It's alright to not be fine
------
Seokjin menerima segelas kopi yang dipesannya setelah kurang lebih lima belas menit mengantri. Pagi ini kantin cukup ramai karena hujan yang baru saja mengguyur kota itu sehingga banyak dari karyawan dikantor itu yang memilih menghangatkan tenggorokan mereka dengan segelas kopi sebelum memulai aktivitas bekerja.
Setelah meninggalkan area kantin Seokjin berjalan kearah pintu lift berada untuk menuju ruangannya yang terletak dilantai sepuluh. Sesekali Seokjin mendapat sapaan dari karyawan yang dikenalnya dan dibalas senyuman pula oleh pria itu.
Seokjin adalah tipikal pria yang mudah bergaul dan tidak kaku sehingga ia banyak dikenal oleh karyawan dikantor itu. Ditambah wajahnya yang tampan menjadi alasan bagi para wanita dikantor itu mendekatinya. Tidak sedikit yang diam-diam menaruh hati padanya dan tidak sedikit pula yang secara terang-terangan menggodanya. Kharisma seorang Kim Seokjin terlalu sulit untuk diabaikan begitu saja.
Sambil menunggu pintu lift terbuka Seokjin membaca dengan fokus sebuah laporan yang berada ditangannya, sesekali menyeruput kopinya yang tersisa setengah. Tidak lama ada seorang wanita yang berdiri disampingnya dan Seokjin hanya melirik sekilas pada wanita itu tanpa berniat menyapanya.
Pintu besi itu terbuka mempersilahkan kedua orang itu untuk masuk kedalamnya. Seokjin menekan angka lantai yang ditujunya setelah pintu itu tertutup.
"Kita perlu bicara."
Wanita itu membuka suara setelah pintu besi itu tertutup. Ia melipat kedua tangannya seraya menatap lamat pada Seokjin yang tidak kunjung memberikan jawaban. Wanita itu sudah terbiasa dengan Seokjin yang selalu saja menghiraukannya.
"Aku tahu kau mendengarku dan apa tidak bisa kita bicara sebentar saja."
Seokjin menutup sebuah buku laporan ditangannya dan kembali menyeruput kopinya sampai tandas.
"Tidak ada yang ingin ku bicarakan denganmu."
Pintu berdenting menandakan bahwa mereka sudah sampai dilantai yang dituju. Seokjin sudah bersiap melangkah keluar saat pintu sudah terbuka namun lengannya ditarik dengan paksa oleh wanita disampingnya itu.
"Ya! Kang Sora lepaskan aku!"
"Tidak!! Sebelum kita bicara Kim Seokjin."
Seokjin berdecak kesal karena ulah Sora, wanita yang benar-benar tidak disukainya selama ia mengenal wanita itu.
Dengan kasar Seokjin menghentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Sora. Ia benar-benar tidak perduli dengan Sora yang notabene adalah seorang wanita.
"Apa maumu?"
Sora kembali melipat kedua tangannya. "Mauku hanya satu. Jawab pertanyaanku."
Seokjin tidak membalas ucapan Sora, ia hanya menunggu wanita itu menyelesaikan kalimatnya. Jujur saja, Seokjin sangat tahu apa yang akan ditanyakan oleh wanita dihadapannya ini.
"Pertanyaanku masih sama. Apa alasanmu membenciku?"
"Jawabanku masih dan akan selalu sama."
Sora menghela napas kesal dan memejamkan kedua matanya sejenak. Selalu itu jawaban yang diterimanya jika ia bertanya perihal apa alasan Seokjin membencinya. Sejak ia mengenal Seokjin lima tahun yang lalu, pria itu selalu menunjukkan sikap yang terang-terangan tidak menyukainya. Bahkan Seokjin sangat menentang hubungannya dengan Yoongi hingga saat ini.
"Tidak. Itu bukan alasanmu yang sebenarnya. Aku yakin."
"Terserah kau mau percaya atau tidak. Aku juga memiliki satu permintaan padamu. Lepaskan Yoongi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go//MinYoongi
Fiksi Penggemar[ON GOING AND REVISI] Hal yang paling kubenci dalam diriku adalah mencintaimu. Cintamu mengurungku dalam pusaran yang terus menarikku dan mencoba menenggelamkanku. Bahkan aku berharap bisa mendapatkan cintamu walaupun cinta palsu. Min Yoongi. *Cerit...