Humaira berjalan menuju butik dan memasukinya, saat masuk sudah ada tante Angela dan pembantu nya yang tengah sibuk menata barang-barang yang tadinya ada didalam kardus.
"Assalamualaikum.. " salam Humaira
"Waalaikumsallam, sayang udah dateng? Berangkat pake apa?" tanya tante Angela langsung sambil memeluk Humaira sekilas. Humaira tersenyum lalu membalas pelukan itu.
"Pake mobil, emh tante ini Humaira harus ngapain dulu?" tanya Humaira langsung.
"Aduh.. Sayang gak perlu cepat-cepat deh, santai aja, ini tante sama karyawan pribadi tante sedang menata barang dan mengecheknya, kamu mau bantu? " tawar tante Angela
"Oke!" ucap Humaira lalu menaruh tas nya disofa ruang tunggu kemudian membantu sebentar.
"Oh ya sayang sebelum itu, tante kenalin dulu ya, Amara sini.. " pinta Angela, perempuan yang dipanggil Amara itu menurut lalu menghampiri Angela dan Humaira.
"Sayang ini Amara, Amara ini Humaira ponakan tante" ucap tante Angela mengenalkan, Humaira tersenyum ramah, lalu menjabat tangan Amara, Amara juga tersenyum lalu membalas jabatan Humaira.
"Humaira... " ucap Humaira
"Amara... Senang berkenalan denganmu.. " ucap Amara.
"Nah bagus.. Kalian bisa berteman dan berkerja bersama, oh ya tante mau mengurus pekerjaan tante yang lain dulu ya" ucap Angela sembari menepuk pelan pundak Humaira lalu pergi.
"Iya tante" ucap Humaira sambil mengangguk. Amara tersenyum.
"Aku harus apa nih Amara.. " tanya Humaira sambil berkacak pinggang, Amara menaruh telunjuk dipelipisnya, ia sepertinya juga bingung.
"Aku tadi udah ngechek barang yang baru datang, dan sudah hampir selesai... " jelas Amara sambil melihat kardus dan melihat notanya, lalu ia menulisnya disebuah notebook. Humaira melihatnya.
"Cepat sekali" heran Humaira
"Iya lagi pula ternyata tante Angela sudah mengeceknya sebelum diriku datang tadi" jelas Amara lagi, Humaira manggut, nah sekarang dia harus apa?
"Udah selesai.. " ucap Amara lalu memasukan notebook nya kedalam tad selempang kecil.
"Udah?" kejut Humaira, Amara mengangguk lalu menaruh kardus-kardus itu ke sebuah rak hitam, Humaira langsung ikut membantu. Humaira menghela saat semua sudah tertata rapi dirak.
"Aku keruangan tanteku dulu ya" ucap Humaira pada Amara
"Iya.. " balas Amara lalu ia duduk disofa memainkan ponselnya.
Humaira berjalan keruangan tantenya.
"Tante kita harus ngapain niiih?" tanya Humaira
"Emhh kardusnya udah ditata dirak lagi?" tanya Angela
"Udah" jawab Humaira sambil mengangguk
"Ini sebenarnya masih harus menata barang yang baru datang dari Australia sayang, tapi malah ketunda gara-gara Edwin asisten tante di Australia salah tentuin waktunya, jadinya itu barang bakal datang empat jam lagi" jelas Angela mengehela nafas sabar.
"Hah.. Kok bisa tante"
"Haaah,, sabar aja, si Edwin memang kayak gitu, kadang gak teliti.. " keluh Angela, Humaira mengangguk
"Sekarang Humaira harus apa tante" tanya Humaira mulai bosan
"Oh ya tante baru ingat, tante butuh beberapa buku untuk dibuat bacaan nanti, kamu tolong belikan bisa?" tanya Angela
"Bisa-bisa!" ucap Humaira antusias
"Nah.. Kamu beli sekitar lima atau sepuluh majalah... Trus beberapa novel sama buku tentang desain grafis bisa? Judulnya semua terserah kamu, tante yakin pilihan kamu bagus... Kamu kan anaknya kutu buku" kekeh Angela yang oleh Humaira dibalas dengan tawa kecil dan antusiasme nya. Akhirnya ada pekerjaan
"Ok tante siaaap" ucap Humaira lalu pamit pergi keluar.
