Bab 19 (Revisi)

5K 236 1
                                    


Happy Enjoy Reading

Semua kejadian tak terduga, beruntun semenjak Humaira menjalani pernikahannya, bahkan pernikahan ini belum ada satu bulan! Tetapi Humaira harus dikejutkan dengan kabar menyedihkan dari ayah mertuanya.

Humaira menangis tersedu, berkali-kali ia menggumamkan kata ingin pulang kerumah, ingin pulang kerumah. Suaranya teredam oleh tangannya. Ia meringkuk disisi kamar, punggungnya bersender pada ranjang dengan lemas.

"Ibu... Humaira pengen pulang...." tangisnya ini bukan tanpa sebab, istri mana yang bahkan baru menjadi pengantin baru sudah mau di madu, istri mana yang rela memberi izin suaminya menikah lagi.

Humaira sedih, dia sedih, sangat sedih.... Terlebih setelah menyadari perasaannya yang telah jatuh pada suaminya?

Sementara diruang tamu.

Benar-benar, cuma ada atmosfer dingin yang mengelilinginya. Terlebih pada Jordhan yang tampak menahan amarah dengan mengepalkan tangannya, bahkan buku-buku jari nya sampai memutih.

"Papa gak bisa maksa Jordhan buat menikah lagi!" geram Jordhan berusaha untuk tidak membentak.

"Jordhan bahkan belum menyelesaikan masalah Jordhan sendiri" tukas Jordhan dingin.

"Jordhan tidak ingin menyakitinya lagi! Tetapi... " Jordhan tak meneruskan kalimatnya, ia menatap pintu kamarnya yang terlihat dari bawah.

Ia menatap sesak, nanar, sedih menatap pintu bercat coklat itu, ia tau seseorang yang berada didalamnya. Melihatnya Jordhan belum siap!

"Tapi... Ini permohonan nak, wasiat!... Papa juga tidak mau..." ucap Salim pelan.

"Masih ada laki-laki lain, kenapa harus Jordhan?" tukas Jordhan lalu menatap tajam.

"Dia hanya mengenalmu, dan percaya padamu... Anaknya sudah tak punya siapa-siapa lagi selain ayahnya sekarang... Dan ayahnya sekarat! Papa... Harus balas budi karena ayahnya pernah membantu Papa dulu..." jelas Salim masih berusaha untuk tenang dan tegar.

"Kalian sudah menjodohkanku, dan aku menerimanya! Dan aku berjanji ini yang terakhir Jordhan mau menurut sebagai anak! Tapi... Sekarang Jordhan sudah beristri... Dan itu artinya Jordhan sudah lepas menjadi anak yang suka diatur seenaknya lagi..." dingin Jordhan

"Jordhan berhak memutuskan pilihan Jordhan sekarang" tekan Jordhan pada setiap kalimat.

"Jordhan gak akan mau!" tukas Jordhan lalu beranjak naik keatas.

Raihana yang bisa mengintip dari balik kamarnya, terus terisak pelan. Salim memijit pelipisnya yang berdenyut. Bagaimana ini....

....

Jordhan mengetuk pintu kamarnya pelan. Matanya sendu menatap pintu itu, ia menunduk. Perlu menyiapkan hatinya dia.

"Humaira....??!" panggil Jordhan.... Lembut?

"Humaira aku masuk..." ucap Jordhan, ia menutup matanya, benar-benar hatinya harus siap, ia membuka pintu itu perlahan.

Jordhan berjalan perlahan dan menadapati Humaira tengah meringkuk disisi kamarnya. Isakan kecilnya terdengar, dan itu membuat hatinya sakit. Baru kali ini ia merasakan sakit yang begitu dalam karena mendengar isakan kecil seseorang.

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang