10. Baru

99 23 3
                                    

REVISI✔
040918

____

Suasana kelas pagi ini semakin mengheboh di saat kabar burung itu semakin meluas, bahkan kabar itu juga menyebar ke seluruh angkatan secepat kilat.

Datangnya murid baru,

Adalah peristiwa biasa di tengah masa KBM berlangsung. Namun adanya perbedaan begitu mencolok dari murid baru itu yang menjadikannya trending topik sekolah.

"Tadi, tadi gue lihatnya itu cuman sekelebat astaga dia itu kayak pangeran lewat secepat kilat di samping gue, super duper ganteng bangett! Nyesel gue gak tamantin wajahnya, gue optimis dia masuk kelas kita!!" Pidato temanku yang dengan suara centilnya.

"Lo yakin banget deh, Pangeran lewat? Gak yakin gue gantengnya kayak apaan! paling masuk katagori rata-rata. Gak usah berlebihan deh."

"Dih gak percaya! Gue lihat emang cepet banget tadi jalannya, tapi gue yakin dia ganteng!!"

"Kenapa gak lo dahuluin jalannya, foto sekalian kek, biar gue percaya."

"Ya kali gue kelewat centil kayak gitu, jaga image juga kali."

"Alah sok ae lo, udahlah cowok rata-rata aja di lebih-lebihin."

Menyerigai kesal. "Jaga tu mulut kalo ngomong, nyesel baru tahu rasa lo!!"

Perdebatan mereka pun tidak berakhir juga. Membuatku menilik mereka jengah, apa tidak ada topik selain itu? Maksudku akankah lebih baik dilihat saja nanti, seperti apa murid baru itu sampai harus membuang waktu tenaga.

Belum tentu juga murid baru itu masuk kelas ini. Masa bodoh! Lebih baik aku lemparkan pandanganku ke Gamal, terpampang tidak peduli sudah sibuk bermain game di sampingku, di pagi ini. 

Sampai tepat di pukul tujuh seperti biasa bel berbunyi, para guru memasuki kelas sesuai jadwal yang di tentukan.

Terkhusus kelas kami, Pak Arief telah masuk, memberi salam dan kami jawab rasa hormat dan jawabannya terbukti di sini, murid baru itu mengikuti Pak Arief masuk kelas ini. Ya, mengabulkan perkataan temanku tadi.

Satu kata yang muncul mendeskripsikan murid baru itu.

Tampan.

Postur tubuhnya proposional. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan tersapu ke atas miring terkesan rapi menjulang. Tatapan yang menajam berwarna hazel yang langka rata-rata orang punya. Kulitnya putih pucat dari pada cowok seperti biasanya.

Alisnya.

Matanya.

Hidungnya.

Bibirnya.

Sempurna.

Dan...

99,5% mirip Gamal.

Memang Ini jauh lebih tampan dari Gamal tapi aku akan tetap memilih Gamal!!

Apa?

Apa-apaan ini!!

Apa dia kembarannya Gamal?

Tidak mungkin.

Tak mau berlama mengamati murid baru itu. Reaksi temanku yang sama bingungnya denganku. Bisikan demi bisikan muncul bersamaan sehingga suasana menjadi riuh. Beberapa kali temanku lain juga memanggil Gamal menanyai keganjalan ini, tapi di respon pengabaian.

Gamal menatap lurus kedepan iris matanya yang sayu berubah memincing tajam.

Murid baru itu menatang ke depan tidak kalah tajam, dingin dan menindas di dalam matanya.

Ini sulit di percaya. Mungkinkah ini sebuah kebetulan yang baru dipertemukan? Ku perjelas dulu ... saudara kembar. yang. baru. di. pertemukan?

Suasana semakin tak terkendali, keriuhan menjadi kebisingan heboh.

Mengetahui reaksi ini, Pak Arief tanpa perlu meminta kami diam, membuka suara menimbulkan keheningan. "Kalian kedatangan murid baru di kelas ini, saya harap kalian dapat saling menerima dan bersikap baik satu sama lain, silahkan memperkenalkan diri."

"Saya Gaeliel Marisco dari sekolah Satyahusada." Bahkan bibirnya cukup bergerak sedikit mengucapkan itu, tapi dapat muncul suara yang lantang.

"Baik, kalian bisa panggil dia Gael, sekarang ada pertanyaan?" tanya Pak Arief.

Banyak yang mengangkat tangan dengan semangat mengatri mendapat kesempatan terutama teman perempuan. "Baik salah satu saja, yang lain nanti kalian tanyakan sendiri kepada Gael di luar jam pelajaran." Beliau menunjuk salah satu dari kami.

"Gael, lo kembaran sama Gamal ya? Muka kalian kok mirip banget?" tanya temanku penasaran, beruntung tidak menanyakan masalah ketampanannya.

"Iya, nama kalian juga hampir mirip." tambah yang lain.

Menghening.

Tidak ada jawaban dari Gael.

Gamal pula tidak buka suara menjelaskan. 

Seakan sama kuatnya untuk saling tak mengutarakan.

"Ya, mereka saudara kembar," sahut Pak Arief, guru PKN kami sekaligus menduduki Waka kesiswaan sekolah, Beliau paling tahu keluar masuknya murid sekolah ini.

Aku, sedari tadi tentu hanya bisa menyimak menahan nafas tidak percaya lalu menunduk. Mungkin ... apa ini menjadi alasan kemarin tiba-tiba Gamal membisu tidak jelas?

____

Kaget? Tidak sama sekali? Sudah di tebak dari awal bila Gamal punya kembaran? See you next part

Serendipity✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang