Sebuah mobil melewati pagar tinggi yang sudah terbuka lebar. Suara decitan rem terdengar begitu jelas dihalaman sebuah rumah bagaikan istana itu. Raeun menelusuri sebagian objek yang mampu dijangkau oleh penglihatannya. Tidak ada yang berubah, masih sama sejak terakhir kali ia menginjakkan kakinya dirumah ini.
Pintu kemudi terbuka, Raeun mengalihkan pandangannya pada Yoongi yang sudah keluar dari mobil. Suasana canggung disepanjang jalan membuat Raeun merasa sesak. Ia melepaskan seatbelt nya yang masih terpasang sempurna lalu keluar mengikuti Yoongi yang sudah berjalan menuju pintu utama tanpa menunggunya. Hal itu membuat Raeun sedikit berdecak kesal.
Seperti yang Raeun katakan pada Yoongi tadi pagi bahwa mereka diminta untuk datang kerumah Kakek Min. Orang yang menjadi faktor utama penyebab hubungan yang rumit antara ia dan Yoongi. Menjebaknya pada sebuah perasaan yang membuat hati Raeun dirundung dilema.
Pintu utama terbuka sebelum sepasang suami istri itu sampai didepan pintu. Seorang wanita paruh baya dengan pakaian rapi khas pelayan tersenyum menyambut mereka. Wanita itu menundukkan badannya sejenak untuk memberi hormat pada salah satu cucu pemilik rumah itu.
"Selamat malam Tuan Muda Min Yoongi." Wanita itu memanggil Yoongi dengan lengkap. Panggilan yang selalu ia gunakan sejak dua puluh lima tahun silam.
"Selamat malam Bibi Han, bagaimana kabar Bibi?"
Yoongi melemparkan senyumannya yang dibalas dengan senyuman lebar oleh wanita yang sudah ia anggap sebagai seorang Ibu itu.
"Sangat baik. Lalu bagaimana kabar Tuan Muda?"
"Seperti yang Bibi lihat. Aku baik-baik saja." Yoongi mengangkat bahunya seolah memperlihatkan bahwa ia baik-baik saja namun nyatanya tidak dengan hatinya.
Raeun hanya memperhatikan percakapan singkat itu dalam diam, tidak ingin bergabung dengan kedua orang yang tengah menikmati perbincangan mereka dihadapannya. Ia mengedipkan matanya berkali-kali saat melihat pria yang berdiri disampingnya tengah tersenyum lebar. Senyuman yang pasti ditujukan pada wanita paruh baya dihadapan mereka.
Senyuman Yoongi seperti sebuah mantra yang mampu menyihir Raeun, membuatnya enggan melepaskan pandangannya. Andai saja senyuman itu ditunjukkan padanya, Raeun yakin bahwa dirinya akan semakin jatuh pada Yoongi. Namun nyatanya itu hanya keinginan yang Raeun sendiri tidak tahu apakah akan terwujud untuknya.
Raeun membuyarkan lamunannya saat namanya dipanggil oleh wanita yang dipanggil Bibi Han itu.
"Nona, bagaimana kabarmu?"
Dengan setengah kesadarannya Raeun membalas senyuman Bibi Han dengan kaku seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Ia melirik Yoongi yang juga menatapnya.
"Aku baik-baik saja, Bi?"
Raeun hanya pernah bertemu sekali dengan Bibi Han, saat pernikahannya dengan Yoongi. Itu pun mereka tidak banyak bicara jadi Raeun masih merasa sedikit canggung dengan Bibi Han. Senyuman tulus Bibi Han mengingatkan Raeun pada sosok Ibunya.
"Kalau begitu, ayo masuk. Tuan sudah menunggu kalian didalam."
Bibi Han membuka lebar pintu utama. Setelah mengucapkan terima kasih, Yoongi dan Raeun masuk kedalam rumah itu. Bibi Han membawa mereka keruang makan dimana sang Kakek sudah duduk disalah satu kursi menunggu mereka.
"Aku pikir kalian tidak akan datang."
Yoongi tidak membalas ucapan sang Kakek, ia langsung mendudukkan dirinya disalah satu bangku. Sedangkan Raeun berdiri canggung, terasa jelas aura Yoongi yang kurang bersahabat dengan Kakek Min.
"Raeun, kemarilah. Duduk disamping Yoongi."
Raeun tersenyum pada Kakek Min sejenak lalu melangkah kearah dimana Yoongi duduk. Ia menarik bangku itu dan mendudukkan dirinya disamping Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go//MinYoongi
Fiksi Penggemar[ON GOING AND REVISI] Hal yang paling kubenci dalam diriku adalah mencintaimu. Cintamu mengurungku dalam pusaran yang terus menarikku dan mencoba menenggelamkanku. Bahkan aku berharap bisa mendapatkan cintamu walaupun cinta palsu. Min Yoongi. *Cerit...