Raeun menapaki tepian jalan dengan langkah gontai. Sepanjang jalan ia melamun, tidak begitu fokus dengan sekelilingnya. Tenaganya hilang entah kemana seharian ini, seperti biasa hari-harinya tidak pernah berjalan dengan baik. Ia mendongak, menyipitkan matanya kala menemukan satu bintang yang bersinar ditengah gelapnya langit malam.
Ia berjongkok tidak perduli dimana dirinya sekarang bahkan tidak memikirkan jika saja ada orang jahat yang sedang mengikutinya dibelakang atau orang mabuk yang terakhir kali ia temui. Raeun terjebak dalam pikirannya sendiri, mencari jalan keluar agar ia bisa merasa tenang sekali saja. Tapi ia hanya berputar-putar pada jalan yang sama.
Raeun menyembunyikan kepalanya dikedua lengan yang ia lipat. Ia ragu, siapa dan apa yang harus ia percayai saat ini. Semuanya begitu samar, tidak ada pengakuan atau pun balasan yang ia inginkan.
Entah sebuah kebetulan atau kesengajaan, begitu ia mengangkat kepalanya, Yoongi sudah berada dihadapannya hingga membuatnya hampir terjungkal kebelakang jika saja tangan pria itu tidak menahan lengannya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Raeun tidak menjawab pertanyaan itu ia hanya menatap sepasang mata teduh dihadapannya berharap ada sesuatu yang bisa ia temukan disana. Tapi lagi-lagi ia tidak menemukan hasil apapun karena apa yang dipikirkan pria itu tidak bisa terbaca hanya dengan melihat matanya.
"Sudah berapa kali kukatakan. Hilangkan kebiasaan burukmu jika aku bertanya jawab bukan melamun."
"Maaf. Kau sendiri apa yang kau lakukan disini?"
"Menunggumu dirumah membuatku tidak tenang dan frustasi."
"Mengkhawatirkanku?"
"Apa perlu kujawab?"
Raeun menggeleng lalu melepaskan pandangannya karena memandang Yoongi sedekat ini lagi-lagi membuat ia tidak fokus. Belum lagi jantungnya yang berdetak tidak karuan.
"Aku hanya takut dan ragu. Aku takut kita tidak bisa melakukannya dan pada akhirnya aku yang akan menderita. Aku ragu jika kau benar-benar menginginkanku sebesar aku menginginkanmu, aku takut kau hanya menggunakanku sebagai pelampiasan karena hubunganmu yang gagal dengan Sora."
Yoongi menggeleng samar "Bukan aku yang membuatmu takut dan ragu tapi pikiranmu sendiri. Cukup pikirkan hal yang baik saja, kau selalu memikirkan kemungkinan buruknya."
Raeun menarik dalam napasnya, mengatur dirinya sendiri untuk melanjutkan ucapannya.
"Jika aku memikirkan kemungkinan kita akan berhasil pada akhirnya tapi takdir tidak mengizinkannya. Lalu aku harus bagaimana? Aku wanita, terlalu banyak hal rumit yang kupikirkan. Aku hanya perlu sebuah pengakuan dan kepastian bukan hanya kalimat yang kau janjikan tapi pada akhirnya kau ingkari begitu saja."
"Apa yang harus kulakukan agar kau percaya padaku. Percayalah aku sedang berusaha, hatiku memang belum sepenuhnya berubah tapi aku hanya memintamu untuk membantuku mengubahnya. Buat aku hanya mencintaimu dan bertekuk lutut padamu. Apapun caramu aku akan terima."
"Buktikan padaku."
Raeun menantang sosok dihadapannya, saat ini hanya sebuah pembuktian yang ia perlukan jika pengakuan dan kepastian belum bisa ia dapatkan.
Mereka saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka. Hingga akhirnya ditengah satu cahaya bintang mereka menyalurkan perasaan masing-masing dengan sebuah ciuman. Pembuktian yang tidak pernah Raeun bayangkan sebelumnya.
Keterkejutan terlihat jelas dari manik Raeun. Hatinya kian bergemuruh, perasaan cinta yang tidak semua insan bisa merasakannya dengan sembarang orang. Ciuman pertamanya dengan Yoongi dibawah cahaya bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go//MinYoongi
Fanfiction[ON GOING AND REVISI] Hal yang paling kubenci dalam diriku adalah mencintaimu. Cintamu mengurungku dalam pusaran yang terus menarikku dan mencoba menenggelamkanku. Bahkan aku berharap bisa mendapatkan cintamu walaupun cinta palsu. Min Yoongi. *Cerit...