannya jalan berdampingan sama istri kamu, kamu malah nemenin Yejin ke mana-mana! Udah tau kan kalo dia udah menikah? Papa perhatiin kalian dari tadi, tau?"

"Pa, udah, Pa...," lerai mama. "Ini masih pesta, Pa..."

"Pa, aku--" Haein berusaha untuk menjelaskan, tapi papanya lagi-lagi memotong pembicaraan.

"Apa kamu masih belum bisa pisah dari Yejin, hmm?"

"Nggak gitu, Pa. Tiba-tiba aja Yejin deketin aku dan aku bingung buat misahin aku dari dia," kata Haein.

"Dia udah saya anterin pulang satu jam yang lalu," kata Christian yang tiba-tiba muncul. Haein beserta orang tuanya menoleh bersamaan.

"Chris?" tanya Haein kaget.

Papa Haein mengernyit. "Kamu siapanya Eunchae?"

"Saya temennya," kata Christian berpikir sebentar.

Haein langsung nyamperin cowok bertato itu. "Kamu anterin dia ke mana?"

"Tenang, nggak usah panik, Hyung. Sekarang Hyung tarik napas dulu deh. Tarik... Hembus," kata Christian mengintruksi.

"Gimana saya mau tenang kalau saya nggak tau dia lagi ada di mana!?" teriak Haein cukup keras, membuat orang-orang di dekatnya menoleh.

Haein menghela napasnya dengan kasar. "Sekarang cepet beritahu saya, di mana Eunchae?" tanyanya dengan suara rendah.

"Dia pulang ke orang tuanya. Di mobil dia nangis terus gara-gara ngeliat lu nyium kakak ipar gue," kata Christian tersenyum menyeringai.

"Apa?" tanya Haein. Dia memijat pelipisnya dengan frustrasi.

Tanpa menghiraukan panggilan dari kedua orang tuanya, dia langsung keluar dari pesta itu dan masuk ke lantai basement di mana dia markirin mobilnya.

Dengan kecepatan 80 km/jam, otak Haein terus menerus dihantui oleh Eunchae.

"Chae, percayalah. Itu nggak seperti yang kamu lihat," gumamnya.

Setelah sampai di rumah orang tua Eunchae, mama Eunchae yang membuka pintu.

"Wah, sayang banget Haein, dia udah bobo sekarang. Keliatan capek. Mungkin besok dia udah ceria lagi," kata mama nggak enak.

Haein tersenyum hambar. Walaupun dia juga lega karena apa kata Christian itu bener. Dia sedikit lega ngedenger Eunchae udah tidur. "Makasih ya, Ma."

"Iya sama-sama. Kamu nggak mau mampir dulu, ngobrol-ngobrol gitu sama papa?" tawar mama.

"Nggak usah Ma. Saya pulang dulu kalo gitu."

"Iya, hati-hati ya. Jangan ngebut," pesen mama sebelum menutup pintu kembali.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Haein memandang lampu kamar Eunchae yang masih menyala.

Tapi dia mengurungkan niatnya untuk pulang. Dia mutusin buat menunggu Eunchae sampai keluar dari rumah. Dengan kata lain, Haein menunggu Eunchae keesokan harinya.




✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️



Jir jadi makin mellow aja ni FF wkwkwkwk

Jangan lupa vomment biar aku semangat nulis! 💕

CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang