Sesuai janji, kamu datang sendiri kerumah Dyo saat malam. Dan lelaki itu sudah menunggumu didepan rumahnya.
"Naik apa?" tanya Dyo begitu kamu membuka gerbang.
"Buta ya? Liat gak itu abang ojek masih nangkring depan rumah lo?"
Dyo menghela napas pasrah, "masih marah?"
"Gak tuh."
"Itu marah..."
"Bacot."
"(Y/n) jangan kasar mulutnya..."
"Ya makanya diem! Reuni sama mantan lo malah makin gacor ya?"
Dyo mengusap wajahnya kasar dan kamu melangkah masuk kedalam rumah Dyo dengan ekspresi berbeda.
"Mooom~ aku datengggg!"
Wanita paruh baya yang biasa dipanggil "Mom" itu muncul dari arah dapur. Sebuah senyum cerah menghiasi wajahnya saat dia menghampirimu.
"Lama sih datengnya? Mom udah masak banyak banget, yuk."
Kamu memeluk Mom sebentar sebelum memeluk lengannya dan melangkah ke arah meja makan.
"Aku bawain kue, Mama sama aku yang buat. Dad mana?"
Mom tersenyum dan mengambil kue dari tanganmu, "makan malem sama temennya. Kamu mau langsung makan?"
Dengan semangat kamu mengangguk, "aku bantuin siapin ya?"
Mom mengangguk sembari tertawa kecil, "iya. Bantu bawa piring,"
Kamu akhirnya membantu menyusun makan malam. Setelah rapi, Mom menyuruhmu untuk memanggil Dyo.
Dengan langkah malas kamu mencari Dyo, dan menemukan lelaki itu tengah menatap kosong pada televisi dihadapannya.
"Dipanggil Mom. Makan."
Dyo menoleh, baru saja dia ingin mengatakan sesuatu, kamu lebih dulu berbalik meninggalkannya.
Kamu memilih duduk disamping Mom dan mengambilkan nasi untukmu juga Mom.
"Udah sini biar Mom ambil sendiri lauknya," ujarnya lalu kamu mengangguk dan melirik Dyo yanb baru duduk dihadapanmu.
Kamu menjulurkan tangan sedangkan Dyo mengernyit.
"Kenapa?"
Kamu berdecak, "piring lo mana, sini gue ambilin nasi."
Dyo tersenyum. Dia tahu, semarah apapun kamu akan tetap memperhatikannya.
Kamu mengambilkan lauk juga untuk Dyo dan itu membuat Mom tersenyum simpul.
"Cocok kamu jadi istrinya Dyo."
Kamu hampir menjatuhkan piring jika saja tidak memegangnya dengan kedua tangan.
"Kaget Mom, astaga. Aku? Jadi istrinya dia? Mending jadi duta sampo kucing."
Mom tertawa, "bener lho. Cocok, yang satu diem yang satu pecicilan."
Kamu mendengus lalu menyerahkan piring berisi nasi dan lauk itu ke Dyo.
"Dia mana mau sama aku? Kan dia udah mau tunangan sama Caitlyn."
Dyo membeku dan Mom berhenti mengunyah. Dyo menatapmu lekat sedangkan kamu mencoba fokus pada hidangan dihadapanmu.
"Dyo? Jelasin sesuatu sama Mom setelah makan, hm?"
Lelaki itu menghela napas dan mengangguk. Kamu mencoba tidak peduli dengan situasi yang terasa canggung. Toh kenyataannya memang Dyo akan bertunangan dengan Caitlyn, kan?
🥀
"Kenapa kamu gak bilang kalo udah putus?"
Reaksi pertama yang ditunjukkan Mom saat mendengar cerita Dyo. Kamu hanya diam dan mendengarkan.
"Gak bisa Mom..."
"Kenapa gak bisa? Mom tau kenapa kamu putus sama Cait, Mom gak mau anak Mom dimainin kayak gini. Mom gak suka. Mom ngebesarin kamu gak main-main, Dyo."
Dyo menunduk, "maaf Mom..."
Mom menghela napas, "Mom gak mau tau. Bilang sama orang tua Cait kalian udah putus. Kalo kamu gak mau bilang, biar Mom yang bilang."
Dyo menggeleng cepat, "no. I can handle this."
"Good. Yaudah, Mom mau ke kamar. Mom tinggal ya sayang," Mom menoleh kearahmu dan mengecup pipimu singkat.
"Night, Mom."
Sepeninggal Mom, kamu dan Dyo masih saja diam. Tidak saling tegur sama sekali, dan itu berlangsung hampir 15 menit.
Dyo tidak tahan, akhirnya dia duduk disampingmu dan menarikmu dalam pelukannya.
Kamu sempat terkejut sebelum memberontak dan berusaha mendorong tubuh Dyo menjauh.
"Ngapain sih ah elah! Sana! Jangan peluk-peluk!"
Dyo mengeratkan pelukannya, "iya gitu. Marah aja bae, gak apa-apa. Asal jangan diem cuek gitu."
Kamu mendorong dada Dyo menjauh, tapi apa daya? Tenagamu berbanding terbalik dengan Dyo.
"Bacot ah! Ngomong mulu! Sana balikan sama si kucing! Gak usah temenan lagi sama gue!"
Dyo menggeleng, "no! U r all i have.."
"I heard some bullshit things."
"Nggak. Ini beneran. Sumpah."
Perlahan kamu melingkarkan lenganmu dipinggang Dyo dan menelusupkan kepalamu diceruk lehernya.
"Gue gak mau lo disakitin terus, Yo. Sakit liatnya," lirihmu dan mengeratkan pelukan.
Dyo mengecup pipimu, "maaf ya maaf."
Kamu hampir menangis tapi sebisa mungkin kamu menahannya.
"Kalo lo balikan sama si kucing, jangan harap gue mau jadi sahabat lo lagi."
"Nggak akan. Gue gak akan balik lagi sama Cait asal lo disamping gue terus."
"Janji?"
"Hm?"
"Janji pilih gue dibanding Caitlyn apapun yang terjadi nantinya?"
Dyo mengangguk, "janji bae, janji."
Kamu tersenyum senang dalam pelukan Dyo. Setidaknya janji yang dia buat membuatmu sedikit tenang.
🥀
'Fiksi bgt sih Ra karakter Dyo?'
✨Nggak kok, ada sahabat yang karakternya macem Dyo.'Emang beneran ada? Gak mungkin.'
✨Ya terserah mau percaya apa nggak, tapi emang beneran ada:))'Ngayal bgt si cerita lo?'
✨ya namanya juga imagine-_-kalo gak mau ngayal ya yaudah jan baca wkwk make it simple lah dunia udah ribet kenapa ditambah ribet?Wkwk beberapa pesan masuk yang membuatQ merasa tersyaqity:)) gakdeng boong. Gak sesakit liat dia punya pacar baru. Ehe.
Happy reading Penguins!🐧♥
Husband Series - Maret 2018
-muffinpororo
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Series] | Do Kyung Soo
FanfictionKebayang gak kalo seorang Do Kyung Soo jadi suami kamu? 🥀 Start : 1 Mei 2018 Finish : 4 November 2018 🥀 Welcome to Husband Series Exo Version! #4 ♥