Eunchae melenguh pelan ketika matahari pagi menyinari lewat jendela kamar.
Dia ngucek-ngucek matanya sambil mengernyit, mendapati Haein udah nggak ada di sampingnya.
Tapi samar-samar dia mendengar suara shower dari kamar mandi, menandakan bahwa pria itu pasti sedang membasuh badan.
Eunchae pelan-pelan bangun dengan posisi duduk, walaupun masih nyeri.
Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia cepet-cepet ngintip di balik selimutnya.
"Heol...," gumamnya pelan.
"Semalam aku sama dia... bener-bener ngelakuin itu...?"
Wajahnya jadi bersemu kalau mengingat kejadian kemarin malam dimana dia dan Haein--
Ah, lupain.
Tapi nggak bisa lupa. Jelas lah.
Mendengar suara pintu kamar mandi dibuka, Eunchae sedikit terlonjak kaget.
"Pagi," sapa Haein senyum. Dia keluar dengan handuk yang membelit pinggangnya dan membiarkan dada bidangnya terekspos.
Eunchae udah berkali-kali ngeliat dadanya itu dan masih beranggapan kalau dada Haein itu adalah dada paling bidang yang pernah dia temui. Mungkin bisa dijadiin papan pembilas baju kali, ya?
Dengan rambut dan badan yang sedikit basah, Haein berjalan ke arah lemari dan ngambil pakaian.
"Haein," panggil Eunchae ragu-ragu. Sebenernya dia malu banget buat nanyain soal ini, tapi daripada dia mati penasaran, dia pun memberanikan diri buat bertanya.
"Ya?" tanya Haein menoleh.
"Kita... bener-bener ngelakuin 'itu' ya kemarin?" tanya Eunchae malu-malu.
"Iya, kita beneran ngelakuin 'itu'," kata Haein kalem. "Kenapa?"
"Ng--nggak. Aku cuman... yah, cuman nggak nyangka aja," kata Eunchae menggaruk kepalanya yang nggak gatal. "Tapi kamu pake pengaman kan kemarin? Aku nggak bakal hamil, kan?"
"Aku pake kok, tenang aja. Tuh, bungkusnya ada di tempat sampah kalo nggak percaya. Lagipula kalo kamu hamil, nggak papa kok."
Eunchae kaget ngedengernya. "Nggak papa gimana!? Kamu yang enak, akunya yang ribet karena masih kuliah! Ihhh nyebelin!"
Haein ketawa, "Iya, iya... Oh ya tadi Mbak Irene bawa semua pakaianmu ke sini. Dia sama rombongan yang lain mungkin lagi siap-siap mau check out."
Kening Eunchae berkerut. "Hah? Check out? Bukannya kita masih di sini lima hari lagi, ya?"
"Nggak. Business tripnya cuman tiga hari dua malam aja kok."
"Lho, kata kamu seminggu?"
"Iya aku memang bilang ke kamu seminggu. Tapi lima hari sisanya kita bulan madu di sini. Nggak papa, kan?" Haein menjawil dagu Eunchae.
Eunchae melongo nggak percaya. "Kok... Kok gitu...?"
"Kenapa? Kamu nggak suka? Padahal papa sama mama udah rencanain semuanya. Tapi kalo kamu nggak suka, kita bisa balik lagi ke Seoul sama yang lain kok," jelas pria itu.
Eunchae dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku masih pengen di sini. Masih banyak banget tempat yang belum aku kunjungin. Masa kita pulang gitu aja?"
Haein cuman ketawa. "Kamu mau pergi jalan-jalan hari ini?"
"Iya dong! Masa kita di hotel seharian?" kata Eunchae penuh semangat.
"Emangnya nggak sakit?" tanya Haein yang membuat Eunchae bingung.
Tapi beberapa detik kemudian dia langsung ngerti apa maksud pertanyaannya.
"Ini kan gara-gara kamu, Jung Haein!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨
ФанфикшнDijodohin sama cowok yang beda umurnya 11 tahun!? BIG NO!
