Heppy enjoy reding.... ^^
Kediaman Jordhan dan Humaira
"Oek! Oeeeek! Oeeeek!"
Seorang bayi mungil tengah menangis karena terbangun dari tidurnya, ia tak henti menangis. Sementara perempuan dengan gamis dan hijab segi empat berwarna biru muda itu, cepat-cepat memberikan susu formula pada bayi mungil itu.
Ia pun perlahan meminumkan susu itu pada sang bayi, sambil mengelus dahi bayi tersebut agar tenang, setelah diam karena dot bayi itu sudah menempel pada mulut mungil bayi itu, perempuan itu tersenyum manis dan tulus. Serasa memiliki sejuta kebahagiaan melihat bayi itu tenang sambil meminum susunya.
"Cup... Jangan nangis lagi ya... Susunya dihabiskan... " ucapnya lembut penuh kasih sayang. Ia menepuk-nepuk paha bayi itu pelan, agar kembali terlelap.
Dotnya sudah habis, tapi bayi itu malah belum tidur, dan kembali menangis..
"Cup.... Sini gendong... " ucap perempuan itu lalu menggendong bayinya, alhasil bayi itu terdiam, perempuan itu menepuk-nepuk pantat bayi itu yang dilapisi dengan diaper.
"Jangan nangis, mama bilang apa kemarin, jangan nakal..."
Perempuan itu sesekali memantul-mantul kan tubuhnya kecil agar bayi itu diam. Bayi itu pun perlahan tersenyum.
"Uluuh... Cantiknya, pok ame ame belalang kupu-kupu siang makan nasi kalo malam minuuuuum... Susu" hibur perempuan itu sambil menggeleng kan kepalanya pada perut bayi mungil itu membuat bayi itu tertawa.
"Humaira?"
"Iya?"
"Aku kira... Fina kok gak tidur... " tanya Jordhan.
"Ini mau aku tidurin... " ucap Humaira lalu kembali mengayun pelan tubuhnya untuk membuat Fina-bayi itu tidur.
Jordhan menghampiri saat Humaira mulai menidurkan Fina di ranjang kingsize nya.
Humaira masih mengusap dahi Fina agar matanya terpejam.
"Shuuuuut.... "
Humaira tersenyum begitu juga dengan Jordhan.
"Kamu gak pengen?" tanya Jordhan
"Apa?" tanya Humaira menatap.
"Fina lucu... Gendut... Kamu gak pengen"
"Lah ini udah... "
"Loh?"
"Huft... " gak sesuai dengan maksud Jordhan, Humaira terlalu poloskah?.
"Kak Quan kapan pulang?"
"Nanti malem... Aku udah beresin baju-baju Fina kok, jadi nanti tinggal kasih ke kak Quan"
"Oh gitu..."
Jordhan pun mengahampiri Humaira yang ada disisi kiri ranjang.
"Kamu bener gak pengen kayak Fina gitu satu" tanya Jordhan to the point.
"Ih... Mas Jordhan!" Humaira malu, bahkan pipinya merah.
"Yah mau lah, siapa juga yang gak mau... " ucap Humaira malu-malu.
"Yaudah... " ucap Jordhan pelan
"Kenapa?"
"Cuma tanya"
"Tuh kan... Sekarang udah berani nyebelin!"
"Udah ah... Humaira mau sambung nata tempat kerja mas, tadi ketunda karena Fina bangun"
"Hm... "
"Iya hmm.... " Humaira kesal sendiri membuat Jordhan tertawa kecil.
Saat tengah berjalan ke ruang kerja Jordhan, Humaira dapat telfon dari kakaknya dan ternyata akan pulang sekitar dua jam lagi.
"Yah kok cepet sih... Masih mau main sama Fina.... " keluh Humaira.
"Makanya dong... Bikin sendiri biar Fina ada temannya"
"Ih... Kakak mah.... Gituh! Dah ah... Assalamualaikum jangan lupa oleh-oleh ya, hahahaha"
"Ih... Beli sendiri"
Humaira tertawa, lalu mengakhiri percakapkan nya. Setelah itu lanjut ke tujuan awalnya.
Humaira pun membuka kamarnya, berkas-berkas dimeja Jordhan pun masih setengah tertata. Humaira pun melanjutkan nya.
Tiga puluh menit beres-beres, akhirnya selesai, tingga membersihkan debu di atas buffet berisi buku dan arsip-arsip dengan kemoceng. Humaira menarik kursi kecil agar bisa menjangkau atas. Walau begitu pandangannya masih saja minim.
Sehingga ia menyulaki tanpa melihat hingga ia tak sadar ada kotak yang tak sengaja ia sempar dengan sulak.
Bruk!!!
"Astagfirullah.... " Humaira melihat kebawah ia pun turun dari kursi.
Humaira membalik kotak itu karena jatuh terbalik, ia hendak menutup lagi dan merapikan kembali isinya.
Namun saat ia mengambil dan membalik kotak itu.
Entah....
Namun perasan terkejut, tak menyangka, sedih, haru semua bercampur aduk.
Lama Humaira terdiam menetralkan jantungnya, sungguh, tangannya dengan bergetar mengumpulkan barang-barang yang tadinya didalam kotak itu.
Tak terasa air matanya sudah mengalir deras, Humaira menangis tanpa suara.
"Ini.... " Humaira menatap beberapa benda itu satu persatu.
Benda ini... Benda yang membuatnya berebut dengan seseorang hingga menangis...
Benda ini... Benda yang membuatnya menangis karena tak bisa membuatnya...
Benda ini... Benda yang membuatnya terus terikat dengan masalalunya sampai detik ini...
"Bagaimana bisa.... "
Humaira mengusap pipinya yang basah, ia memeluk kotak itu setelah meletakan barang-barangnya kedalam.
.
.
.
.
.
.
.Hai balik... Masih ingat sama cerita ini, masih ingat sama author nya juga kah??? Maap lama apdet.... Pokoknya author saranin baca Revisi aja... Ini author publish gegara kasian sama rider.... Author zeyeng kalian muaaaah
Maaf typonya....
Maaf ke absurd an ceritanya... Real imajinasi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna Uhibukka Fillah [masaREVISI]
RandomAllah Jawabannya.... 🍃 masa REVISI Selalu cek untuk melihat perubahan cerita 😊😊😊😊