Kebisingan yang berasal dari gelak tawa maupun ocehan beberapa orang ditempat itu terdengar begitu jelas dipendengaran Yoongi. Namun hal itu tidak dihiraukan oleh pria berkulit putih pucat itu. Pria itu hanya fokus pada
segelas minuman bening yang menemaninya malam ini.Tiga botol sudah tandas tanpa sisa, walaupun begitu Yoongi tidak berniat menghentikan aktivitasnya, ia terus menuangkan minuman itu pada gelas ditangannya dan terus meminumnya tanpa ada yang menghentikan. Mengabaikan beberapa makanan yang juga dihidangkan bersama minuman itu dan tidak disentuhnya sedikitpun.
Jika pikirannya sedang kacau dan berkecamuk seperti ini maka Yoongi akan melampiaskannya dengan beberapa botol soju yang sudah seperti hal pokok dinegara ginseng itu. Tidak seperti kebanyakan orang yang menenangkan diri mereka di bar atau club malam, Yoongi lebih memilih sebuah kedai yang biasa digunakan sebagai tempat berkumpul bersama teman atau rekan kerja.
Bagi Yoongi kebisingan ditempat itu lebih baik daripada dibar, belum lagi jika ada wanita yang terang-terangan menggodanya.
Tepat dibotol kelima Yoongi menjatuhkan kepalanya diatas meja. Separuh kesadarannya sudah direnggut oleh pengaruh alkohol membuatnya sedikit meracau tidak jelas.
Suasana dikedai itu perlahan-lahan mulai hening, tidak seperti beberapa waktu yang lalu karena banyak yang sudah menarik diri dari sana. Yoongi sudah semakin tidak sadar, matanya tertutup rapat namun bibirnya masih setia meracau.
Pemilik kedai itu menghampiri Yoongi. Kebingungan jelas terpancar diwajah wanita paruh baya itu, enggan untuk membangunkan Yoongi namun ia sudah harus menutup kedai itu karena malam sudah semakin larut.
Dengan ragu, wanita itu mengguncang perlahan tubuh Yoongi namun hal itu tidak berpengaruh sedikitpun pada pria itu. Ia hanya bergerak merubah posisinya tanpa membuka mata.
"Permisi Tuan, kedai ini ingin kami tutup. Bangunlah."
Wanita itu mendesah karena usahanya sia-sia. Sudah berulang kali ia membangunkan Yoongi. Getaran ponsel yang terletak diatas meja mengalihkan perhatian wanita itu. Ponsel yang diyakini milik Yoongi itu bergetar menampilkan sebuah panggilan disana. Dengan cepat wanita itu meraih ponsel itu dan mengangkatnya.
"Halo. Yoongi kau dimana?"
"Halo. Apa Anda teman pemilik ponsel ini?"
"Iya, kau siapa? Dimana Yoongi?"
"Pria itu sepertinya mabuk berat. Ia sedang berada dikedaiku, jika Anda bisa kesini tolong bawa dia pulang karena dari tadi aku mencoba membangunkan tapi tidak berhasil."
"Baiklah. Aku akan kesana, terima kasih."
"Iya."
Setelah meletakkan ponsel itu kembali ditempatnya, wanita paruh baya itu beranjak dari sana seraya mengambil beberapa botol kosong dimeja itu.
Tak sampai sepuluh menit, pintu kedai itu terbuka menampilkan sosok pria dengan pakaian casual yang melekat ditubuhnya. Pria itu langsung menghampiri meja yang berada disudut kedai itu. Kedai itu nampak kosong dan hanya Yoongi yang masih setia meringkuk disana. Pria itu sedikit mengumpat mendapati Yoongi yang sudah tidak sadarkan diri dimeja itu.
Bau alkohol semakin menyeruak setelah pria itu duduk disamping Yoongi. Ia berdecak kesal dan menendang meja dengan kasar untuk membangunkan Yoongi namun Yoongi lagi-lagi hanya merubah posisinya.
"Astaga, berapa botol yang kau minum, hah?"
Pria itu mengangkat satu botol dihadapannya dan menatapnya bergantian dengan Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go//MinYoongi
Fanfiction[ON GOING AND REVISI] Hal yang paling kubenci dalam diriku adalah mencintaimu. Cintamu mengurungku dalam pusaran yang terus menarikku dan mencoba menenggelamkanku. Bahkan aku berharap bisa mendapatkan cintamu walaupun cinta palsu. Min Yoongi. *Cerit...