Twenty Eight [LET GO]

2.3K 176 26
                                    

Raeun mendorong pintu cafe perlahan, alunan musik seketika menyerang pendengarannya. Didalam cafe tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang mengisi meja yang tersebar disana. Raeun menjatuhkan pandangannya pada Yoongi dan Sora yang mengambil tempat cukup jauh dari pintu masuk.

Baik Sora maupun Yoongi tidak saling bicara, keduanya hanya saling menatap dengan ekspresi yang sulit ditebak. Raeun enggan menghampiri mereka namun ponsel ditangannya terus bergetar. Ia hanya takut jika itu adalah panggilan penting yang mungkin saja berkaitan dengan pekerjaan.

"Aku hamil, Yoon."

Langkah Raeun terhenti, jaraknya hanya beberapa langkah dari tempat duduk mereka dan dua kata yang baru saja diucapkan Sora membuatnya terdiam.

Yoongi tidak menunjukkan rasa terkejutnya, wajah pria itu sempat menegang namun secepat kilat Yoongi kembali menetralkan ekspresinya. Raeun yakin ia hanya salah dengar, pikirannya tentu saja langsung menyangkal hal itu. Raeun melirik Yoongi yang masih memasang wajah tenang.

Raeun berniat kembali ketujuan awalnya untuk menghampiri mereka namun pertanyaan yang keluar dari bibir Yoongi membuatnya kembali menegang.

"Sudah berapa lama?"

Sekarang banyak pertanyaan yang muncul dibenak Raeun. Kenapa Sora memberitahu kehamilannya pada Yoongi? Kenapa Yoongi terlihat tenang dengan pengakuan Sora? Siapa Ayah dari anak yang dikandung Sora? Apa hubungan mereka sebenarnya masih ada?

"Dua minggu dan aku tidak tahu harus mengatakan ini pada siapa selain dirimu."

Tidak. Raeun tidak mampu lagi mendengar hal menyakitkan lainnya. Iya. Raeun sudah bisa menyimpulkan semuanya. Jika bukan Yoongi Ayah dari anak itu tidak mungkin Sora meneberitahu Yoongi. Yang Raeun tahu hubungan mereka sudah berakhir satu bulan yang lalu, ia bisa melihat bagaimana kesedihan Sora ketika menemuinya waktu itu. Sulit dipercaya jika Sora dengan mudah pindah kehati yang lain.

Raeun memutar tubuhnya, sekarang ia harus pergi dari tempat ini. Sudah cukup yang ia dengar dan tangisan Sora bisa menggambarkan jika wanita itu sedang berada dalam posisi yang sulit. Raeun menggigit bibirnya untuk menahan air mata yang sudah menggenang dalam pelupuk matanya. Ia kembali masuk kedalam mobil, menumpahkan tangisannya disana seraya menatap Yoongi dan Sora yang masih duduk ditempat mereka.

Begitu sakit rasanya melihat Yoongi dengan wanita lain dan Raeun tidak mampu membayangkan apa yang sudah mereka lakukan selama ini dibelakangnya.

Pantas saja Yoongi tidak pernah mengatakan cinta padanya karena nyatanya hati dan cinta pria itu hanya untuk satu wanita. Wanita yang saat ini tengah mengandung anaknya.

Ini bukan kesalahan Yoongi sepenuhnya, ini juga salahnya yang memberikan pria itu kesempatan untuk menyakitinya lebih dalam lagi.

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku? Apa yang membuatmu sebenci itu padaku sampai membuatku jatuh kedalam lubang yang lebih dalam lagi. Diantara kita sudah selesai, aku bahkan tidak yakin apakah kita pernah memulainya. Aku melepasmu, Yoon."

Raeun mengusap jejak airmata yang membasahi kedua pipinya. Ia memandang punggung Yoongi sekali lagi dan keluar dari mobil. Pergi adalah satu-satunya hal yang dipikirkan Raeun saat ini. Ia tidak akan mampu berpura-pura, seolah tidak pernah mendengar dan mengetahui apapun. Itu jauh lebih menyakitkan.

Raeun tidak memperdulikan tatapan aneh orang-orang yang melihatnya. Keadaannya memang kacau, airmata masih terus jatuh tanpa henti. Ia hanya terus berjalan tanpa tujuan.

Ditengah kekacauan hatinya Raeun menertawakan dirinya sendiri, betapa malang takdirnya. Mencintai tanpa dicintai. Raeun tidak menyesal pernah memegang tangan pria itu, memeluk tubuh pria itu atau bahkan ketika ia menyerahkan seluruh tubuhnya pada pria itu. Memori singkat itu kini hanya akan menjadi bayangan saja dan mungkin tidak akan pernah terulang.

Let Go//MinYoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang