Twenty Seven [LET GO]

2.4K 158 22
                                    

Disaat kesedihan mulai memudar mengapa ketakutan kian mendera. Takut akan kehilangan, takut akan ditinggalkan. Masa lalu kelam menjadi sebuah pelajaran jika tidak ada yang abadi didunia ini. Semua akan berakhir entah karena maut atau ego yang menguasai.

Raeun takut merasakan kebahagiaan yang dalam, ia tidak ingin larut pada semua kebaikan takdir padanya. Semua itu bisa saja menjadi bomerang untuknya sendiri. Segala hal ada batasannya bahkan untuk kebahagiaan sekalipun.

Sumber bahagianya saat ini benar-benar mendekapnya. Seluruh hati dan jiwanya tercurah begitu dalam untuk pemilik hatinya. Membayangkan kebersamaan mereka selama ini tanpa sadar membuat Raeun menarik kedua sudut bibirnya.

Andai saja Yoongi mengucapkan kata cinta secara gamblang, namun pria itu hanya menyimpan kata itu untuk dirinya sendiri atau bahkan memang tidak ada rasa itu dihatinya. Meskipun begitu, Raeun rela menyerahkan seluruh hidupnya asalkan ia bisa selalu berada disamping Yoongi.

Duduk diruang tamu ditemani segelas minuman menjadi kebiasaan Raeun selama dua minggu ini. Demi menunggu sang suami entah pulang sore atau malam. Bersantai seperti ini tidak ada dalam rencana hidup Raeun. Lebih baik ia kelelahan karena bekerja daripada lelah tanpa alasan seperti ini. Tapi keputusan Yoongi sudah bulat untuk tidak membiarkan Raeun bekerja.

Raeun terperanjat karena suara bell pintu berbunyi, beberapa hal yang melayang dipikirannya hilang tak tersisa digantikan dengan rasa heran siapa yang bertamu. Untuk apa Yoongi menekan bell jika ia tahu berapa digit yang harus ditekan untuk membuka pintu.

Tidak ingin membiarkan tamu lama menunggu, Raeun bergegas membuka pintu dan keterkejutannya kian bertambah melihat seorang wanita dihadapannya sedang tersenyum manis padanya.

"Ibu?"

"Ya ampun, aku hampir melupakan menantuku." Wanita itu memeluk Raeun.

Mungkin orang lain tidak akan menyadari jika wanita itu sudah memiliki anak berumur dua puluh lima tahun karena wajahnya yang masih terlihat muda. Hanya sedikit kerutan yang mulai muncul disekitar wajahnya.

Wanita itu melepaskan pelukannya dan memandang menantunya dengan senyum yang enggan lepas dari bibirnya. Mungkin itu adalah salah satu rahasia wajahnya terlihat lebih muda.

"Ayo masuk dulu, bu. Ibu pasti lelah."

Raeun menuntun sang mertua memasuki kediamannya dengan Yoongi.

"Kenapa kalian tidak pernah mengunjungiku? Apakah anak nakal itu masih gila kerja?"

Raeun terkekeh sejenak mendengar panggilan itu untuk Yoongi. Bagaimana bisa Yoongi memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Ibunya. Kebanyakan sifat anak lelaki menurun dari sang Ibu.

"Ibu tahu sendiri kan Yoongi bagaimana?"

"Anak itu. Aku bahkan tidak tahu apa ia benar-benar merindukanku."

Cukup lama kedua wanita itu berbincang, terkadang gelak tawa mengiringi pembicaraan mereka. Raeun sudah menganggap Ibu Yoongi adalah Ibunya sendiri dan sebaliknya dengan Lee Mina-Ibu Yoongi- sudah menganggap Raeun seperti anaknya sendiri. Meskipun keduanya hanya bertemu sekali setelah acara pernikahan Yoongi dan Raeun.

Mina sedikit tahu tentang Raeun setelah mewawancarai Ayahnya bagaimana menantunya itu. Kesan pertamanya dulu pada Raeun memang sangat baik, melihat dari wajahnya saja Mina sudah cukup tahu bagaimana kepribadian Raeun. Maka dari itu tanpa pikir panjang ia langsung menyetujui usul sang Ayah untuk menikahkan Yoongi dengan Raeun.

"Ibu?"

Mina menoleh kearah darimana sumber suara itu sambil terkekeh karena pembicaraannya dengan Raeun. Suara yang sudah berbulan-bulan tidak ia dengar.

Let Go//MinYoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang