Before Marriage

25.3K 2.7K 197
                                    

"Aduuuhh kaki aku sakit udah, pegel banget!"

Ini merupakan yang kesekian kalinya kamu mengeluh pada Dyo. Kamu melepas tautan tangan kalian dan memilih untuk duduk di lantai mall tanpa mengindahkan tatapan orang yang berlalu-lalang.

"Heh? Ngapain sih ah, ayo bangun."

Dyo mencoba untuk menarik tanganmu, tapi kamu menolak dan memilih bungkam.

"Bae, kenapa sih kamu? Capek?"

Kamu meliriknya tajam, "pikir aja sendiri!"

Salah besar jika kamu mengatakan hal itu. Karena yang respon Dyo selanjutnya justru membuatmu semakin kesal.

"Ya aku gak tau kamu kenapa? Laper? Gak mau nikah sama aku?"

Kamu memukul betis Dyo dengan tas kecil yang kamu bawa. Calon suamimu ini benar-benar...

"Bukan itu ih!"

Dia menghela napas, "iya terus apa sayang? Ngomong. Kan aku gak tau kalo kamu gak ngomong?"

"Aku capek..." kamu merengek, hampir menangis karena kakimu yang terasa berdenyut di bagian tumit serta betis.

Bayangkan saja kamu harus mengenakan sepatu hak saat bekerja, ditambah berkeliling mall selama dua jam lebih untuk menge-cek perlengkapan pernikahan kalian.

Jika betismu balon, kamu yakin tiga puluh menit lagi betismu meledak.

Dyo tertawa, merendahkan tubuhnya agar sejajar denganmu. Dia mencubit hidungmu pelan sebelum tersenyum manis.

"Sakit ya kakinya? Hm? Aku gendong sampe parkiran mau?" tanya nya lembut.

Kamu menggeleng, "diliatin orang malu."

"Kamu begini aja udah diliatin," Dyo tertawa dan menunjuk sekelilingnya. "Tuh kan?"

Setelah sadar situasi yang sempat kamu abaikan, kamu menutup wajahmu dengan kedua tangan dan merengek.

"Ahhh maluuuu!"

"Ya makanya ayo aku gendong, nanti umpetin mukanya di bahu aku. Iya? Gitu mau?" tanya Dyo seraya mengambil tas selempangmu dan mengalungkannya di lehernya.

Kamu mengangguk, membiarkan Dyo menggendong tubuhmu. Dengan cepat kamu melingkarkan lenganmu di lehernya dan menyembunyikan wajahmu di bahunya.

"Setelah nikah jangan ke sini lagi, cari mall lain aja. Aku malu," bisikmu sehingga Dyo tertawa geli seraya mengangguk.

"Iya," dia masih tertawa karena tingkah mu.

Tidak berselang lama, kamu kembali berbisik pada Dyo.

"Yo, aku laper."

"Mau makan apa?"

"Pipi kamu boleh?"

"Kanibal."

"Hehe, apa aja deh. Aku mau sate padang tapi."

"Iya kita beli sekalian buat Mama sama Ayah."

"Yes! Uuu baiknya kesayangan tante, cium sini cium!"

"Aku jatohin ya kalo gak bisa diem."

"Galak."

"Buruan katanya cium?"

"YEE!"

🥀

"Assalamu'alaikum!"

Kamu melepas sepatu lebih dulu sebelum membuka pintu. Sembari menenteng sepatu, kamu masuk bersama Dyo dan menemukan Mama yang tengah menemani Ayah di ruang makan.

[Husband Series] | Do Kyung SooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang