Bab 13 (Revisi)

5.2K 250 1
                                    

Happy Enj🌚y Reading

Menyerah sebelum Memulai, kata itu yang akhir-akhir ini mewakili perasaan Humaira, entah seakan di timpa beban berat yang tak sanggup ia tahan. Hancur remuk, lelah dirinya...

Setelah pulang dari mansion itu, Humaira menangis terus menerus, tak berani pulang walau akhirnya pulang dengan kebohongan. Selalu mengatainya tak berguna menjadi anak.

"Maafin Humaira buu.....hiks... Humaira gak bisa jadi anak yang baik..." isak Humaira saat perjalanan pulang kerumahnya.

Masalalu pihak laki-laki, dan konflik yang terjadi, perjodohan yang ada diambang kegagalan.... Humaira benar-benar tak tau harus apa.

Entah keputusan kedepannya nanti seperti apa tetapi... Sungguh... Humaira yakin semua akan gagal... Bagaimana orang tua nya?? Bagaimana dengan semua rencana?? Persiapan???

Ia tau tidak ada cinta, tidak ada niatan dalam diri masing-masing. Tapi rasa sesak yang tiba-tiba melanda mengetahui kenyataan membuat dirinya... Tak berdaya...

Humaira.... Bagaimana ini....

Malam itu...

"Maafin Humaira ya bu...." isak Humaira kecil, kepalanya ia sandarkan pada bahu Indah. Indah mengelus kepala Humaira dengan sedih.

"Udah... Kita bisa bicarakan ini, kamu gak usah sedih gini, ibu jadi ikutan sedih..." ucap Indah menenangkan.

"Tapi... Ibu sama Ayah udah siapin semua, kalian udah berharap Humaira akan menikah.... Tapi kenyataannya... Humaira cuma bisa kecewain kalian secara nggak langsung...." isak Humaira lagi lalu menyembunyikan wajahnya pada leher Indah yang tertutup jilbab besar.

"Cup... Udah... Lagipula kan belum tentu semuanya batal... Kalo belum ada kepastian... Kita berdo'a aja..." ucap Indah.

Hening

Hanya terdengar isakan kecil Humaira, sedikit lega ia sudah bercerita pada ibunya.

"Bu..." panggil Humaira serak

"Hm..."

"Berhenti aja..." ucap Humaira, ia merasakan tubuh Indah menegak. Karena tangannya yang sedari tadi melingkar pada pinggang dan perut ibunya

"Maksud kamu???"

"Humaira gak yakin Bu... Mending kita berhentiin aja, sebelum semuanya semakin jauh..." ucap Humaira lalu menatap mata Indah.

"Sayang..."

"Humaira tau... Tapi Humaira ikhlas kok... Mungkin dia bukan yang terbaik biat Humaira, dan Humaira bukan yang terbaik bagi dia..." ucap Humaira.

"Huuuft....baiklah... Bagaimanapun yang menjalani nantinya kamu, dan keputusan terbesar pun ada dikamu... Yasudah... Besok Ibu sama Ayah akan bicarakan pada mereka"

Humaira mengangguk

.....

Gadis kecil berkucir kuda itu tengah menangis tersedu, isakan kecilnya mengecil saat ia mendengar langkah kaki mendekatinya.

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang