Once Upon a Time

57.1K 4.1K 150
                                    

"(Y/n)! Ini kamu gimana sih? Nge-desainnya ngasal banget!"

Kamu terlonjak kaget dari kursi mu dan menatap atasanmu dengan sedikit takut.

"Kenapa ya, Mbak?"

Wanita yang dua hari lalu memasuki usia dua puluh delapan itu berkacak pinggang, "desain kamu ini jadul banget. Kamu bahkan udah ngasih desain kayak gini ke saya buat yang ke tiga kalinya!"

Kamu menunduk takut. Pasti ini karena kamu mengantuk, jadi desain yang kamu berikan salah.

"Maaf, Mbak Yoona. Saya langsung buat yang baru, dua jam lagi langsung ada di meja Mbak."

Yoona menatap mu datar, "satu jam."

Kamu mengangguk cepat dan Yoona berjalan meninggalkan meja kubikel mu. Kamu menghela napas lalu memijat keningmu, pekerjaan mu benar-benar menumpuk.

"Are you okay, girl?"

Kamu menoleh, "as you can see, Lora. I'm not okay, at all."

Lora memaksamu duduk dan memutar kursimu menghadap kearahnya. "Desain lagi?"

Kamu mengangguk dan memejamkan mata seraya bersandar pada punggung kursi.

"It's been 3 days, and i can't even take some sleep because this design. I don't know why..."

Lora mengusap bahumu prihatin, dia menghela napas dan menarikmu berdiri.

"You need a vitamins, i think strawberry juice is not bad."

Kamu membuka mata dan menatap langit-lagit ruanganmu sebelum mengangguk.

"Sure," kamu berdiri dan menarik lengan Lora. Persetan dengan desain yang diminta satu jam lagi. Kepalamu akan pecah jika dipaksa berpikir.

🥀

Kamu sedikit termanjakan dengan satu gelas besar jus stroberi dan dua potong kue raspberry. Kamu kembali menghela napas dan memperhatikan sekelilingmu, kafe kali ini terlihat begitu ramai.

"Tumben rame banget, biasanya gak serame ini," gumam Lora yang masih bisa terdengar jelas olehmu.

"Padahal belum masuk jam makan siang, ya?" kamu menambahkan.

Lora mengangguk lalu memusatkan perhatiannya padamu, dia berdecak lalu menopang dagunya dengan sebelah tangan.

"Tau gak? Mata lo udah kayak apaan tau, lingkaran hitamnya astaga. Pulang kerja kita facial."

"Gak us—"

"Tanpa penolakan."

Kamu kembali menghela napas dan mengangguk. Daripada berakhir adu mulut dengan Lora, lebih baik kamu mengalah.

"Jadi, soal desain, lo mau gimana?"

Kamu menatap Lora lalu menggeleng lemah, "gak tau ya. Gue kayaknya butuh liburan."

"No, no. Lo butuh pacar dan liburan, lebih tepatnya."

Kamu mendengus dan tersenyum masam, "jangan suka ngawur, Ra."

"Hell no. Lagipula selama lo hidup, lo gak pernah punya pacar satu pun. Lo gak laku atau sok jual mahal, sih?"

Kamu berdecak malas, apa sih pentingnya punya pacar?

[Husband Series] | Do Kyung SooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang