"Papapapa."
"Sayang! Sini sebentar!"
Kamu menghampiri Dyo dan si mungil Zara yang tengah bermain di halaman belakang. Wajah suamimu nampak berseri-seri.
"Kenapa?" tanyamu sembari duduk di depan Dyo, di lantai kayu teras.
"Tadi Zara ngomong sesuatu! Gimana sayang? Tadi Zara ngomong apa?"
Zara mengerjap pelan sebelum mengerucutkan bibirnya dan berucap, "Papapa."
Dyo memekik gemas lalu mengangkat tubuh mungil Zara dan mendaratkan kecupan yang bertubi-tubi di pipi gembulnya. Zara hanya tertawa dan menangkup wajah Dyo dengan kedua tangannya.
Ya, Zara kini sudah menginjak usia 8 bulan. Dan bayi kalian tumbuh menjadi gadis mungil yang begitu cantik nan menggemaskan.
Kamu tertawa sembari bertepuk tangan pelan. "Her first word was Papa, so her first love must be you as her Dad."
Mendengar ucapanmu barusan, Dyo lantas tersenyum semakin lebar dan memeluk Zara setelahnya. "Kesayangannya Papa!" serunya senang.
Kini giliran kamu yang mengerucutkan bibir. "Yang kesayangan cuma Zara? Mamanya nggak?"
Dyo menoleh, tergelak mendegar pertanyaanmu yang kelewat gemas di telinganya. Tangannya terulur untuk memberikan satu cubitan pelan di pipimu.
"Mama cemburu sama Zara," kata Dyo pada gadis mungil yang sibuk dengan beberapa mainan di tangannya. "Papa juga sayang Mama, kok."
Perlahan kamu tersenyum dan mendekat ke arah dua orang tersayangmu. Bibirmu berlabuh di pipi Zara dan Dyo.
"Mama juga sayang Papa sama Zara."
🥀
Waktu dengan cepat bergulir, kini jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Dyo dan Zara sudah pindah tempat. Kini lahan bermain mereka adalah ruang tengah dengan sofa yang sengaja di geser agar lebih luas.
Zara juga sudah makan siang bersama Papa nya. Kini dua orang itu asyik dengan pianika berwarna biru muda.
"Do re mi fa~ Zara bisa niupnya nggak? Begini caranya, liat Papa," ujar Dyo sembari memeragakan sesuatu dan itu membuatmu tersenyum gemas.
Kamu duduk di sofa, memperhatikan keduanya dalam diam. Seperti biasa, hari Minggu adalah harinya Dyo dan Zara. Dilarang mengganggu.
"Bae, Zara ngantuk ya kayaknya? Ini udah nyender-nyender ke aku."
"Hm?" kamu mendekat lalu melihat wajah Zara yang terlihat lelah. Matanya juga hampir terpejam.
Kamu mengangguk. "Iya udah mau merem gitu."
"Yaudah aku yang gendong aja."
Dengan gerakan perlahan, Dyo menggendong tubuh Zara hingga kepalanya bersandar di bahu suamimu.
"Tumben gak nangis minta susu," ujarmu bingung.
Dyo tersenyum. "Kalo sama Papa gak pernah rewel," katanya berbangga diri.
Kamu mendengus malas sebelum berjalan lebih dulu menuju kamar. "Ya ya, pasangan Papa dan Anak yang serasi."
"Cemburu sama anak sendiri masa?"
"Gak tuh. Pede."
"Gemes, habis ini cium dulu gak mau tau."
🥀
Sudah saatnya Zara mandi sore, jadi kamu berniat membangunkan Zara. Tapi baru saja membuka pintu kamar, kamu sudah disambut oleh nyanyian Dyo yang terdengar lembut di telingamu.
"Di pucuk pohon cemara, burung kutilang berbunyi~"
Pemandangan di hadapanmu sukses membuat kamu menggigit bibir gemas. Pasalnya, Zara tidur tengkurap di atas tubuh Dyo dengan Dyo yang menepuk punggunya lembut.
"Oh? Mandi ya?" tanya Dyo saat kamu duduk di tepi tempat tidur.
"Hm-m. Masih bobo?"
Dyo menggeleng. "Baru bangun, ini lagi leyeh-leyeh." dia kembali menepuk punggungnya lalu beralih ke kepala Zara dan mengusapnya lembut.
"Sayangnya Mama, bangun yuk. Kita mandi, ya? Nanti nonton Pororo sama Papa," ujarmu lembut sembari menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Zara.
Dia hanya menatapmu sekilas sebelum bergumam pelan, "papapa."
Kamu langsung memasang ekspresi sedih. "Zara gitu ih kalo ada Papa, sama Mama nya lupa."
Dyo tertawa geli, lantas mendudukkan dirinya masih dengan Zara yang bersandar di tubuhnya.
"Yaudah mandi sama Papa, nanti kita nonton Pororo sambil ngemil biskuit. Lesgo!"
Kamu menghela napas. "Aku siapin bajunya dulu, jangan lama ya mandinya."
Belum sempat beranjak se-inchi pun, Dyo sudah lebih dulu menarik tubuhmu.
"Sini deketan," katanya membuatmu refleks mencondongkan tubuhmu dan Dyo berhasil mendaratkan kecupan singkatnya di bibirmu.
"Jangan bete gitu ah, aku jadi gemes. Nanti habis mandi main sama Zara, malemnya sama aku. Oke?"
Kamu mau tidak mau jadi tertawa melihat Dyo yang tersenyum sembari menaikkan kedua alisnya beberapa kali.
"Maunya sama Zara aja, sama Papanya nanti malah gak bobo. Diajak ngobrol terus," ujarmu lalu berdiri dan menuju lemari.
"Ayo cepet Papa, itu Zara udah nunggu. Nanti keburu mulai Pororo nya."
Dyo berdiri dan menggendong Zara. Sebelum tubuh keduanya menghilang di balik pintu kamar mandi, Dyo berbalik dan tersenyum.
"Bae, masih ada hutang cium ya. Tapi baru kukecup soalnya. Habis mandi aku tagih."
Kamu menghela napas jengah sebelum Dyo dan Zara benar-benar menghilang di balik pintu.
🥀
Aku juga mau dicium Papa Dyoooo.
Gengs, ada yang punya rekomendasi cerita yang bagus gak? Cast nya siapa aja boleh, selain fan fiksi juga bolehhh. Drop di komen dongssss, tengkiuuuu
Husband Series - Mei 2018
-muffinpororo
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Series] | Do Kyung Soo
FanfictionKebayang gak kalo seorang Do Kyung Soo jadi suami kamu? 🥀 Start : 1 Mei 2018 Finish : 4 November 2018 🥀 Welcome to Husband Series Exo Version! #4 ♥