Dyo's Sunday

24.6K 2.2K 115
                                    

"Cantik banget anak Papa, sudah mandi ya sayang ya? Coba Papa cium—oh iya! Sudah wangi..."

Kamu tidak bisa menahan senyum saat Dyo terus mengajak Zara berinteraksi. Padahal Zara tidak menjawab apapun, hanya sesekali menguap dan menggeliat dalam pelukan Dyo.

Hari Minggu pagi seperti ini, rutinitas Dyo mulai berubah. Biasanya dia hanya berolah raga, membersihkan diri, membantu membuat sarapan lalu menonton Pororo dengan episode kesukaannya. Tapi kali ini, dia menambahkan kegiatan 'bermain bersama Zara selama mungkin' ke dalam list kegiatan hari Minggu nya.

"Yo, sarapan dulu. Sini Zara nya aku gendong dulu." Kamu menepuk bahunya pelan, bermaksud menjeda perbincangan satu arahnya dengan Zara.

Dyo menoleh, memberikan cengiran lebar. "Kamu aja dong suapin aku, bae. Aku masih mau gendong Zara."

"Gak capek? Makan dulu aja nanti gendong lagi."

"Kamu udah sarapan emang?"

"Belum, makanya kamu duluan baru aku."

Suamimu menggelengkan kepalanya. "Nggak bisa gitu. Bareng aja, kamu ambil buat makan berdua. Nanti suapin aku," katanya lalu kembali tersenyum.

Kamu akhirnya menghela napas lalu mengangguki ucapannya. Berlalu ke dapur guna mengambil seporsi sarapan, kamu juga mengambil toples berisikan kue kering yang sempat kamu buat kemarin sore.

"Duduk nya menghadap sini," ujarmu sebelum duduk di sampingnya, di atas sofa ruang tengah.

Dyo sedikit memutar tubuhnya menghadapmu. Masih dengan senyumnya yang bahkan tidak luntur sedikitpun.

"Baca do'a dulu jangan lupa."

"Udah," balasnya. Kamu menyodorkan sesendok penuh nasi dan lauk ke mulut Dyo.

Selagi Dyo mengunyah, kamu ikut memasukan satu suapan ke mulutmu.

Zara terlihat tenang. Oh, memang selalu tenang dan jarang menangis. Sungguh, sejauh ini Zara tidak pernah membuatmu atau Dyo benar-benar kerepotan. Zara cenderung tenang, sama seperti Dyo.

"Mom minta kita ke rumah katanya," ujar Dyo setelah menelan suapan ke duanya.

Kamu mendongak. "Hm? Sekarang?"

Dyo menerima suapan ketiga seraya mengangguk dan mengunyah dengan cepat. "Disuruh nginep," katanya.

"Yaudah nanti aku siap-siap dulu. Berangkat kerja dari rumah Mom aja ya kamu?"

"Bajuku jangan bawa banyak-banyak. Kayaknya di sana masih ada kemeja-kemeja aku."

"Hm-m. Oh, tumben gak nonton Pororo?"

"Lagi dong, suapin," protes Dyo saat kamu tak kunjung menyuapinya. Baru setelah menerima suapan dan menelannya dia bicara, "setelin dong tolong, tanganku masih megangin Zara takut jatuh."

Kamu mengambil remote tv, menekan tombol on/off sebelum mencari channel yang menayangkan si penguin biru berkacamata.

Setelah menghabiskan sarapan dan menonton satu setengah episode—karena saat mulai menonton film sudah berjalan setengahnya, kamu dan Dyo kembali ke kamar.

"Bae..."

"Hm?"

Kamu menoleh, menatap Dyo yang meletakkan Zara di box bayinya yang berada di pojok kamarmu dan Dyo.

"Beresin bajunya nanti aja," katanya sebelum duduk di atas tempat tidur dan bersandar pada headboard.

"Terus mau ngapain?"

Dyo menepuk tempat di sampingnya. "Sini deh."

Menuruti ucapan Dyo, kamu duduk di samping suamimu seraya menyandarkan kepalamu di bahunya.

"Gini dulu," ujar Dyo pelan. "Aku udah lama gak peluk kayaknya, kamu juga udah lama gak nguselin aku."

"Ya kan udah ada Zara."

"Makanya aku kangen, sinian dong kamu."

Kamu merapatkan tubuhmu pada Dyo, melingkarkan kedua lenganmu di pinggangnya dan memejamkan mata.

"Kamu waktu hamil cantik, habis ngelahirin cantik juga, bingung."

Kepalamu mendongak, kerutan samar tercetak di dahimu. "Apasih random banget, Yo."

"Beneran." Dyo tertawa. "Ini liat nih pipinya, gembul banget gini. Jadi gemes."

"Bilang aja aku gendut. Iyakan?"

"Nggak gendut juga sih, jadi tambah seksi kamunya."

"Mulutnya!" kamu mencubit bibir Dyo pelan, membuat sang empunya kembali terkekeh geli.

"Emang seksi kok." Dyo mengeratkan pelukan dan menaikkan kakinya ke atas kakimu. "Dipeluk gini jadi empuk, kayak anak beruang."

"Ish! Sana udah jangan peluk-peluk!"

"Ngambek... Ih pundungan."

Dyo mengecup keningmu lalu turun ke hidung dan terakhir bibirmu.

"Mau kamu segede anak gajah juga aku tetep sayang. Serius."

"Terus aja gitu. Katain aja sepuasnya."

"Hahaha, dulu soalnya aku belum puas ngatain kamu."

"..."

Dyo kembali tertawa saat kamu tidak merespon apapun. Tangannya naik untuk mencubit pipimu.

"Aku sayang kamu. Sayang Zara juga."

"Hm."

"Kok hm doang? Gak sayang aku?"

"Sayang kalo kamunya gak nyebelin."

"Aduuuuh, Mama nya Zara gemesin banget gini, pingin Papa gigit aja. Boleh ya?"

"Diem gak?!"

"Sedikit aja, pipi kamu deh gigit sedikit ya?"

"Nggak!"

"Ssst! Jangan berisik ih, anaknya bangun nanti."

"Ya habisnya kamu! Diem makanya!"

"Sedikit doang kok! Gigit pipi kamu doang."

Perdebatanmu dan Dyo terus berlanjut hingga tanpa sadar kalian terlelap. Melupakan permintaan Mom untuk menginap di rumahnya.

🥀

Papa Dyo jadi ganteng bgt gitu di teaser ya Allah bikin sesek napas aja ih. Sebel.

Nih oknum yang bikin oleng dari Ayah Jongdae. HaD0000000

Ayo oleng bersamaan.

Husband Series - Mei 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Do Kyung SooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang