Kesehatan Jihoon pun berangsur-angsur pulih setelah lima hari di rumah sakit. Dan hubungan Jihoon dengan Eunchae bisa dibilang dekat lagi. Jihoon udah bisa kembali kuliah seperti biasa dan ngejalanin aktivitasnya sehari-hari, tapi sedikit merasa kesulitan karena tangan kirinya masih digips.
Orang tuanya udah tahu kalau dia kecelakaan, jadi mereka mengganti uang dari Haein untuk biaya-biaya sebelumnya.
Jihoon dan Eunchae makin deket, tapi Eunchae dan Haein makin jauh. Di rumah mereka jarang banget tegur sapa. Tidur masih satu ranjang yang sama, tapi Haein belakangan ini lembur terus. Kadang dia pulang larut malam dan menemui cewek itu udah tidur lelap.
Yah, itu udah terjadi selama seminggu sesudah Jihoon diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Dan sampai sekarang Eunchae belum kembaliin kartu kredit Haein karena takut apa pria itu sedang marah padanya atau nggak.
Walaupun Eunchae bisa deket dengan mantannya lagi, tapi Eunchae masih bingung apa dia harus terima Jihoon lagi atau nggak.
Masalahnya dia udah menikah dan bersuami. Dia nggak mau nyakitin hati Haein, pria yang bener-bener nolongin dia pas lagi kesusahan.
"Chae, gue pengen ngomong bentar sama lu," kata Yeri serius pas mereka habis kelas. Dia narik tangan Eunchae ke tempat yang sepi.
"Mau ngomong apa? Aku sedikit buru-buru nih mau ke perpus bareng Jihoon."
"Jihoon? Mantan lu? Orang yang elu sebut 'Bangsat' itu?" Intonasi Yeri mulai meninggi. "Ini nggak tahu kenapa ya Chae, gue jadi bingung sama lu sekarang. Gue sering merhatiin kalian jadi deket gini. Apa mungkin kalian udah balikan lagi? Iya?"
"Yer, Jihoon emang ngajak aku balikan, tapi aku belum jawab kok," kata Eunchae membenarkan dengan penuh kesabaran.
"Terserah," ujar Yeri bodo amat. "Yang sebenernya suami lu tuh siapa sih, Chae? Haein atau Jihoon? Kenapa lu lebih merhatiin orang yang udah nyakitin lu daripada orang yang sayang sama lu?"
"Tau nggak sih Chae, pas Jihoon kecelakaan lu temenin dia seharian kan? Dan itu bikin suami lu bertanya-tanya ada hubungan apa antara elu sama si bangsat-bangsat itu."
Eunchae keliatan kaget, "Kok kamu jadi ceritain semuanya ke Haein?"
"Biar dia tau sendiri. Ini juga buat kebaikan lu sendiri, Chae. Lu itu udah nikah, udah bersuami, dan gue datang ke pernikahan kalian sebagai saksi. Gue nggak mau lu nggak dihargain sama si bangsat, bego, bedebah itu, Chae. Gue cuman nggak mau lu terluka buat yang kedua kalinya."
Eunchae cuman bisa kicep sama kata-kata Yeri. Menusuk banget, tapi bener.
"Sekarang lu tinggal pilih. Pertama, balikan sama si bangsat itu dan cerain Haein. Atau tetap bertahan dengan Haein dan ninggalin Jihoon. Udah."
"Yer, kamu tau kan kalo aku belum bisa suka sama Haein? Aku butuh proses buat suka sama dia," kata Eunchae.
"Tapi lu masih nyimpen perasaan sama Jihoon kan, sampe lu deket-deket sama dia lagi? Iya, kan?" selidik Yeri.
Eunchae pun diam.
"Kalo lu diam kayak gini, kayaknya gue udah tahu jawabannya, Chae," kata Yeri berlalu.
"Yer! Yeri!" teriak Eunchae, berharap kalau Yeri noleh. Tapi Yeri sama sekali nggak noleh dan terus jalan.
"Eunchae?" tanya seorang di sana yang suaranya familiar banget di telinga Eunchae. Jihoon nyamperin cewek itu. "Kamu ngapain di sini?"
Eunchae berusaha untuk tetap tersenyum. "Nggak, nggak apa-apa kok. Yuk ke perpus."
"Tunggu. Kamu nggak marahan sama Yeri kan, tadi?"
"Nggak. Tadi kita cuman beda pendapat sih, tapi nanti pasti kita ngobrol-ngobrol lagi," dusta Eunchae supaya Jihoon nggak nanya-nanya lagi.
Tapi Eunchae tahu, Yeri pasti marah banget padanya. Nggak tahu apa dia masih mau ngobrol sama Eunchae atau nggak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨
FanfictionDijodohin sama cowok yang beda umurnya 11 tahun!? BIG NO!
