Bab 25

5.3K 236 1
                                    

Pagi....

Pukul 05.15

Humaira tengah sibuk berkutat di dapur, ia sedang sibuk memasak. Sambil bersenandung kecil, ia asyik sendiri sepertinya. Wajahnya bersemu saat mengingat hal tadi, Jordhan tersenyum manis padanya.

Membuat benak Humaira terpana, sekaligus tertegun, baru pertama kali ia melihat Jordhan seperti itu. Humaira menggeleng lalu sibuk memasak lagi.

Beberapa menit kemudian masakan sudah jadi dan tertata rapi dimeja, kini dia hanya perlu menyiapkan tisu, setelah itu ia akan memanggil suaminya. Saat tengah menyiapkan tisu, Raihana ibu mertuanya datang.

"Sayang... Selamat pagi.. Kamu udah masak semuanya ya.. Maaf mama gak bisa bantu ya.. " ucap Raihana menyesal. Humaira tersenyum

"Tidak papa mama, ya sudah mama Humaira panggil mas Jordhan dulu ya" ucap Humaira yang dibalas anggukan oleh Raihana.

Humaira naik keatas, dan mendapati Jordhan sedang mengancing lengan jasnya, dan hendak bersiap turun juga.

"Mas.. Sarapan nya udah jadi" ucap Humaira sambil memilin hijabnya. Jordhan menoleh lalu mengangguk. Humaira menggeleng kecil saat mendapati kerah jas Jordhan tak rapi.

Humaira menghampiri lalu membenarkannya, lalu sedikit menepuk-nepuk dada Jordhan agar jas itu rapi, Jordhan terpaku melihatnya. Humaira tersenyum manis.

"Sudah rapi, ayo" ajak Humaira lalu membawakan tas Jordhan, Jordhan lalu berjalan mendahului Humaira, Humaira mengikuti dari belakang sambil senyum terukir dibibirnya.

Jordhan juga diam-diam tersenyum, namun sayang Humaira tak melihat nya. Apa ini maksud mama, akan ada yang memperhatikanku nanti jika sudah menikah.. Batin Jordhan, lalu tersenyum tipis.

"Oh iya.. Mas.. Humaira nanti akan pergi kebutik milik tante Humaira, boleh?" tanya Humaira hati-hati. Jordhan berdehem sambil mengangguk kecil.

Ya atau tidak, dalam benak Humaira gemas sekali pada suaminya, bicaralah.. Jangan irit bicara...

"Iya??" tanya Humaira memastikan.

Jordhan berbalik. Membuat Humaira agak kaget karena tiba-tiba saja Jordhan berbalik. Humaira menatap kaget. Jordhan yang melihatnya gemas.

"Iya say-" ucapan Jordhan terhenti saat ia menyadari apa kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulutnya. Untung bibirnya bisa mengontrol diri, dasar! Umpat Jordhan pada dirinya sendiri. Jika melihat Humaira seperti itu membuat Jordhan gemas, tapi dia harus bisa mengontrol diri agar tak kelepasan seperti halnya barusan.

"Apa?" tanya Humaira yang sepertinya agak terkejut. Semoga dia tak menyadarinya... Pinta Jordhan dalam hati.

"Ya, kau boleh pergi" ucap Jordhan datar lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan. Humaira mengangguk sambil tersenyum senang. Humaira tak bisa menahan senyumnya lagi apa tadi suaminya akan bilang... Say-ang?

Rasanya ingin menjerit saja..
Humaira jangan kelepasann... Pinta Humaira sambil menggenggam erat tas Jordhan.

Selesai makan Humaira bersiap mengambil tasnya untuk pergi ke Butik tante Angela, saat turun Raihana memanggilnya.

"Sayang, mama nanti mau pergi.. Papa juga mau mendatangi seminar, kalau kamu mau pergi ke butik tante kamu ikut Jordhan ya, soalnya mobil yang satunya sedang di service" jelas Raihana, Humaira mengangguk. Lalu Raihana berlalu.

Saat dilihat Jordhan suaminya tengah sibuk menelfon di teras rumah, sambil sedikit membuka map, Humaira yang melihatnya enggan untuk menganggu, tapi sekarang bagaimana ia akan bicara dan meminta ikut suaminya pergi, rasanya canggung.

Humaira memilin hijabnya sambil menggigit bibir bawahnya. Saat Jordhan sudah selesai dari menelfonnya Jordhan turun tangga lalu menuju garasi mobil, Humaira ingin memanggil namun ia urungkan, naik angkutan sajalah... Gak papa, batin Humaira. Sifat mandiri dulu-dulunya kambuh.. Hehe.

