Happy enjoy reading.
😊😊😊😊😄
Setelah kejadian itu, rumah tangga Humaira benar-benar berubah, Humaira yang selalu ceria kini tampak pendiam, yang selalu tersenyum saat menatap Jordhan ataupun menyapa kini hanya bisa menunduk.
Jordhan memang sedikit bingung, awalnya ia biasa saja, namun lama-kelamaan ia merasa tak enak, dan ada rasa hilang didalam hatinya, entah itu kehilangan Humaira yang dulu atau bagaimana.
Sementara Humaira, ia bingung harus bagaimana, bukankah Humaira pernah bilang jika ada apa-apa Jordhan bisa bercerita dengannya, bukankah Jordhan juga sudah mempercayakan dirinya sebagai teman.
Teman..
Teman..
Ya Humaira menerimanya saat Jordhan bertanya pada dirinya apakah dia bersedia menjadi temannya, Humaira bersedia, tapi jika hubungannya seperti ini, Humaira menjadi ragu bahwa Jordhan sudah mulai percaya padanya.
Sungguh sakit hatinya, sakit. Namun bagaimana lagi, Humaira memilih diam saja. Ia tak ingin berulah, mencoba menunggu Jordhan untuk bercerita, Mencoba menunggu Jordhan percaya padanya.
Malam...
Pukul 19.05
Jordhan tengah berkutat dengan pekerjaannya, ia berniat untuk menyelesaikannya karena hanya sedikit lagi, saat tengah menatap layar laptop untuk memastikan hasil laporannya, tiba-tiba pintu terketuk.
Menampakkan Humaira yang berdiri disana karena pintunya tadi sudah terbuka
"Ehm... Makan malamnya udah jadi" ucap Humaira pelan.
"Iya bentar lagi" ucap Jordhan, ia pun mengambil map untuk melihat berkas yang lain.
Hening....
Terdengar hembusan nafas yang pelan.
"Cepat makan, keburu dingin.... " ucap Humaira lagi namun kali ini lebih pelan bahkan terkesan sedih.
Jordhan yang mendengarnya langsung menegakkan tubuhnya, ia menoleh dan mendapati Humaira sudah pergi.
Ada apa? Kenapa sekarang Humaira jadi sering sedih, sebenarnya apa yang terjadi?
Kenapa semua berubah, ya Tuhan...
Perasaan Jordhan campur aduk, ia sangat merasa bersalah, tanpa fikir dua kali Jordhan langsung menutup laptop nya dan langsung berjalan keluar kamar, menuruni tangga.
Diujung tangga tampak Humaira yang tengah menyiapkan air putih, Jordhan memelankan langkahnya, saat melihat hal yang tak biasa terjadi pada Humaira.
Tampak Humaira mengusap pipinya karena basah akan....
Air mata?
Jordhan tidak salah lihat? Humaira menangis.
Ya Allah kenapa rasanya sangat sakit melihatnya seperti ini.
Humaira mengusap pelan air matanya ia tak menyadari ada sepesang mata tajam tengah menatapnya dengan perasaan sakit, perasaan sakit karena melihatnya menangis.
Humaira pun memilih berdiri menunggu Jordhan saat itu, tangannya memegang gelas, pandangannya kosong menunduk kebawah.
Hal yang membuat ia sedih sampai menitikkan air mata tadi karena....
"Humaira..?"
Humaira terperanjat, untung ia tak sampai memecahkan gelas. Ia hanya bisa beristighfar sambil mengelus dadanya sedikit
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]
AcakAllah Jawabannya.... 🍃 masa REVISI Selalu cek untuk melihat perubahan cerita 😊😊😊😊