[Husband Series] | Do Kyung Soo

Teary Eyed

"Please Donghan. Lo pasti ngerti kan?"

Yang ditanya mengangguk pelan. Dia berusaha menghindari tatapan mata lawan bicaranya.

"Lo sayang sama dia emangnya? Belum kan?"

Donghan tersenyum pahit. Orang dihadapannya ini tidak tahu apapun.

"Belum," jawabnya final.

"Bagus. Kalo gitu lo mau kan bantuin gue?"

Lagi, Donghan mengangguk.

"Kesempatan terakhir. Gue bakal bawa dia pergi kalo lo masih aja tetep bego pertahanin yang lain."

Seseorang dihadapannya menghela napas, "lo tau siapa yang gue prioritasin."

"Gue gak peduli. Mau lo jadi malaikat sekalipun dalam kasus ini, tapi lo nyakitin dia, sorry. I'll take her with me."

"Fine. Do whatever you want. Tapi kalo dia mau nerima gue balik, gue yang bawa dia pergi jauh dari lo."

Donghan diam. Ini yang dia takutkan.

"Biar dia yang putusin semuanya," ujar Donghan dingin sebelum pergi meninggalkan orang yang kini sibuk mengatur napas karena emosi.

🥀

"Han?"

"Donghan?"

"Ck, Donghan!"

"Eh?! Iya kenapa?"

Kamu mendengus kesal. Pasalnya kekasihmu ini sejak tadi terus diam dan melamun. Dia membawamu ke salah satu kafe lalu yang dia lakukan selanjutnya hanya diam.

Apa-apaan itu?

"Kamu kenapa?" tanyamu lembut.

Donghan menggeleng dan tersenyum, "gak kenapa-napa."

"Tumben kamu ajak aku kesini?"

"Mau cari suasana baru aja. Lagipula ada yang mau diomongin," dia menghela napas sembari memejamkan mata.

"Apa la —"

"Sorry, telat."

Kamu menoleh ke arah sumber suara. Tidak. Tolong siapapun asal jangan dia yang ada di sini.

Nyatanya mau seberapa keraspun kamu berharap, dia ada di sini. Berdiri di depanmu dengan senyum manisnya yang kamu rindukan setengah mati.

"Duduk, Yo," Donghan mempersilahkan Dyo untuk mengambil duduk di hadapanmu.

Dengan cepat kamu menghadap Donghan dan berbisik, "kamu ngapain ajak dia?!"

Kekasihmu tersenyum dan mengusap punggung tanganmu yang memeluk lengannya.

"Ada yang perlu dia omongin, cutie pie."

"Apa lagi? Soal anaknya? Pernikahannya?"

Donghan mengangguk, "semuanya. Soal kamu sama dia juga. Mau ya?"

"Nggak," tolakmu tegas seraya menggeleng, "kenapa kamu gak bilang dulu sih sama aku?!"

"Kalo aku bilang nanti kamu kan gak mau..."