Happy reading.
Beberapa hari ini, kegiatan yang Gea lakukan adalah mengikuti kemana pergi wanita yang tidak mau ia sebut sebagai istri papa nya. Dari kegiatan mengantar dua anak itu ke sekolah, bertemu teman, hingga pulang kerumah pun tetap Gea ikuti.
Gea merasa tidak sudi menatap wajah itu yang masih bisa menyunggingkan senyum, wanita sialan yang merebut papa nya dari mamanya.
Apa wanita ini yang bikin mama pergi? Apa yang udah dia lakuin ke papa sampai sebegininya?
Banyak pertanyaan yang bersarang dikepalanya hingga terasa ingin pecah karna otaknya tidak pernah berhenti bekerja dengan menimbulkan banyak pertanyaan yang belum ada satupun terjawab.
Hari ini, dua jam sebelum kepulangan anak pertamanya, Gea mengikuti langkah wanita itu yang memasuki area mall. Dengan jaket kulit hitam milik Ali serta topi yang melengkapi penyamarannya.
Gea berhenti saat wanita itu memasuki area tempat makan, wanita itu menyapa seseorang yang sepertinya sudah menunggu kedatangannya. Maka dari itu Gea memilih untuk masuk ke restoran didepannya sambil memantau wanita itu.
"Sialan gue muak sama senyum itu." Gumamnya dengan cengkraman erat disudut meja.
Beberapa menit kemudian wanita itu pergi tetapi tidak membawa tas nya. Sepertinya ke toilet. Otak jahat Gea akhirnya menguasai hatinya hingga memutuskan untuk mengikuti wanita itu.
Setelah berada didepan toilet, Gea memastikan bahwa tidak ada siapapun yang akan masuk, hanya dia dan wanita itu.
Sepi.
Sesuai keinginannya, Gea melangkah pelan tanpa menimbulkan suara sedikitpun kemudian berhenti didepan pintu toilet yang tertutup. Sekali lagi, memastikan tidak ada siapapun, Gea mengeluarkan sebilah pisau dari saku belakang celananya.
"Saya tau kamu ada disana."
Gea tersentak, pintu terbuka perlahan menampilkan Mia yang tengah tersenyum lembut khas ibu tetapi malah membuat Gea semakin muak.
"Saya tau kamu mengikuti saya beberapa hari ini, Gea."
Rahang Gea mengeras, genggaman pada pisau itu semakin mengerat. Ia tersenyum miring, "Well, berarti sekarang gue gak perlu sembunyi-sembunyi lagi kan?"
Mia menunduk sejenak tetap menampilkan senyumnya, "Kenapa harus sembunyi-sembunyi?" Ditatapnya ujung pisau yang mengarah pada wajahnya, "Seorang Gea yang Rudy bicarakan enggak kayak gini harusnya."
"Cih, tau apa lo tentang gue."
Mia melewati Gea dengan pelan kemudian berdiri di wastafel, "Saya tau banyak tentang kamu Gea." Mia mencuci tangannya disana, "Papa kamu selalu cerita semua tentang kamu ke saya."
"Fuck! Lo gak tau apapun tentang gue." Gea melangkah cepat masih dengan pisau yang menodong Mia.
Grap!
Mia menahan tangan Gea, ujung pisau itu berada beberapa senti lagi dari wajahnya. "Jangan seperti ini Gea. Papa kamu pasti gak suka."
Gea menyentak tangan Mia agar melepaskan genggamannya, "Kenapa? Lo mau laporin gue ke papa gue atas perlakuan gue ini? Silahkan, gue gak perduli itu."
Mia menggeleng, "Saya gak akan laporin apapun ke papa kamu tentang perlakuan kamu ini." Mia menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya, "Gea, kamu gak pantes pegang pisau ini, mama gak suka."
Gea menatap wajah itu dengan tak percaya, "Mama? Lo bilang apa tadi? Mama?" Gea tertawa keras, "Ngarep lo gue panggil mama? Inget baik-baik, sampai kapanpun lo wanita jalang yang ngerebut papa gue! Dan gue gak bakalan anggap lo mama gue karna mama gue cuma mama Kia! Paham lo!"
Setelah mengatakan itu, Gea melempar pisau itu mengenai kaca hingga pecah dan berlalu dari sana.
⚜️⚜️⚜️
Satu minggu ini, berat badan Keisha benar-benar turun dua kilo. Gadis itu berloncat kegirangan saat menimbang tubuhnya di apartemen bahkan tidak sadar dirinya memeluk Ryuu.
"Yey! Berat badan aku turun dua kilo kak, makasih banyak."
Ryuu membalas pelukan Keisha, "Sama-sama. Tapi inget masih ada beberapa kilo lagi nih."
Keisha melepaskan pelukannya, "Siap pak."ujarnya sambil memberikan hormat.
Karna gemas, Ryuu mencubit pipi Keisha dengan pelan.
"Kak Ryuu bakalan ke kantor lagi?"
Ryuu mengangguk, "Iya, hari ini ada pemotretan."
Keisha mengangguk sambil menerima segelas susu diet dari Ryuu.
"Siap-siap sana."
"Iya kak."
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di perusahaan, Keisha menyapa beberapa staff yang berpapasan dengan mereka.
Selama ada di sini, Keisha selalu menyempatkan diri untuk membaca buku yang dikasih Ryuu dan beberapa kosa kata sudah ia hapal diluar kepalanya. Sedikit-sedikit ia sudah bisa berbicara bahasa Korea tetap dengan bantuan Ryuu untuk memperjelas ejaannya.
Diruang makeup sudah ramai dengan para staff yang bersiap untuk merias para member, maka dari itu Keisha mengambil duduk yang tidak mengganggu mereka untuk bergerak.
Ryuu melihat Jimin tengah mengobrol dengan nuna yang meriasnya, begitu juga dengan J-hope, Jin, Ryuu. Sementara itu untuk Jeke sudah selesai dirias tetapi malah melakukan pushup dengan ponsel didepannya, tingkah laki-laki 23 tahun itu benar-benar lucu.
Sementara itu Jin tengah makan sambil para staff menata rambutnya disampingnya ada Vee. Terakhir untuk Suga, laki-laki yang jarang sekali berbicara padanya, bahkan laki-laki itu terkesan seperti merasa risih dengan keberadaannya, entahlah atau ini hanya perasaannya saja.
Ryuu sudah selesai kemudian menghampiri Keisha yang duduk melamun. "Kei."
"Eh, iya kak?"
"Aku titip ini."
"Oh iya kak." Keisha menerima ponsel laki-laki itu.
"Semuanya bersiap, lima menit lagi kita keluar untuk sesi pemotretan."
"Ne!."
Ryuu keluar dari ruangan diikuti yang lainnya. Mereka akan mengadakan sesi pemotretan untuk lagu terbaru mereka. Ryuu kali ini benar-benar terlihat tampan dengan balutan jas hitam dan tatanan rambut yang rapi.
Keisha sampai tidak bisa bernafas saat sesi pemotretan berlangsung, ia memilih untuk kembali keruang makeup karna kini dadanya terasa sesak sekali karna tidak sanggup terlalu lama berada disana untuk melihat betapa tampannya sosok Ryuu.
⚜️⚜️⚜️
Sampai jumpa di part selanjutnya
Byee
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze✔
RomantikLayaknya sebuah labirin, tempat yang penuh dengan jalan dan lorong yang berliku-liku serta rumit. Begitupula kehidupan Keisha, di cap sebagai simpanan om-om hingga dikeluarkan dari kampus karna kesalahpahaman. Hanya ada satu sosok yang ada bersaman...