11. Tanya Jawab

106 20 0
                                    

REVISI✔
040818

____

Gael pun mendapat tempat duduk lebih depan di posisi deretan tengah kelas, atas tunjukan Pak Arief.

Dapat aku simpulkan, ia tidak menoleh sedikitpun ke arah Gamal. Bila Saudara kembar pasti setidaknya menyapa. Tapi ini tidak, saling mengabaikan dan tidak peduli itu hasil amatanku sampai detik ini.

Keadaan kini semakin terasa konyol . Semua teman perempuanku. Oh tidak, bukan! rata-rata teman perempuan dengan mata terlena memperhatikan polah tingkah Gael yang sebenarnya biasa saja di sana.

Ya, memang tidak dapat kuelak. Gael jauh lebih sempurna dari Gamal.

Aku tidak akan berdusta, atau berpaling.

Tidak. tidak akan! Gamal yang nomer satu.

Tidak, aku akan terus menyakinkan diri.

Ini gila, aku mulai berfikir aneh dan ngelantur tidak jelas.

Ah, lupakan saja lebih baik sekarang fokus ke pelajaran akan jauh lebih bermanfaat. Fokus Dyra!!

Kusadari Gamal menggela nafas berat terdengar sampai ke telingaku, tatapannya begitu frustasi.

Kembali ia mencorek-corek bukunya menghilangkan rasa penatnya yang muncul di awal pelajaran ini. Aku ingin menanyakan, tapi ku rasa lebih baik aku tahan.

Pelajaran di mulai, bermateri ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer, dengan penjelasan skema dari Pak Arief kuakui sulit di pahami, bersamaan pikiranku yang masih melayang tentang Gamal dan tiba-tiba sesi tanya jawab datang begitu saja. Meminta kami untuk memberikan kesimpulan atas penjelasan Pak Arief.

Tak dapat terelakkan pula kenyataannya teman yang lain sama denganku, kurang paham tapi bimbang untuk menanyakan. Terlanjur mengatakan kata paham saat ditanya tadi adalah sebuah kesalahan.

Sesi tanya jawab berjalan begitu saja berdurasi 30 menit, kebanyakan aku jawab dengan keyakinanku, kenyataannya ini lebih merujuk pendapat pribadi atas hasil pengamatan. Beberapa teman lain juga menjawab.

Tanpa di sangka,

Gael nyatanya genjar serius menyamai langkahku menjawab.

Bahkan sampai di titik atasku, ia mengatakan jawaban dengan sorotan mata hazelnya tajam, tenang dan jelas dalam pengucapan. Pak Arief cukup menanggapi pendapatnya setuju.

"Prensindensil, karena di Indonesia sendiri Presinden telah mendapat wewenang membangun kabinet dari berbagai lapisan. Bisa di ambil contoh di setiap berita memberikan perkembangan bagaimana Presiden membangun Kabinetnya," dengan satu nafas tanpa jeda, Gael menjawab membuat di sekitarnya terpana.

Dan Pak Arief memberikan jawaban pembenaran atas pendapat murid barunya. "Ya, Indonesia dalam skema ini penganut sistem Perintahan Presidensil."

Sepanjang jalan pelajaran ini. Semua terkesima akan Gael.

Aku mudah menyadarinya.

Aura kepopuleran menyelimutinya. Gael, yang dingin, sempurna dan pintar.

Aku tidak memujinya, akan kenyataan tokoh kebanyakan muncul di cerita fiksi. Seolah muncul di hadapanku, hari ini.

Ini masih sulit untuk dipercayai.

Kualihkan pandanganku ke Gamal.

Gamal melihat jengah, bisa terlihat dari raut wajahnya. Didalamnya jauh-jauh tanpa aku ketahui, membenarkan perkataan Bibinya, yang begitu membanggakan adiknya.

____

(240518)-publish

Serendipity✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang