Two [LET GO]

3.7K 246 6
                                    

I just wanna know about you

------

Jarum jam terus berputar mengikuti arahnya seakan tidak ingin berlama-lama, entahlah apa yang dikejarnya. Istilah 'waktu sangat berharga' memang tidak salah. Membawa pagi menuju siang, siang menuju sore, dan sore menuju malam hingga kembali lagi ketempat asalnya yakni pagi.

Kedua retina wanita itu mengintip sebuah jam hitam pekat yang bertenggar dipergelangan tangannya. Jarum pendeknya menunjuk pada angka delapan.

Raeun masih belum beranjak dari kursi plastik didepan toko swalayan itu. Letaknya tidak jauh dari rumah yang ditinggalinya, masih menjadi bagian perumahan itu. Kursi tua yang warnanya sudah mulai memudar itu terasa sangat nyaman bagi Raeun, membuatnya betah berlama-lama disana.

Sebelum matahari tenggelam Raeun sudah berada ditempat itu, berniat membeli stok makanan yang sudah habis. Ramyeon lebih tepatnya.

Tolong ingatkan Raeun yang sudah tiga hari terakhir tidak memasukkan sebutir nasi pun pada mulutnya, seakan ia begitu alergi pada jenis makanan itu.

Alergi pada nasi bukanlah hal yang aneh, banyak orang yang memang tidak mampu memakannya. Oh ayolah, bahkan bila sekarung nasi masuk dimulut Raeun tidak akan membuatnya harus tidur dipeti mati selamanya.

Dua botol yogurt yang sudah tidak berisi tergeletak begitu saja diatas meja bundar itu. Sebelumnya Raeun berniat ingin mengambil sebotol dua botol soju yang terlihat sangat menyegarkan didalam lemari es transparan itu. Namun, Raeun tidak ingin lepas kendali karena minuman beralkohol itu. Sebab dengan lima gelas saja sudah mampu menghilangkan kesadarannya.

Terakhir kali Raeun mabuk, ia hampir membakar flat nya. Lupakan tentang mabuk, Raeun tidak ingin mengambil resiko membunuh Yoongi karena rasa kesal pada suaminya sendiri.

Raeun menatap sinis pada jejeran bintang yang tersebar dilangit malam. Ia memang menyukai salah satu benda langit itu tapi malam ini rasa iri dalam hatinya mencuat keluar saat melihat benda itu berkeliaran bebas tanpa beban.

Bahkan ia bisa merasakan jika mereka mengejek hidupnya yang begitu menyedihkan ini. Ingin sekali rasanya Raeun mengumpat, melampiaskan pada benda tidak bersuara itu bagaimana perasaannya.

"Kalian terlihat sama menyebalkannya dengan kaktus dingin itu." gumamnya pelan.

Kaktus dingin?

Apakah yang dimaksud adalah Min Yoongi? Suaminya?

Yah anggap saja begitu, pria sekeras dan sekokoh kaktus dengan mulut setajam duri kaktus dan dingin mengalahkan kutub utara. Cocok sekali julukan itu diberikan untuk Yoongi.

Ingin sekali Raeun membasmi kaktus jenis itu, tapi itu hanya sekedar niatan yang tidak mampu menjadi kenyataan. Mungkin ada saatnya nanti kaktus itu berhasil ia basmi, dan kembali lagi pada waktu yang berjalan cepat namun tidak secepat keinginannya.

*****

Yoongi memarkirkan mobil pribadinya dihalaman rumah itu, tidak terlalu besar tapi masih terlihat kemewahannya. Rumah yang sudah dua tahun ia tinggali itu merupakan hasil keringatnya sendiri. Dulu Ayahnya selalu menentang pekerjaannya dengan alasan bisnis lebih cocok untuk Yoongi namun melihat kesuksesannya dibidang itu Ayahnya tidak pernah memaksa lagi. Usaha memang tidak membohongi hasil.

Ketika pria itu masuk, rasa penasaran seketika muncul dibenaknya karena tidak biasanya lampu diruang tengah padam. Memang biasanya padam, sebelum ada seseorang yang ikut tinggal dikediamannya.

'Apa wanita itu sudah tidur?' pikirnya.

Tidak terlalu memikirkannya Yoongi lantas melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Masih jam delapan malam, biasanya ia akan langsung tidur tanpa memikirkan waktu.

Let Go//MinYoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang