Happy reading.
Sebelum matahari muncul ke permukaan, Keisha dan para pelayan yang lain sudah bangun untuk menjalankan aktivitas mereka. Keisha sedari tadi melirik kebelakang memastikan bahwa Ryuu belum turun sebisa mungkin Keisha berharap bahwa Ryuu mendadak lupa malah tertidur lelap.
Plak!
"Kamu kenapa sih Kei? Dari tadi melirik kesana terus."
Keisha meringis, "Enggak kok."
"Kamu gak kuliah?"
Keisha menggeleng, "Hari ini gak ada jadwal."
"Eh tuan muda Ryuu."
Mata Keisha langsung melotot, apa yang dia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Kini sosok yang ingin ia hindari ada disana, dipembatas antara dapur dan ruang makan.
"Kei, ayo."
Nazia melirik keduanya bergantian. "Maaf tuan muda, mau kemana sepagi ini tuan?"
"Bibi, saya mau olahraga, jadi saya bawa Keisha buat menemani saya."
Keisha tertunduk lesu, pupus sudah harapannya. Ia tidak sanggup untuk olahraga mengingat tubuhnya yang besar ini.
"Ganti baju Kei, aku tunggu diluar." Ryuu berlalu dari dapur tanpa menunggu jawaban.
Keisha menghela nafas mau tak mau ia harus mengikuti keinginan Ryuu. Dengan langkah gontai Keisha kembali ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah itu ia berpamitan dan keluar dapur.
Ryuu berada di teras, tengah peregangan dengan udara yang dingin terasa hingga ke tulang. Laki-laki itu sepertinya tidak menyadari keberadaan Keisha.
"Kak ini masih jam enam loh."
Ryuu menoleh, sebelah alisnya terangkat, "Emang ada ya olahraga jam sepuluh keatas?"
Bibir Keisha manyun. "Tapi kak, aku harus bantu yang lain." Alasannya.
Ryuu memasukkan kedua tangannya kedalam saku baju olahraga. "Em, seingatku ibuku pernah bilang kalau kamu jadi asistem pribadi? Apa aku salah dengar ya?"
Bibir Keisha semakin maju, ia meneluk lengan atas Ryuu kesal. "Yaudah ayo Kei temenin, tapi Kei jalan ya."
"Terus kamu aku tinggal?" Ryuu menggeleng, "No. Kita harus lari sama-sama."
⚜️⚜️⚜️
Dengan nafas yang sudah tidak teratur, Keisha menumpukan tangannya diatas lutut, keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya padahal ia sudah mandi. Sosok Ryuu ada beberapa langkah didepannya hanya terkekeh geli.
"Kak...Ryuu... lanjut aja...Kei balik." Ucapnya terengah-engah.
Ryuu melangkah mendekatinya, "Belum selesai Kei."
"Kak! Kita udah berapa putaran ini? Aku capek."
"Tapi aku belum."
Keisha menegakkan tubuhnya, "Kan itu kakak, jadi lanjut sendiri aja, Kei pulang."
Grapp!
"Baru dua putaran, lagian ini masih jam tujuh."
Keisha menghentakkan kakinya kesal, "Enggak ya, ini udah empat atau lima putaran kak."
"Kamu mana hitung, ini baru dia putaran. Ayo lanjut."
"Gak mau." Keisha menahan tubuhnya saat Ryuu menarik tangannya.
"Gimana kalau kita taruhan aja?"
Keisha tampak tertarik, "Taruhan apa?"
"Habis olahraga ini, kalau bisa sampai tujuh putaran, traktir makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze✔
RomanceLayaknya sebuah labirin, tempat yang penuh dengan jalan dan lorong yang berliku-liku serta rumit. Begitupula kehidupan Keisha, di cap sebagai simpanan om-om hingga dikeluarkan dari kampus karna kesalahpahaman. Hanya ada satu sosok yang ada bersaman...