Humaira berjalan perlahan, saat menuruni tangga Jordhan keluar sambil membawa mobil Lamborghini warna hitam mengkilapnya. Humaira berhenti saat mobil itu lewat. Namun mobil itu juga berhenti, Jordhan menurunkan kaca mobilnya.

"Kamu berangkat sekarang?" tanya Jordhan datar sambil menatap Humaira.
"Iya" jawab Humaira masih memilin jilbabnya.

"Masuk mobil, aku akan mengantarmu" ucap Jordhan sambil menatap lurus kedepan. Humaira mengangguk lalu masuk kedalam mobil itu dengan gugup.
Lalu mobil itu pun melesat, keluar pekarangan rumah. Suasana hening, tak ada pembicaraan. Jujur mobil Lamborghini milik Jordhan belum pernah ada yang menumpanginya selain Jordhan sendiri, dan Jordhan pun tak akan pernah mengizinkan siapapun, mengendarai atau ikut naik ke dalam mobil nya itu.

Walaupun itu sahabat, kerabat, saudara atau yang lainnya, orangtuanya... Tak mungkin akan menaiki mobil seperti ini.

Bukan bermaksud pelit, tapi mobil ini adalah mobil kesayangan dan sangat istimewa baginya. Jordhan seperti memberi perhatian khusus padanya, Jadi mungkin hanya orang tertentu yang dapat memasuki dan merasakan kenyamanan mobil mahal nan mewah itu. Dan.. Orang tertentu yang dapat memasuki mobil Jordhan pasti orang yang sangat beruntung. Ck.

Tapi entah, kenapa untuk Humaira... Ia memperbolehkannya.. Humaira adalah orang pertama yang Jordhan perbolehkan untuk menaiki mobil kesayangannya ini. Untuk Humaira... rasanya boleh saja, Jordhan tak keberatan, tapi untuk orang lain, mungkin perlu pertimbangan dan pemikiran dua kali dulu.

"Jalan butiknya searah dengan kantor mas Jordhan, hanya Humaira berhenti dipertigaannya saja" ucap Humaira melepas keheningan, plus memberi tau. Jordhan menoleh sekilas,  lalu fokus kejalan lagi.

"Oke" balas Jordhan. Humaira lalu menatap kejalanan lagi.

Ciiitzz

Mobil sport itu berhenti disebuah toko butik yang cukup besar, itulah toko butik milik tante Humaira, Angela.

"Humaira duluan ya mas, Assalamualaikum.. " ucap Humaira sembari mencium punggung tangan Jordhan.

"Hmm... Waalaikumsallam" sahut Jordhan sambil mengangguk kecil, Humaira tersenyum tipis lalu perlahan keluar.

Disaat Humaira keluar, ada sosok perempuan yang tengah berjalan juga menuju butik itu, perempuan itu memakai dress sepaha, stoking warna hitam dan sepatu hag tinggi, seperti dandanan ala perempuan yang bekerja dikantoran, Make up nya pun cukup tebal.

Perempuan itu berjalan didepan mobil sport Lamborghini milik Jordhan. Dan siapa perempuan itu... Ternyata adalah Amara, Jordhan tak menyadari karena ia masih menatap Humaira yang tengah perlahan keluar. Lalu menutup pintunya.

Jordhan memang melihat Amara namun dari belakangnya tak melihat wajahnya, jadi ia tak tau.

Amara juga tak menyadari adanya Jordhan karena kaca mobil itu warna hitam dari luar jadi tak tampak, dan asal melewatinya saja. Jordhan pun langsung melesat pergi dan fokus kejalan lagi, tak tau bahwa orang yang menjadi cinta pertama nya ada didepan matanya tadi. Orang yang juga sekaligus menyakiti hatinya.

Orang yang juga hampir membuat hatinya berjanji agar tak mencintai dan menyukai seseorang lagi hanya karena orang itu tak membalas cintanya..

Dan hal yang ia tidak ketahui adalah,,,,,,, bahwa perempuan... Orang itu ternyata telah menyukainya sekarang. Dan malah mencintainya...

.
.
.
.
.
.
.

Up! Haaaai

Para raiders dicerita AUF yang setia terimakasiiiiiiiiiih sekali sudah mau membaca, AuthorAmatir seneng kalau kalian terhibur semoga semua suka yaaa bacanya....

See you...

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang