38 ✨ kissmark-nya keliatan!

396 37 5
                                        

Keesokan paginya Eunchae bangun dan mendapati Haein udah nggak ada di tempat tidurnya. Karena pria itu udah jadi CEO, dia harus berangkat lebih awal.

Dia menyibak selimut dan jalan ke arah cermin setengah badan.

"Aaaaaaaaaaaaa!!!" teriaknya kenceng, setelah ngeliat bercak merah di sekitar lehernya. "Ini pasti karena kemaren malem!"

Yap, kemaren malem mereka skinship-an lagi. Kali ini Haein udah mulai berani nyupangin Eunchae di leher.

Tapi tenang aja, mereka belum ngelakuin 'gitu-gitu', kok. Tau kan artinya apa? Nggak usah dijelasin ya.

Eunchae mendesah kasar. Masalahnya bercak-bercak merahnya lumayan banyak dan dia yakin kissmark buatan Haein itu susah hilang. Hng.

Cewek itu segera berlari menuju lemari. Dia juga baru inget kalo semua pakaiannya ada di laundry, dia belum sempet nyuci karena tugas kuliahnya yang numpuk.

"Masa kaosku abis sih???" keluhnya setelah dia nggak nemuin kaos. Dan, sialnya, dia malah nemuin baju model sabrina warna biru dongker yang baru ia pakai sekali. Itu pun dibeliin sama mamanya.

Eunchae ngambil baju itu, berharap semoga masih ada baju atau kemeja yang masih tersisa di dalam lemari.



Tapi nihil.

Nggak mungkin kan kalo dia ngambil baju kotor di keranjang?

"Aduhhhh, masa aku pake baju model beginian sih???" tanya Eunchae pada dirinya sendiri sambil memandangi baju yang bikin lehernya terekspos.

Setelah dia mandi, bener aja, pas dia coba baju itu, lehernya bener-bener terekspos banget. Alhasil bercak-bercak merah buatan Haein juga keliatan.

Tapi Eunchae nggak punya baju lagi selain baju itu. Lagipula bentar lagi dia ada kelas pagi.

Karena jaketnya lagi di laundry juga, terpaksa Eunchae pakai scarf kain dan dia ikat pita. Yah, seenggaknya buat nutupin kissmark.

Kalo ada Haein disini, dia pengen ngomel-ngomelin pria itu!

-

Eunchae jalan sedikit gugup ke kampus.

Dikit-dikit dia harus ngerapiin scarfnya dan naikin baju sabrinanya supaya nggak merosot dan belahan dadanya nggak keliatan.

Ada sih yang merhatiin. Anak-anak cowok gitu pada 'suit-suit!' pas Eunchae lewat. Cewek itu risih banget. Nggak mungkin juga dia benerin baju di depan cowok-cowok. Yang ada dia malah diapain, lagi.

"Eunchae!" panggil suara cowok di belakang Eunchae ketika dia lagi jalan ke gedung fakultasnya. Eunchae noleh.

"Oh, hai Jihoon," sapa Eunchae kikuk. Dia kikuk karena Jihoon pasti ngeliat penampilannya yang drastis ini. Waktu mereka pacaran, Eunchae nggak pernah pake pakaian yang feminin, apalagi baju sabrina.

Jihoon ngeliat penampilan Eunchae dari bawah hingga atas. "Kok tumben pake baju kayak gituan?" tanyanya. "Kamu sakit, ya?"

Tuh kan bener!

"Hah, nggak kok. Aku... Aku pake ginian soalnya nggak ada baju yang tersisa. Satu-satunya baju yang tersisa ya ini doang," kata Eunchae.

"Oalah," kata Jihoon senyum. "Terus kok tumben pake syal?"

Mati aku! umpatnya dalam hati.

"Enggg... Ini... Iya biar keliatan stylish," dusta Eunchae. Nggak mungkin kan dia jawab: "Iya, aku pake scarf biar kissmark aku nggak keliatan." Yang ada Jihoon malah pingsan di tempat kalo tahu Eunchae udah bersuami.

"Ohhh... Ya udah, yuk masuk." Untungnya Jihoon nggak nanya-nanya lagi. Eunchar menghela napas lega dan mengangguk.

Sesampainya mereka di gedung fakultas mereka, Jihoon tiba-tiba berhenti tepat di depan Eunchae.

"Kenapa, Hoon?" tanya Eunchae canggung. Apalagi lobby dan koridor di sana sepi, banyak yang ngambil kelas pagi.

"Kamu masih inget kan, pas kita yang ke bar itu, aku ngomong apa?"

Eunchae mengernyit, tampak berpikir, "Sebentar aku inget-inget dulu..."

Jihoon keliatan gugup. Napasnya nggak beraturan.

"Jadi, gimana Chae? Apa... kamu mau balikan lagi sama aku?"

Eunchae mendongakkan kepalanya, kaget.

"Ha...?"






















Dari belakang Jihoon, tampaklah sosok Yeri yang berlari kecil sambil memanggil namanya dari papan mading fakultas. "Eunchae!!"

Keduanya sama-sama menoleh ke sumber suara. Baik Jihoon dan Eunchae, mereka langsung diam.

"Oh, halo Jihoon!" sapa Yeri ceria.

"Hai, Yer," balas Jihoon kaku.

"Lho, tumben banget lu pake sabrina ke kampus! Ada angin apa, nih???" ledek Yeri rada keras setelah ngeliat penampilan Eunchae. "Pake syal segala lagi! Gaya banget, hahaha...!"

"Ih Yeri diem ah, lagi ada kelas," bisik Eunchae.

"Oh iya maaf, maaf..." Yeri menutup mulutnya dengan tangan. Tiba-tiba aja dia melotot ke arah leher cewek itu. "Chae, itu merah-merah kenapa di leher elu?"

Jihoon sama-sama noleh.

Eunchae kalang kabut benerin scarfnya. "I--ini bekas digigit nyamuk, kok..."

Duh, mati! Yang ada ntar Yeri malah ngetawain aku kalo dia tahu!

Tapi yang ada Yeri malah teriak, "Ya ampun Chae, bercaknya banyak banget! Ini mah bukan gigitan nyamuk, kali! Ini mah namanya kiss--" Eunchae buru-buru membekap mulut Yeri dengan telapak tangannya.

"Jangan disebutin di sini juga dong! Banyak orang yang lagi kelas nih!" kata Eunchae ketakutan.

Yeri manggut-manggut.

Baru aja Eunchae ngelepasin tangannya dari mulut Yeri, cewek itu udah teriak, "Itu kissmark-nya Haein, kan, Chae!? Gila, tuh cowok nekad juga, ya! Kemaren malem kalian ngapain aja sampe leher elu kayak gitu?"





















Skakmat sudah.





















"Oh iya lupa ada Jihoon," Yeri cenganga-cengenge.

Sekarang Eunchae nggak berani liat reaksi Jihoon gimana.

"Hoon, sori... Aku..."

Jihoon berdeham sekali, "Nggak papa. Gue harusnya nggak ganggu istri orang."

Cowok itu pun melangkah pergi.

Eunchae menatap punggung Jihoon yang semakin lama semakin menjauh.

Nggak tahu kenapa dia ngerasa bersalah kayak gini.

CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang