Twelve [LET GO]

2.7K 201 2
                                    

Pintu kaca itu tertutup sesaat setelah seorang gadis keluar dari sebuah cafe yang terdapat disalah satu pusat kota. Dua buah kantong besar yang berisi sampah bertenggar dikedua tangannya. Ia menepuk kedua tangannya setelah meletakkan dua kantong itu ditempat sampah yang letaknya disamping cafe itu.

Gadis itu berbalik, hendak pergi dari sana karena jam kerjanya yang sudah selesai. Disekitarnya tampak ramai orang yang berlalu lalang karena ini sudah jam pulang kerja untuk orang kantoran. Ia merogoh tas selempangnya, mengambil ponsel yang sejak pagi tadi tidak tersentuh karena sibuk bekerja.

Sambil berjalan kearah dimana halte bus berada gadis itu masih sibuk dengan ponselnya. Sesekali ia memainkan jari-jarinya yang terlihat seperti sedang menghitung sesuatu.

"Sepertinya bulan ini aku terlalu banyak pengeluaran. Seminggu lagi gajiku baru keluar dan uangku sudah menipis. Aku sudah berjanji tidak akan mengambil uang ditabungan." gadis itu menggeleng sejenak dan menghela napasnya berat.

"Baiklah, ramen tidak buruk untuk menghemat uang sampai minggu depan." gumamnya lagi dengan mantap.

Ponsel itu kembali disimpannya kedalam tas dan ia merapatkan jaket yang membalut tubuhnya. Udara dingin semakin bertambah karena musim dingin yang sudah semakin dekat. Bus tujuannya sudah berhenti dihalte membuat gadis itu mempercepat laju langkahnya namun ia dihadang oleh dua orang berpakaian formal dihadapannya.

"Permisi, Anda menghalangi jalanku."

Kedua pria itu enggan beranjak dari sana membuat gadis itu berdecak dan berniat menerobos mereka namun lagi-lagi kedua orang itu menghalanginya. Gadis itu menatap dua pria itu dengan curiga dan waspada, bisa saja mereka adalah orang jahat. Tapi gadis itu tidak memasang wajah takut sedikitpun karena banyak orang yang berlalu lalang disekeliling mereka. Tidak mungkin jika kedua pria itu hendak berbuat jahat dengannya ditengah keramaian seperti ini.

"Maaf. Bisakah Anda ikut dengan kami?"

Salah satu dari mereka membuka suara yang terdengar begitu tegas dipendengaran gadis itu. Ia semakin mencurigai dua orang itu. Tampilan mereka pun lebih seperti bodyguard atau penjaga presiden saja dengan wajah yang datar.

"Kalian siapa? Ada perlu apa denganku?"

"Bukan kami. Tapi majikan kami meminta agar kami membawa Anda"

"Tunggu." gadis itu mengangkat tangannya untuk berjaga-jaga bila saja mereka melakukan kekerasan padanya.

"Majikan? Siapa dia?"

Gadis itu bertanya-tanya dalam benaknya, siapa sebenarnya yang dimaksud kedua orang aneh itu. Seingatnya, ia tidak memiliki teman atau bahkan kenalan yang memiliki orang-orang seperti bodyguard itu.

Let Go//MinYoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang