Twenty Three [LET GO]

2.7K 170 9
                                    

Masa lalu kelam itu akan terus mengikuti Raeun. Menyebabkan segores luka dihatinya yang tidak akan pernah mengering. Siapa yang rela ditinggalkan kedua orang tua tersayang dengan cara yang mengenaskan. Malam itu tidak akan terlupa, bagaimana Ibunya menggenggam tangan anak berusia sepuluh tahun itu dengan erat dan jangan lupakan senyuman tipis wanita itu yang seolah-olah mengatakan jika semua akan baik-baik saja.

"Apa ada sesuatu yang kau ingat saat kecelakaan itu? Ucapan terakhir atau apapun itu yang mungkin bisa menjadi petunjuk."

Meskipun terasa begitu menyesakkan namun Raeun berusaha mengingat sesuatu yang mungkin saja terlihat janggal saat kecelakaan itu terjadi. Walaupun tidak terlalu yakin dengan ingatannya tapi Raeun harus memberitahu detailnya kepada Seokjin.

Raeun mengangguk yakin "Aku ingat sesuatu."

"Katakan, jika terlalu sulit untukmu aku tidak akan memaksa. Aku tahu kau merasakan trauma yang dalam."

Raeun menatap Seokjin sekali lagi, tangannya bertaut erat mencoba menenangkan dirinya sendiri dan memantapkan hatinya. Ia mulai membuka bibirnya tapi getaran yang berasal dari ponsel Seokjin yang terletak diatas meja membuat Raeun kembali mengatupkan bibirnya. Menelan kembali apa yang akan ia katakan.

Seokjin melirik ponsel yang sudah berpindah digenggamannya. Pria itu menghela napas sejenak dan memberi kode kepada wanita dihadapannya itu untuk menunggu sejenak sebelum menjawab panggilan itu.

"Iya, aku segera kesana."

Tidak memakan waktu lama Seokjin menutup panggilan itu. Ia menatap Raeun dengan raut yang terselip rasa sesal. Bagaimanapun mereka akan membicarakan hal yang sangat penting bagi Raeun namun sepertinya Seokjin harus menundanya.

"Maaf. Aku harus pergi sekarang. Aku akan datang lagi kesini dan kau harus janji untuk memberitahuku apa yang kau ingat agar aku bisa membantumu."

"Iya aku mengerti. Aku pasti akan memberitahumu nanti."

Seokjin mengangguk dan melempar senyum andalannya sebelum berdiri "Kusarankan kau untuk pergi ke psikolog, itu akan membantumu menghilangkan trauma itu. Ada seseorang yang kukenal bisa mengatasinya."

"Tidak perlu. Kejadian itu juga kenangan terakhirku bersama orang tuaku, bagaimana bisa aku melupakannya."

Seokjin terdiam sejenak lalu mengangguk dan berbalik pergi dari cafe itu. Pandangan Raeun tidak lepas dari bahu bidang Seokjin sampai pria itu benar-benar menghilang. Ia melipat kedua tangannya dan meletakkan kepalanya yang terasa pening disana.

"Aku mohon berikan petunjuk agar aku tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan orang tuaku dan alasan Kakek menikahkanku dengan Yoongi."

Sampai sekarang Raeun masih bertanya-tanya apa alasan Kakek Min menikahkan mereka. Pertanyaan itu seakan mengendap dalam benaknya tanpa jawaban. Entah kesalahan apa yang dilakukan Kakek Min pada orang tuanya sehingga mengambil keputusan itu. Apakah ada hubungannya dengan kecelakaan itu?

Raeun terlalu takut untuk memikirkan hal itu, yang ia yakini Kakek Min adalah orang yang baik. Masih banyak hal yang membingungkan disekeliling wanita itu layaknya sebuah teka-teki yang harus ia pecahkan sendiri namun Raeun tidak yakin harus memulai darimana untuk memecahkannya.

Orang selalu mengatakan jika kita harus fokus pada masa depan tanpa melihat atau menengok kembali masa lalu yang pahit. Nyatanya tidaklah semudah itu, apa yang terjadi di masa lalu akan selalu memberikan dampak dimasa depan.
Kenangan buruk tidak harus dilupakan tapi sebagai pengingat agar tidak terulang kembali.

*****

Wanita berambut sebahu itu mendudukkan dirinya dibangku halte. Disekitar tempat itu masih terlihat beberapa orang yang berlalu lalang. Raeun menyandarkan kepalanya yang terasa pening dan berat dibesi penyangga bangku itu. Beberapa hal yang baru didengarnya hari ini menjadi faktor utama yang menyebabkan pikirannya kembali tidak tenang. Semuanya tidak semudah yang terlihat karena kenyataannya memang begitu rumit.

Let Go//MinYoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang