Bab 22 (Revisi)

5.2K 216 0
                                    

Happy enjoy Reading!!!

Kediaman Adianata

Humaira tengah termenung dikamar miliknya dulu. Ia memikirkan akhir-akhir ini kejadian yang begitu menakjubkan dan tak terduga terjadi padanya. Selalu sedih... Seakan harinya tidak akan lengkap jika dia tidak menangis.

Humaira sedih akan perasaannya yang kenapa malah... berubah begini. Mencintai seseorang yang setiap harinya cuma bisa menambah luka dan beban hatinya. Tapi... Humaira cinta... Duh sebenarnya apa sih cinta itu, kenapa dia gak pernah tau arti sebenarnya kata itu!!!???

Indah tiba-tiba datang dan merangkul putri kedua nya itu. Seakan menyalurkan kekuatan dan faham. Padahal, Indah tidak tau apa yang terjadi, maksudnya, masalah yang menimpa Humaira sekarang.

"Kamu gak papakan???" tanya Indah lembut. Humaira tersenyum simpul.

"Iya... Gak papa kok Bu..." jawab Humaira pelan dan kalem.

"Kamu bahagia kan... Sama pernikahan kamu... Maksudnya... Ibu-"

"Bu...." Humaira menyela.

"Humaira gak papa kok... Ibu tenang aja... Gak usah difikirin... Humaira... B-bahagia kok" ucap Humaira.... Bohong. Walau tidak sepenuhnya sih, dia bahagia menikah dengan Jordhan, tapi-masalahnya itu...

"Sayang-Ibu beneran..."

"Bu..." sela Humaira lagi, berusaha lembut dan tenang, menutupi hatinya yang sebenarnya membuncah dan berteriak bahwa ia tidak bahagia ia tidak bahagia, ia belum siap menerima ujian hidup ini ia belum siap!!! T-T T-T

"Lihat... Humaira oke aja kok..."

Indah tau, sebenarnya, dari mata putrinya yang sudah jelas menyiratkan beban yang diemban namun ditutupi. Tetapi dirinya memilih untuk diam. Putrinya sudah menikah. Humaira bukan Lala kecilnya dulu, yang kadang bercerita dan mengadu tentang apa yang telah dialaminya.

Indah bersedih merasa belum bisa membahagiakan putrinya yang satu ini.

"Tadi... Tante Angela datang... Dia mau ketemu kamu" ucap Indah.

"Loh... Kok baru sekarang ibu bilang... Kasihan kan tante Angela"

"Gak papa kok, tadi dia pamit kekamar mandi dulu..." ucap Indah. Humaira pun beranjak untuk menemui tantenya yang dulu merawatnya saat di Aussie.

...

Humaira pun duduk ngobrol berbincang dengan tantenya.

"Sayang! Butik kita Inshaallah sukses!" ucap Tantenya sambil menggenggam tangan Humaira erat.

"Serius tante???" tanya Humaira berbinar.

"Iya!!! Bahkan... Kita dapat modal tambahan dari sebuah perusahaan 10 M" pekik tantenya tertahan saking bahagianya.

"Masyaallaaaah... Alhamdulillah... Tanteeee... Humaira seneng..." ucap Humaira terharu, lalu memeluk tante Angela sambil menangis haru. Sangat tak disangka.

Yah... Humaira sudah berkerja paruh waktu sebenarnya, membantu pendirian butik tantenya itu. Tantenya pindah ke Indonesia sementara untuk merintis usaha butik ini, untuk investasi sebenarnya. Jadi tidak terlalu diprioritaskan.

Maka dari itu, kendali butik sepenuhnya ada pada Humaira yang niatnya membantu, dan Humaira ingin mengisi waktu luangnya akhir-akhir ini yang mendekati wisuda. Yah... Walau kadang keteteran buat mengurus skripsi juga. Tapi Humaira senang.

Dan kini mendapat kabar, yang masyaallah bahagianya.... Membuat Humaira sejenak melupakan kesedihan akan masalahnya.

"Butiknya jadi milik kamu apa ya???" tanya tantenya.

"Loh nggak nggak tante... Punya tante juga ah" elak Humaira sangat sungkan.

"Berkat kamu yang pegang kendali penuh... Jadi sampe sekarang... Tante yakin ini bakal bercabang sayang... Tante mau kantor pusat kamu yang pegang" pinta tantenya.

"Tapi-"

"Gak ada penolakan sayang!!! Tante cuma berharap kamu!!! Tante bersyukur banget!!! Tante juga kesini mau bilang, gimana kalo kita adain syukuran juga, yah kecil-kecilan... Sebagai wujud syukur kita... Ya ya... Tante berharap banyak kekamu sayang... Tante mohon..." pinta Tante Angela.

"Yaudah... Makasih banget tante... Semua kan juga gak bakal terjadi kalo gak ada tante...." ucap Humaira kalem.

"Tante sayang Humairaaaaa...."

"Humaira juga!"

Betapa bahagianya.... Tapi.... Tidak untuk beban hati yang masih bersarang ini. Humaira cuma bisa bersyukur pada Allah... Setidaknya dibalik ujian kelam yang diberikan... Masih ada cahaya lain yang menerangi.

Walau cahaya itu tidak menerangi jalan gelap yang dilaluinya. Setidaknya masih bisa tersenyum dan merasakan kebahagiaan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Thanks... Banget nget nget ngeeeet.... Yang udah mau baca ulang.... Author miss kalian....

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang