Bab 27

4.8K 212 4
                                    

Humaira berjalan menyusuri rak-rak buku yang tertata rapi disetiap tempat, rak itu sangat besar dan panjang, karena banyaknya rak membuat benda itu membentuk sebuah jalan cacing, hehe.

Ya.. Rak-rak itu bekelok-kelok, banyak sekali buku disana. Tentu karena ini perpustakaan daerah, Humaira jadi kebayang, kalo perpustakaan daerah sebesar ini, lalu perpustakaan negara sebesar apa? Humaira tersenyum kecil.

Ia ke rak khusus untuk buku yang dijual, dan boleh dibeli. Memilih-milih sambil melihat harga.

Ia pun berjalan ke rak yang disitu dikhususkan untuk buku fiksi, ya berbagai novel banyak sekali, yang Best Seller pun ada disana, komplit! Aduh... Tempat ini Humaira banget... Apalagi Humaira yang hobbi baca, plus koleksi buku-buku.

Humaira mulai melihat-lihat novel, ada beberapa novel yang sudah pernah Humaira baca, ada juga novel yang sangat Humaira cari-cari ketemu disini. Humaira bakal betah kalau gini jadinya.

Saat Humaira hendak mengambil buku yang ingin ia lihat, Humaira tak sengaja menjatuhkannya, karena letak buku tadi ada di rak atas jadi Humaira kesulitan mengambil. Humaira membungkuk hendak mengambil buku itu.

Lagi-lagi ada seseorang yang juga akan mengambil benda yang akan Humaira lihat. Humaira terpaku, ia segera mengambil buku itu lalu berdiri tegap, ternyata laki-laki... Humaira menjauhkan dirinya, saat laki-laki itu mulai menatapnya Humaira tertegun.

Cukup lama, hingga laki-laki itu menyadarkan Humaira dari lamunannya dengan melambai didepan wajah Humaira. Humaira segera sadar, lalu menunduk. Astagfirullah..... Ampuni Humaira ya Allah.... Batin Humaira sambil memejamkan mata.

"Hai... " sapa laki-laki itu, Humaira tersenyum

"Hai juga.... Mor-dan.. Iya kan..?!" tebak Humaira, laki-laki itu tersenyum lalu memasukan tangannya kedalam saku celananya.

"Kau masih mengenalku ya..." ucapnya sambil melihat sebuah buku, Humaira sedikit memiringkan kepalanya, lalu tersenyum kecut.

"Hmm" dehem Humaira akhirnya, lalu sibuk memilih novel lagi, kesan pertama menurut Humaira... Pada laki-laki itu adalah... Sedikit menyebalkan..

Mordan, laki-laki itu tersenyum miring.

"Cuek sekali ya... Humaira... " kekeh Mordan. Humaira tak menatap tapi ia berucap.

"Kau masih mengenalku ya... " ucap Humaira datar, ada rasa sedikit kesal, ia pun mengikuti gaya bicara Mordan tadi, Mordan yang mendengarnya terkekeh melihat tingkah Humaira.

"Oke.. Kita impas... Senang bertemu denganmu lagi Humaira... " ucap Mordan lalu menatap Humaira, Humaira perlahan ikut menatap Mordan.. Lalu tersenyum kecil.

Kok ada yang berbeda ya... Saat acara pernikahan kakaknya, Mordan tampak tak acuh sekali padanya, tapi sekarang... Sifatnya seperti bertemu dengan teman lama.

"Ya.. Senang juga bertemu denganmu.. " jawab Humaira

"Apa kabarmu... Akhir-akhir ini aku tidak pernah melihatmu bersama-sama lagi dengan temanmu... " heran Mordan sembari bertanya. Humaira sedikit tertegun lagi.

Tuh kan... Nada bicaranya menunjukan seperti bertemu lagi dengan teman lama... SKSD, intinya. Akhir-akhir ini? Gak salah? Bertemu dengan Mordan baru sekali.... Itu pun karena mamanya Kirana mengenalkannya pada Mordan, Humaira menggeleng.

"Aku... Pindah rumah.. " jawab Humaira lalu hendak pergi karena ia sudah memilih beberapa novel untuk ia beli.

"Aku Permisi dulu... Mordan"

"Pindah... " gumam Mordan terheran, ada yang aneh...

Mordan hendak memanggil namun Humaira sudah pergi dan hilang dibalik rak buku sebelah. Mordan pun mengejar Humaira yang hendak membeli.

"Humaira!" panggil Mordan, Humaira berbalik.

"Ya?" tanya Humaira menyahut.

"Boleh minta... Nomer telfon?" tanya Mordan gugup, Humaira mengernyit.

"Maaf Mordan aku tidak bawa ponsel" bohong Humaira. Ia gugup menjawab pasal dia berbohong untuk pertama kalinya. Mordan memasang tampang kecewa.

"Kamu tidak ingat?" tanya Mordan lagi.

Humaira cemas, dia tidak ingin memberi nomer ponselnya kesembarang orang, selain orang tertentu dan yang menurutnya penting.

"Ti-tidak.. " jawab Humaira gugup lagi, Mordan menghela nafas.

"Maaf sekali Mordan.... Maaf... " ucap Humaira menyesal, ya menyesal karena bohong. Ya Allah... Ampuni hambamu ini.... Ucap Humaira dalam hati.

"Maaf Mordan, aku benar-benar minta maaf... Sekali lagi maaf... Aku permisi" ucap Humaira gugup lalu berbalik, Humaira memejamkan matanya lalu menggeleng, mulutnya sekarang jadi nakal. Tapi bagaimana lagi, Mordan siapanya... Jika ingin berteman berteman saja, tidak perlu sampai hubungan pribadi seperti chat, telfon atau apalah...

Mordan tersenyum miring. Kau tidak bisa membohongi psikolog seperti ku Humaira... Humaira-Humaira aku terima maafmu... Mordan pun berjalan kearah lain.

..o0o..

Amara membeli buket bunga, namun ada keperluan lain sepertinya, ia tampak sedang mengobrol dengan seseorang, laki-laki disebuah cafe dekat penjual toko bunga.

Amara tampak lesu, ia bolak-balik mengusap wajahnya sedih.

"Aku bisa membantumu.. " ucap laki-laki yang berbicara pada Amara.

"Tidak Arlo... Aku akan berusaha sendiri dulu, lagi pula ada kak Azka. Entah aku menyesal sekali... Aku belum menemukan dia... Kak Azka juga tak ingin memberitahuku.. " ucap Amara sedih.

"Itu juga salahmu" ucap laki-laki yang dipanggil Arlo itu sambil tersenyum meremehkan.

"Iya iya... Tapi sekarang aku mencintainya... " tegas Amara

"Jika dia sudah ada yang lain gimana? Jika dia sudah menikah gimana?" tanya Arlo lagi, Amara terkekeh kecil

"Haha.. Arlo... Dia itu anti cewek! Dan cewek yang berhasil dia sukai itu cuma aku dalam seumur hidupnya.. Gak mungkin lah... Dia ada yang lain, atau pun... Apa menikah... Yang benar saja.. " ucap Amara dengan nada angkuh, sifat 'sok' nya kambuh lagi.

"Ck, Jangan kepedean oke!" cetus Arlo malas. Amara cuma bergidik, lalu menerawang sambil tersenyum, yakin bahwa Jordhan masih menyukainya. Ya masih... Dan yakin.

Kak... Aku datang... Aku akan balas perasaanmu padaku dulu... Aku yakin kamu pasti masih suka dengan ku... Aku janji akan berubah... Demi kakak...

.
.
.
.
.
.
.

Hello haiii, para raider setia....
Author up niiih, bab ke 27,kira-kira pada mau lanjut gak niiih... Setelah bab ini...

Author usahain bikin yang ter 👍👍👍👍💖 buat kalian raider setia author.

Oke sini dulu ya bay bay

Salam lima jari

AuthorAmatir.....

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang