"Chae, kopernya digabungin aja," usul Haein ketika cewek itu hendak mengambil satu koper lagi.
"Yang bener? Satu koper buat kita berdua nggak mungkin cukup lho, Haein. Apalagi kita perginya seminggu," kata Eunchae mengingatkan.
"Pasti cukup kok," kata pria itu optimis. "Mana baju-baju kamu?"
Eunchae menyerahkan semua pakaiannya pada Haein, kecuali pakaian dalamnya. Dengan terampil pria itu melipat pakaian milik Eunchae menjadi kecil-kecil. Tapi dia ngeluarin celana training hitam panjang Eunchae. "Lho, training aku kok kamu keluarin?"
"Bandung itu panas, kamu nggak bakal perlu ini," kata Haein. "Nih."
"Oalah, bilang dari tadi dong." Eunchae bangkit berdiri dan jalan menuju lemari buat nyari celana lain. "Terus aku pake celana pendek gitu nggak papa?"
"Nggak papa. Di sana itu panas, aku yakin. Soalnya aku pernah ke Indonesia dua kali. Satu di Jakarta, satu lagi di Surabaya," kata Haein memberitahu. Yah, yang sering keluar negeri mah beda ya. Apalah Eunchae yang belum pernah keluar negeri sama sekali.
"Nih." Eunchae ngasih beberapa celana pendek miliknya pada Haein.
Haein merhatiin celana Eunchae sebentar. "Nggak ada yang lebih panjang sedikit?"
Eunchae menggeleng. "Lagi aku cuci, belum kering."
Eunchae mah gitu. Punya celana sekalinya panjang, panjang banget. Sekalinya punya yang pendek, pendek banget jauh melebihi atas lutut.
Mau nggak mau Haein masukkin aja. "Nih sekarang bajunya. Kamu nggak bakalan butuh sweater atau coat di sana."
Cewek itu manyunin bibirnya. Dengan langkah gontai dia balik lagi ke lemari dan ngasih beberapa helai baju. Macem-macem, ada baju kaos oblong, kaos polo, dan beberapa kaos singlet. Nggak lupa dia bawa baju sabrina juga (lama-lama dia suka pake baju itu :v) dan kardigan biar nggak kedinginan di hotel.
"Sekarang mana pakaian dalam kamu?" tanya pria itu.
"Biar aku aja yang masukin," jawab Eunchae ngelipet pakaian dalamnya jadi kecil-kecil. Sebetulnya dia masih risih kalau pakaiannya dijadiin satu sama pakaian Haein walaupun mereka udah mulai deket. Tapi, yah gitu deh...
"Nah, selesai," kata Haein setelah Eunchae masukkin semua pakaian dalamnya ke dalam koper. Koper besar itu selesai dirisleting dan Haein menaruhnya di ruang tamu. "Untuk baju perginya udah kamu siapin?"
"Udah. Pokoknya besok tinggal beres-beres peralatan mandi," jawab cewek itu bantu ngebawain tas ransel Haein yang isinya laptop dan beberapa laporan kerja.
"Sini aku yang bawain," kata Haein nawarin bantuan.
Eunchae menggeleng. "Ringan kok."
Haein ngelus kepala Eunchae pelan. "Kamu kok lucu banget sih."
"Baru tau ya aku lucu?" Eunchae balik nanya sambil pasang aegyo di depan pria itu.
Tau yang dilakuin Haein? Dia malah nyium bibir Eunchae bertubi-tubi karena nggak tahan ngeliat Eunchae bertingkah seperti anak kecil.
"IH HAEIN, UDAH AH!"
Bandara Internasional Gimpo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari perusahaan Haein, dia mengajak sepuluh 5 anak buahnya (termasuk Changwook), Irene, 3 orang direktur, dan Eunchae.
"Aaaaa Eunchae! Akhirnya kamu ikuttt!" kata Irene seneng banget sampe meluk Eunchae kayak beberapa tahun nggak ketemu.
"Lho suami sama anak-anak Mbak nggak ikut?" tanya Eunchae yang baru nyadar kalo Irene ke sini sendirian.
"Nggak ikut, masih sekolah mereka. Ya udah aku titipin ke suami aja, hihihi..."
"Yahh, padahal aku pengen main sama anak-anak Mbak! Lucu-lucu soalnya," kata Eunchae.
"Ah, lucu apanya? Nyebelin tau kalo di rumah!" kata Irene sambil ngeluarin paspor dari dalam tasnya. "Oh ya, temen kamu itu siapa namanya aku lupa. Yang pacarnya Changwook."
"Oh Yeri maksud Mbak?"
"Nah itu! Dia nggak ikut?"
Eunchae menggeleng. "Dia pulang kampung, Mbak. Kasian libur semester kemaren dia nggak sempet pulang."
"Oalahhh... Kasian juga ya."
Eunchae sekarang lagi ngeliatin Haein yang sibuk mengabsen berapa orang yang ikut, dibantu oleh Changwook.
"Ini kita nunggu siapa lagi sih, Mbak? Kan udah semua sepuluh orang," kata Eunchae bingung.
"Rombongannya Mbak Yejin kan belum dateng, Chae," jawab Irene sedikit celingak-celinguk. "Nah, baru aja diomongin, orangnya udah dateng!"
Apa?
Rombongannya Yejin ikut?
Kalo begini aku nggak usah ikut! batin Eunchae dalam hati.
Yejin keluar dari mobil sedan hitam dan jalan dengan anggun. Airport fashionnya boleh juga sih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ngeliat Yejin jalan menuju Haein, Eunchae mulai dongkol lagi. Tapi untungnya Haein nggak meduliin mantannya itu. Dia ngobrol sama Changwook dan direktur yang lain.
"Udah punya suami, masih aja deket-deket sama suami orang!" gumam Eunchae kesel.
"Sabar, ada gue kok."
Eunchae buru-buru menoleh karena suara itu nggak jauh dari dia. Si cowok berbadan kekar itu membuka kacamata hitamnya.