37 ✨ damai?

91 12 0
                                        



















Warning!!!

Chapter ini rada nista (rate: 17+). Siapin kantong kresek guys!

















"EUNCHAE!!! GAWATTT!!!" teriak Yeri histeris sambil nyamperin Eunchae yang lagi kerjain tugas di kantin. Untung mereka lagi di kantin. Kalo di perpustakaan? Bisa-bisa bapak petugas perpustakaan ngusir mereka berdua keluar.

"Aduh Yeri kebiasaan deh kalau panik!" kata Eunchae jantungan. "Ada apa sih? Nggak usah teriak-teriak juga kali. Malu tuh diliatin sama orang."

Tapi Yeri nggak menghiraukannya. "Gawat, Chae! Ini bener-bener gawat!!!"

"Iya, kenapa, kenapa?" tanya Eunchae.

"Haein, Chae! Haein!!!"

"Haein kenapa, Yer?" Feelingnya udah nggak enak sekarang.

"Dia overdosis!"

Eunchae mengernyit. "Nggak. Nggak mungkin. Kamu bohong soal ini kan?"

"Beneran, Chae! Gue nggak bohong! Nih kalo nggak percaya!" Dia nunjukin foto yang dikirim Changwook. Di foto itu, terlihat Haein tergeletak nggak sadarkan diri dengan penuh obat di mejanya. "Dia ditemuin di ruang CEO, ruang kerja papanya dulu, Chae."

Wajah Eunchae memucat. Dia langsung beresin alat tulis dan buku-bukunya. "Anterin aku ke kantornya, Yer! Cepetan!"

"Iya, iya!"

Mereka naik mobil lewat aplikasi di hape Yeri. Di dalam mobil Eunchae terus-terusan panik. Yeri nenangin dia.

Sampe di kantor, Eunchae mencet lift nggak sabaran. Tadinya dia sama Yeri barengan naik lift, cuman waktu udah sampe di lantai paling atas, mereka memisahkan diri karena Yeri kebelet.

Kini tinggallah Eunchae seorang diri ke ruang CEO. Di sana pintunya setengah terbuka dan dia langsung masuk.

Kok nggak ada orang?

Apa Haein udah di rumah sakit?

"Eunchae," panggil suara familiar itu. Eunchae menoleh cepet. Dia sedikit kaget waktu dia ngeliat Haein duduk di sofa dalam keadaan baik-baik aja.

 Dia sedikit kaget waktu dia ngeliat Haein duduk di sofa dalam keadaan baik-baik aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak ada sesuatu yang aneh, nggak keliatan orang yang terkena overdosis pula.

Tapi hanya sedikit perubahan dari wajah pria itu. Udah dua hari nggak bertemu, wajah Haein sedikit tirus dan tampak kelelahan.

"Oh, gitu. Bagus ya udah isengin aku. Makasih!" kata Eunchae hendak keluar, namun tangannya dicegah oleh Haein dan pria itu kini memeluknya sekarang. Eunchae berusaha meronta tapi yang didapatkannya, Haein semakin memeluknya, masuk ke dalam dekapannya.

"Aku minta maaf," kata Haein lirih. Eunchae kaget. Ini pertama kalinya Haein ngucapin 'aku' ke dia.

Eunchae ngelepasin pelukannya. "Haein, jangan bikin aku panik gini dong."

"Maaf bikin kamu khawatir tapi... Aku kangen kamu," ujar pria itu lagi.

Aku juga, batin Eunchae terenyuh.

Tiba-tiba aja Haein menangkup wajah Eunchae kemudian menciumnya. Beda dengan ciuman-ciuman sebelumnya, kali ini Haein menciumnya sedikit kasar.

Lama kelamaan Eunchae terbuai oleh ciumannya itu. Mereka sama sekali nggak lepasin tautan bibir mereka walaupun keduanya sama-sama ngejatuhin diri di sofa yang diduduki Haein tadi.

Setelah puas mencium Eunchae, Haein pun mulai berani mencium leher cewek itu. Dia nggak bikin kissmark, hanya mencium lehernya aja.

Napas Eunchae tersengal-sengal. Dia membiarkan tangan Haein membuka kancing kemejanya satu per satu.

Tapi Eunchae pun nggak mau kalah. Dia juga membuka jas Haein juga membuka kemejanya.

Dan kini cewek itu pun nggak pakai baju. Tali branya merosot setelah dimainkan oleh tangan nakal Haein. Eunchae membiarkan Haein mencium leher, dada, dan perut datarnya.

"Ngghhh... Haeinnnhh...," lenguh Eunchae ketika pria itu memegang payudaranya yang masih terbungkus oleh bra.

"Nggghhh...," lenguhnya lagi. "Haeinnhh, stopphh..."

Tapi Haein nggak menghiraukannya. Dia kini malah beranjak untuk mencium bibirnya lagi dan--

Tok tok tok!

"Pak Haein! Ada klien yang ingin bertemu dengan Bapak!" panggil Irene dari luar.

Haein ngelepasin tautannya tiba-tiba, nggak sengaja membuat Eunchae sedikit kesal. "Iya sebentar!"

Pria itu mencium Eunchae lagi beberapa detik dan membantu cewek itu memakaikan bajunya lagi. Sedangkan Eunchae membantu Haein memasang kancing kemejanya yang sempat dia buka tadi.

Mereka sedikit canggung dengan kejadian tadi.

"Chae..."

"Ya?"

"Udah nggak marah lagi, kan?"

Eunchae menggeleng senyum.

"Nanti malam mau diterusin?"

"Mmm..." Eunchae berpikir sebentar dan mengerling ke arah Haein sebagai jawaban.




✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️




Apaan sih aku nulis ginian? Gaje banget sumpah

Hayoo, kira-kira jawaban Eunchae apa yaaa???😏

Aku nggak denger, aku pake baju 😂

CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang