Semilir angin sore berhembus perlahan, terasa begitu sejuk dan juga sedikit dingin. Mendung mulai memenuhi langit yang sebelumnya begitu cerah sepanjang hari, memberikan tanda jika hujan akan segera turun. Meskipun begitu tidak membuat Raeun segera beranjak dari tempatnya berdiri dan tidak menghiraukan udara yang semakin dingin menyentuh kulitnya.
Suasana tenang dan damai memberikan sedikit kenyamanan bagi Raeun. Meninggalkan kebisingan kota dan juga masalah yang terjadi begitu cepat disana. Raeun tidak menginginkan akhir yang seperti ini. Ia tidak cukup mempersiapkan diri, jika saja dari awal Raeun menyadari posisinya maka tidak akan seburuk ini.
Meskipun wajahnya terlihat tenang namun berbeda dengan pikirannya yang berlarian kesana kemari mencari jalan keluar. Pikirannya begitu buntu dan hanya satu yang ia pikiran, melepaskan. Namun, disisi lain Raeun juga membutuhkan Yoongi disampingnya karena bagaimanapun keadaannya yang juga tengah mengandung saat ini.
Terlalu fokus pada pikirannya yang seperti benang kusut, Raeun tidak menyadari kehadiran Hanbin disampingnya. Hanbin sudah cukup lama mengawasi Raeun dari jauh,ia hanya takut Raeun akan melakukan hal buruk.
"Jangan terlalu banyak berpikir, apa kau tidak lelah? Aku yang melihatnya saja merasa lelah. Kau hanya diam disini namun tenagamu seperti terkuras habis."
Raeun menoleh, menatap Hanbin yang tersenyum padanya. Sebenarnya berat bagi Raeun untuk melibatkan Hanbin dalam masalahnya namun sepertinya hanya Hanbin yang mampu membantunya kembali seperti semula.
"Hanya saja.. Jika bisa aku juga tidak ingin memikirkannya tapi pikiranku terlalu sulit untuk dikendalikan."
"Apa yang akan kukatakan pada Bibi Song jika ia melihatmu terus termenung seperti ini."
"Katakan saja sedikit kebohongan maka akan selesai."
Hanbin mengusap kepala Raeun, meskipun wanita itu tersenyum namun sangat terlihat jelas jika itu hanyalah senyum yang dipaksakan. Setelah itu hanya ada senyum canggung yang diperlihatkan Raeun.
"Seharusnya sebelum kita kesini kuberikan tinjuku pada pria itu."
Raeun tersenyum singkat lalu mengusap wajahnya dengan frustasi, bahunya bergetar mengeluarkan tangisan yang terus ditahannya. Semakin ia mengingatnya maka semakin kencang pula tangisannya. Raeun memang lemah, dirinya tidaklah sekuat yang orang lain pikirkan. Perasaannya saat ini sama dengan yang ia rasakan ketika orang tuanya pergi. Sulit untuk diterima namun mau tak mau harus ia terima.
Melihat Raeun kembali serapuh ini, Hanbin hanya bisa memandang wanita itu dengan pandangan iba dan bersumpah akan menghabisi pria yang sudah membuat Raeun kembali seperti ini. Tangan Hanbin terulur untuk meraih bahu Raeun berniat memberikan ketenangan pada wanita itu namun ia urungkan karena Hanbin masih menghargai Raeun. Ia tidak akan mengambil kesempatan apapun disaat seperti ini, Hanbin hanya berjanji pada dirinya sendiri bahwa setelah ini ia akan membawa Raeun pergi jauh dan membahagiakan Raeun.
"Maaf, aku selalu seperti ini didepanmu. Padahal aku sudah berjanji padamu akan bahagia tapi lagi-lagi aku menunjukkan wajah menyedihkanku padamu." Ucap Raeun yang masih terisak dan menyembunyikan wajahnya dari Hanbin.
"Iya, aku merasa kecewa padamu karena kau mengingkari janji. Tapi aku tidak akan pernah ragu datang padamu ketika kau membutuhkanku."
"Terima kasih Hanbin, kau memang sahabat terbaikku." Ucap Raeun yang kembali mengingatkan Hanbin pada kenyataan jika Raeun hanya menganggapnya sahabat, tidak lebih dan itu terasa menyakitkan.
"Jika pria itu datang kembali padamu, apa kau akan memberikannya kesempatan lagi?"
Pertanyaan Hanbin sukses membuat Raeun mematung, ia ragu untuk menjawab karena dirinya sendiri masih belum sepenuhnya yakin pada keputusan yang diambilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go//MinYoongi
Fanfiction[ON GOING AND REVISI] Hal yang paling kubenci dalam diriku adalah mencintaimu. Cintamu mengurungku dalam pusaran yang terus menarikku dan mencoba menenggelamkanku. Bahkan aku berharap bisa mendapatkan cintamu walaupun cinta palsu. Min Yoongi. *Cerit...