"Amara kamu mau ikut aku tidak? Ke perpustakaan daerah" ajak Humaira
"Emh... Aku tadi disuruh buat beli beberapa buket bunga untuk hiasan ruangan dan ruang tunggu disini, gimana nih" tanya Amara bingung
"Oh yaudah gak papa, aku bisa pergi sendiri kok" elak Humaira sambil tersenyum Amara ikut tersenyum dan tampak juga akan bersiap pergi.
"Aku pamit Amara... Assalamualaikum" salam Humaira
"Iya.. Waalaikumsallam" balas Amara
In the Arafat Corp's
Jordhan tengah termenung, menatap laporan yang sudah selesai ia chek dan tanda tangani. Ia merenungi ucapan sahabatnya dulu...
"Ya aku tau... Maafkan aku, tapi Jordhan jangan asal bicara seperti itu, aku yakin nantinya akan ada orang yang akan kau sukai dan cintai, jadi jangan bicara 'ini jadi pertama dan yang terakhir... " lirih Azka.
"Aish.. " keluh Jordhan sendiri, apa benar? Batinnya, apa orang itu adalah perempuan yang sekarang menjadi pendamping hidupnya...
Jordhan termenung, benak dan fikirannya jadi teringat oleh Humaira, mengingat wajahnya....., tingkahnya...., senyumnya... Ah senyum itu, itu senyum yang selalu membuat hati Jordhan berdesir tak karuan, merasakan getaran dan perasaan aneh, tapi yang membuatnya selalu menghangat.
Degh!
Tuh kan... Baru saja Jordhan membayangkan desiran dan detakan itu muncul lagi, perlahan Jordhan menyentuh dadanya.
"Sebenarnya ada apa dengan perasaanku padamu... " gumam Jordhan pada bayangan Humaira.
"Aku bahkan tidak mengerti dengan rasa ini, mendefinisikan sebagai cinta pun tak faham, apa?" keluh Jordhan masih menyentuh dadanya.
"Andai aku tau perasaanmu padaku... " pinta Jordhan,
Humaira.... kebaikan, dan ketulusan perilakumu padaku selama ini apakah menunjukkan bahwa kau mencintaiku? Jika benar iya... Maafkan aku yang belum bisa mencintaimu... Tapi percayalah akan kupastikan orang terakhir yang dapat mendapatkan hatiku kali ini adalah dirimu, aku memang belum yakin akan hati ini... Tapi rasanya didekat mu aku merasa nyaman, didekatmu aku bisa merasakan kehangatan... Didekatmu membuatku tak ingin kau pergi dariku dan melepaskanmu.... Dan aku tak akan rela dan tak akan mengizinkan kau pergi juga! Tak akan! Karena.... Rasanya hati dan diri ini sangat membutuhkanmu untuk selalu disampingku... Aku berharap kau faham dengan diriku yang sekarang ini... Aku akan mencoba... Aku akan belajar... Mencoba untuk selalu membuatmu ikut merasa nyaman saat didekatku dan akan belajar untuk mencintaimu juga... Dan menata hatiku hanya untukmu saja... Ya Allah bantu aku... Aku tak ingin merasakan patah hati untuk yang kedua kalinya, aku berharap Humaira adalah perempuan yang benar-benar bisa menjaga hatinya untukku... Hanya untukku tidak yang lain... Namun jika itu diri-Mu aku mengizinkan... Tapi... Untuk orang lain selain diriku tak akan ku izinkan Humaira melakukanny... Semoga kau faham....
Jordhan menangkupkan wajahnya pada mejanya dengan tangan terlipat sebagai bantalannya. Merenungi sejenak perasaannya agar benar-benar tertata hanya untuk Humaira... Humaira... Humaira...
.
.
.
.
.
.
.
.Hai raider... Gimana ceritanya....
Suka?
Gak suka?
Apapun menurut kalian yang kurang pas kasih saran, dan komentar saja, yang suka vote yaaaa
Author berucap beribu terimakasih karena raider setia membaca cerita author sampai sini semoga kalian yang membaca suka...
Oke see you
Salam hangat dari
AuthorAmatir.... 😊😊😊😊🙌🙏 graciaaasss
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]
De TodoAllah Jawabannya.... 🍃 masa REVISI Selalu cek untuk melihat perubahan cerita 😊😊😊😊