But it’s no use, it’s a dream to be broken
I run and run, but I’m not getting anywhere-----
Ketukan palu diatas meja hijau itu menjadi pertanda bahwa sidang yang penuh ketegangan telah berakhir. Beberapa orang yang ikut menyaksikan persidangan itu telah menarik diri, satu per satu dari mereka keluar dari ruangan beraura menegangkan itu. Begitu pula saksi yang menjadi tokoh utama dalam persidangan sudah dituntun keluar.
Yoongi menyandarkan punggungnya sejenak pada sandaran kursi diiringi dengan hembusan napas lelah dari bibirnya. Sekarang hanya tersisa dirinya seorang diri diruangan itu. Yoongi menatap setumpuk kertas yang tergeletak diatas meja dihadapannya tanpa minat kemudian mengambil kertas itu dan membawanya keluar.
Selepas menghabiskan waktu selama kurang lebih dua jam diruang sidang Yoongi kembali keruangannya. Jubah kebesaran yang sebelumnya melekat ditubuhnya telah tergantung rapi disudut ruangan.
Yoongi menghampiri kursinya yang terlihat begitu nyaman lalu mendudukkan dirinya disana seraya bersandar melepas segala kepenatan yang menyerang tubuh serta kepalanya seharian ini. Perlahan ia memijit pelan pelipisnya yang mulai terasa pening.
Tok...Tok...Tok
Suara ketukan pintu kembali menyadarkan Yoongi, tanpa menunggu pemilik ruangan membukakan pintu, pintu kaca itu sudah terbuka. Nampak seorang pria dengan setelan jas yang rapi melemparkan cengirannya kepada Yoongi dan hanya dibalas dengan dengusan kesal.
"Kau mengganggu acara istirahatku."
Pria bernama lengkap Kim Seokjin itu hanya terkekeh sejenak lalu mendudukkan dirinya dibangku yang berada dihadapan Yoongi. Ia melemparkan beberapa lembar kertas keatas meja Yoongi.
"Tidak ada waktu untuk istirahat Jaksa Min."
"Apa lagi ini?"
Yoongi menunjuk beberapa lembar kertas itu seraya menatap Seokjin malas lalu ia mengambil kertas itu dan membacanya dengan serius.
"Aku baru saja mendapatkan laporan itu dari mantan supir Ahn Hyun Suk, ia mengatakan setelah bercerai dengan istrinya Ahn Hyun Suk mendapatkan tujuh puluh persen saham milik istrinya dengan memanipulasi setiap laporan keuangan yang masuk."
Seokjin menjelaskan inti dari isi kertas itu seraya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ia menuangkan kopi kedalam cangkir yang berada diruangan milik Yoongi tanpa sungkan. Hal itu memang sudah menjadi kebiasaannya dan Yoongi pun tidak mempermasalahkan hal itu.
Seokjin adalah seorang pengacara yang kebetulan saat ini sedang menangani kasus yang juga ditangani Yoongi sehingga ia harus mencari bukti-bukti terkait kasus itu dan melaporkannya pada Yoongi.
Seokjin juga salah satu teman Yoongi selama kuliah dulu dan mereka lulus bersama, meskipun mengambil bidang pekerjaan yang berbeda namun keduanya masih sering dipertemukan dengan kasus yang sama.
"Pria tua itu begitu licik."
Yoongi berdecak kesal lalu kembali memijat pelipisnya yang rasanya ingin pecah, ia memang sudah biasa dengan kasus seperti ini namun bukan berarti itu tidak menguras otaknya.
"Kau lihat sendiri bukan tadi, pria itu tidak ingin membuka suara sedikitpun padahal pertanyaan yang kukeluarkan juga bisa disebut ancaman. Ahn Hyun Suk benar-benar membungkam setiap orang yang terlibat dengannya, entah ancaman apa yang ia gunakan."
Seokjin hanya mengangguk setuju sambil menyeruput kopinya.
"Hanya satu orang yang belum kita selidiki, sepupunya yang bernama Jung Won. Mengingat istrinya pernah menyebutkan mereka sering berhubungan. Besok aku akan menemuinya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go//MinYoongi
Fanfiction[ON GOING AND REVISI] Hal yang paling kubenci dalam diriku adalah mencintaimu. Cintamu mengurungku dalam pusaran yang terus menarikku dan mencoba menenggelamkanku. Bahkan aku berharap bisa mendapatkan cintamu walaupun cinta palsu. Min Yoongi. *Cerit...