Bab 11 (Revisi)

5.3K 255 2
                                    

Happy Enjoy Reading

Flash Back

"Lala kau tau tidak membuat seribu burung bangau bisa membuat keinginanmu terwujud loh... Mau coba?"

"Mau mau! Loh tapi katamu kalo minta sama Allah.... "

"Yah Lala... Ini kan mitos mana benar, minta nya ya tetap ke Allah... "

"Oh gitu... Tapi aku tidak faham... "

"Kamu bisa kok.... "

Setelah mencoba, Humaira kecil tetap tidak bisa

"Gak bisa hiks!" Humaira menyampar kertas lipat tak berbentuk itu.

"Gak bisa Jojo.... Kamu jahat masa ngajarin yang susah-susah"

"Ih... Cup... Jangan nangis dooong.... "

"Gak bisa, aku pengen buat tapi gak bisa.... Hiiiikssss susah.... "

"Kalo kamu nangis terus berarti kamu cengeng jangan gampang nyerah... Udah lupain aja... Aku ngerti kok, anak kayak kamu gak bakal bisa"

"HUWAAAAAA!!! Jojo jahaaaaaaaat hiiiiks.... "

"Lalaaaaa... Cuuuup, ini permen"

"Hah apa?"

"Permen... "

"Gak mau, nanti giginya dimakan sama ulet"

"Ya udah aku simpen aja, aku anggap kamu udah makan"

"Janji jangan nangis yaaaah.... Aku buatin aja"

"Yeeeaaaaaaay Jojo kok baik siih sama Lala?"

"Ya baik nanti kalo jahat.... "

"Jojo sayang sama Lala yah... " belum sempat Jojo selesai bicara Lala sudah main potong.

"Hah.... Ehm... Menurut Lala gimana?"

"Kak Quan sama Kuin baik sama Lala, ayah sama ibuk juga, katanya mereka sayang sama Lala"

"Ya udah... "

"Gimana? Jojo sayang?"

"Iya"

"Sayang?"

Merasa gemas sendiri

"Iya sayang!"

"Yeeeeey"

"Nih burung bangau nya"

"Makasih Jojo, Lala juga sayang Jojo"

Masa lalu!

Masa lalu!

Masa lalu!

CK!

Jordhan benar-benar dibuat fruatasi. Saat ia sudah hampir yakin bahwa tembok yang ia pasang dihatinya kokoh, entah sosok itu dengan sombongnya menari-nari difikiran dan benaknya.

Hanya dengan sebuah penjelasan yang cukup mencengangkan hatinya.

Mampu meluluh lantahkan langsung tembok dihatinya. Dengan angkuh menjebol pintu hatinya.

Gadis itu.....

Kenapa baru sekarang???

Kenapa baru sekarang??? Saat pernikahannya sudah didepan mata, selangkah lagi hidup, status semuanya akan berubah dengan ikatan suci itu.

Dan kenapa baru sekarang, padahal ia benar-benar sudah menguburnya dalam perasaan itu... Tapi bak tanaman yang cepat tumbuh, rasa itu langsung muncul dipermukaan datang kembali.

...

"Jelaskan Jordhan jelaskan!! Mama gak nyangka kamu pernah melakukan hubungan terlarang itu!!" ucap Raihana menahan emosi.

Hari itu, dimana gadis masa lalu nya datang kerumahnya dengan membawa segudang pernyataan, yang membuat keadaan seakan jadi rumit dan pelik.

Satu nama

Amara...

Jordhan melihat banyak perubahan pada diri Amara, gadis itu... Berhijab... Entah kenapa itu mampu menggetarkan hatinya. Jordhan membenci perasaan ini!

"Ma, Jordhan gak-"

"Kaaak.... Plis... Aku ingin menagih... Janji kakak..."

"Amara lupakan!!! Aku tidak pernah berjanji pada mu!" ucap Jordhan dingin.

"Kak.... Bisa kita bicara sebentar...."

"Jordhan!!!" bentak Raihana, seakan refleks, Raihana langsung menangis.

Humaira....

Ah... Gadis itu... Dia berada diwaktu yang tidak tepat. Apakah dia tau, bahwa masalalu Jordhan nantinya mampu membuatnya sakit hati yang sesakit-sakitnya???

"Ma... Humaira... Gak papa" satu kalimat yang Humaira ucapkan dan mampu membuat keadaan diruang tamu itu menghening.

Raihana menggeleng kuat sambil mencengkeram gamisnya, sambil meremas lututnya seakan menguatkan.

"Gak sayang enggak.... Mama mohon..." isak Raihana menggenggam erat lengan Humaira.

"Ma..." Jordhan tampak lesu. Dia harus apa... Semuanya... Seakan campur menjadi satu membuat otaknya bingung setengah mati!

"Kak---...." sungguh Humaira bingung harus memanggil siapa laki-laki yang statusnya saat ini calon suaminya. Humaira sudah tau.

"Ehm... Kak- Jordhan berhak memilih pasangannya, kita gak tau ma, jodoh ada ditangan tuhan, anggap saja perjodohan ini adalah usaha kita ihtiar demi melangsungkan ikatan suci...." jelas Humaira pelan.

"Jika takdir sudah berkata.... Kita... Gak bisa melawan ketentuan Allah..." ucap Humaira meyakinkan.

"Saling mendukung dan mendo'akan saja...." akhir Humaira, yang membuat Raihana menangis dan sekali lagi menggeleng kuat.

Sesungguhnya dalam hati Humaira ia sedih dan tak menyangka. Kenapa bisa segininya??? Maksudnya, belum apa-apa tapi---sungguh Humaira bahkan bingung untuk berkata, atau setidaknya menguraikan dalam hati--Dia tidak bisa!!!

Semuanya campur.

"Mama ingin kamu jadi anak mama...." lirih Raihana.

Atmosfer ruangan luas itu tak stabil.

"Humaira tetap jadi anak mama..." ucap Humaira tersenyum getir.

Hancur...

Apa kata keluarganya... Apa??? Rencana pernikahan putri kedua Adianata gagal??? Semengenaskan itukah??? Hanya karena masalalu dan pihak ketiga dari calon mempelai pria.

"Lebih baik... Berhenti sekarang... Karena, ini belum jauh... InshaaAllah kami menerima apapun keputusanya..." Humaira bangkit, lalu pergi setelah mengucap salam.

Menyisakan orang-orang yang tengah bergelut dengan fikiran masing-masing.

Jordhan tak tau harua berkata apa lagi, ia menghampiri mamanya yang bergetar karena menahan isak.

"Amara... Kita bicarakan besok" ucap Jordhan saat melewati gadis itu. Gadis itu tersenyum simpul, lalu mengangguk dan pamit.

Kini Jordhan harus menenangkan mamanya dulu.

.....

.
.
.
.
.
.
.


.
.

Always chek!

#Author baik....😘

Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang