Bab 8 (Revisi)

5.7K 275 8
                                    

Bukan author pelit yang privasi cerita... Author gak akan maksa kalian follow akun Author... Pasalnya bagi Auhtor sebuah karya bebas dinikmati siapapun tanpa SYARAT 😊😊😊

••¤••

Hari ini adalah hari kedua Humaira kerumah calon mertuanya. Entah ia agak kaget karena ibunya bilang ini proses pendekatan dengan keluarga. Huuuft... Rasanya belum siap! Kemarin faham nya ia mengantar kue saja. Eh ternyata!

"Assalamualaikum.... " salam Humaira pada seorang pembantu, setelah ia di izinkan satpam masuk ia pun langsung melangakh kesebuah mansion megah itu.

"Waalaikumsallam... Eh Den Ayu Humaira... Mari masuk... Sudah ditunggu nyonya besar" ucap perempuan paruh baya itu. Batin Humaira kok kenal???

"Silahkan... " ucap pembantu itu ramah.

"Sayaaaang..... Datang lagi akhirnya, mama kangen... " ucap Raiahan langsung menyambut hangat lalu memeluk Humaira. Jujur Humaira sangat canggung...

Ini masih kedua kalinya ia berkunjung tetapi sudah seperti saudara. Bagi tante Raihana mungkin??

"Ehm... Maaf ya tan.. Humaira telat ya??" tanya Humaira sambil tersenyum kikuk.

"Duh... Kok tante sih! Mama! Udah berapa kali mama bilang kalo panggil itu mama" ucap Raihana agak cemberut.

"I-iya... Ma... Maaf in Humaira" ucap Humaira. Jujur setiap kali memanggil akan ada rasa tak enak.

"Kok minta maaf.... "

Lah.. Salah...

Dan apakah mansion sebesar ini hanya dihuni Mama Raihana, pasalnya setiap kali dirinya disini, selalu sepi.

"Sayang... Mama mau kasih sesuatu kekamu" ucap Raihana lalu mengajak Humaira duduk diruang keluarga.

"Ini mama ada hadiah baju, tas, sepatu, trus ini.... Mama ada gelang...kalung... Jilbab... " ucap Raihana menggebu sambil memberikan tas belanjaan yang sangat banyak.

"Ini untuk kamu semua, kamu sukakan... " ucap Raihana antusias.

Humaira terkejut.

"Ma- iniii... " Humaira sangat kaget, atas dasar apa??

"Ma... Humaira gak bisa menerimanya... " ucap Humaira akhirnya setelah menatap lama barang belanjaan itu. Tampak sudut bibir Raihana tertarik kebawah.

"Kenapa?" tanya Raihana.

Lalu seorang pembantu menyuguhkan minuman

Humaira tersenyum lembut lalu memegang tangan Raihana.

"Humaira gak butuh itu semua, perhatian mama pada Humaira udah cukup bagi Humaira" ucap Humaira tersenyum arif.

"Tapi inikan sebagai ganti kamu udah bawain kue ke mama"

"Itu cuma kue ma.... Gak sebanding dengan yang mama kasih... Humaira gak enak... Humaira udah anggap mama ibu Humaira sekarang... "

"Duh... Sayaaaang.... Mama gak tau harus bilang apa... Tapi... Ini bener mama kasih buat hadiah kok... "

Suasana jadi canggung.

"Gimana kalo bikin kue aja? Kan Humaira kesini mau bantu mama bikin kue" tanya Humaira yang melihat buku resep yang banyak dirak buku buffet. Ia jadi teringat niatnya kesini tadikan kata ibunya menemani Raihana bikin kue kering.

"Eh... "

"Oh iya tadi mama habis bikin beberapa adonan ayo!!"

"Sampe lupa.... Haduuuh... "

Humaira tersenyum. Entah dari mana angin datang, tapi ia merasa hubungan ini jadi sangat akrab, terjalin dengan cepat. Ia sudah mengerti dan faham sekarang.

Skip...

Setelah berkutat kini beberapa kue kering sudah terususun rapi dalam toples.

"Akhirnya selesai.... Senangnya mama bisa masak bareng sama calon mantu... " ucap Raihana, yang entah membuat pipi Humaira merah.

"Kamu manis banget sih... "

"Ehm... Kue nya mau mama jual ya... " tanya Humaira mengalihkan. Raihana tampak menatap sendu.

"Sedihnya tuh gini... Mama gak ada usaha toko kue, tapi suka bikin kue, dan malangnya gak ada yang makan... Paling cuma sedikit... Padahal bikin kue itu hobi mama" ucap Raihana.

"Kenapa gak disedekahin aja ma... Dipanti" tanya Humaira, tampak binar dimata Raihana.

"Ya Allah... Iya ya sayang... Tapi kan mama bikin nya dikit-dikit... "

"Nah berhubung banyak... Gimana kalo Humaira bantu sedekahin... Ini enak loh ma kuenya" ucap Humaira sambil tersenyum.

"Ehm... Jadi gak sabar pengin ngambil kamu!"

"Hah?"


"Sayang tapi kamu terima hadiah mama ya... " ucap Raihana berharap.

Humaira tampak berfikir sambil menatap. Ia benar-benar tidak enak sekali.

"Yaudah Humaira terima... Tapi dengan satu syarat... " ucap Humaira
Raihana tampak menatap.

"Jangan kasih Humaira hadiah lagi... " ucap Humaira tersenyum.

"Tapi... "

"Ma...."

"Baiklah.... "

"Duh.... Calon mantu... "

Mereka tak tau bahwa sebenarnya ada seorang yang menatap kegiatan mereka. Dengan tatapan hangat yang tidak bisa diartikan.


"Jadi dia.... "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ehm.... Vote n comment Author juga gak maksa kok.... Hehehe

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang