Happy reading.
Duduk di kursi pesawat pada jadwal penerbangan akhir tak membuat air mata itu berhenti malah semakin deras padahal tinggal lima menit lagi jadwal penerbangan, hati itu terus gusar saat menerima kabar bahwa ibu nya meninggal.
Keisha terus merapal doa dengan merapatkan kedua tangannya di depan dada, meminta kepada Tuhan bahwa semua ini hanya tipuan semata.
Sudah cukup lama sejak terakhir kali ia menelfon mungkin sekitar satu bulan yang lalu, ia tak pernah terpikir akan mendapatkan kabar semengejutkan ini.
Yang menelfon tadi adalah Ryuu, laki-laki itu mengabarinya bahwa sang ibu meninggal dunia karna serangan jantung mendadak saat bekerja.
Seluruh tubuh Keisha melemas saat itu juga, untungnya Suga dengan cepat menangkap tubuhnya dan langsung pergi dari sana.
Mereka memesan kelas first class, sengaja memberikan waktu untuk Keisha sendiri, kali ini pulang ke Jakarta tidak sendirian, ada Suga yang bersamanya, laki-laki itu mengambil keputusan untuk menemani Keisha.
Suga bangkit dari tempat duduknya kemudian menghampiri bangku disebelahnya dimana tempat Keisha berada.
"Mau makan sesuatu? Kamu butuh tenaga."
Keisha menggeleng, wajahnya sudah memerah dengan sembab.
Melihat Keisha yang terus menolak akhirnya Suga memutuskan sendiri dengan memesan makanan. Pesawat akhirnya lepas landas.
Sekitar beberapa menit kemudian akhirnya mereka berada diatas awan, pramugari memberikan pesanan pada Suga, laki-laki itu menerimanya dan menghampiri Keisha.
"Makan dulu."
"Aku tidak lapar."
"Lapar atau tidaknya kamu harus tetap makan. Penerbangan kali ini cukup lama."
Keisha melirik piring yang dipegang Suga. "Aku tidak lapar."
Suga yang tidak ingin di bantah lantas mengambil alih sendok dan menyodorkannya di depan mulut Keisha.
"Makan."
Keisha melirik sekitar, "Aku-aku bisa sendiri."
"Kali ini aku yang ambil alih, kamu harus habiskan makanannya."
Mau tak mau Keisha menerima sendok itu. Dengan telaten, Suga membantu Keisha makan walau sesekali gadis itu menggeleng tanda menolak.
⚜️⚜️⚜️
Setelah menghabiskan waktu selama tujuh jam lebih akhirnya mereka sampai di Jakarta. Keisha benar-benar tidak sabaran untuk segera bertemu dengan ibunya.
Suga memegang tangan gadis itu untuk menyuruhnya lebih tenang. Dia juga baru pertama kali ada di Jakarta—ralat—kedua kalinya ada di Jakarta karna yang pertama saat mereka melakukan konser.
"Tenang dulu, jangan seperti ini, kita bisa melupakan semuanya."
Keisha sadar akhirnya mengangguk, memasuki sebuah taksi dan membawa nya menuju rumah. Satu jam kemudian mereka sampai, rumah kecil itu ramai dengan orang.
Keisha berlari keluar dari mobil dengan bersimba air mata.
"Ibu!." ia berteriak.
Beberapa orang mencoba menenangkan Keisha, tubuh sang ibunya sudah berada didalam peti, terlihat cantik dan bersih.
"Ibu, kenapa begini?" Keisha terisak, "Keisha belum bawa ibu jalan-jalan."
"Yang tenang, nak."
"Sabar ya sayang."
Beberapa orang mencoba membantu menenangkan Keisha yang berteriak meminta ibunya untuk bangun.
Seorang wanita dengan baju hitam melangkah mendekati Keisha, wanita itu menangkup wajahnya hinga saling berhadapan.
"Ibu kamu sudah tenang, jangan ditangisi lagi." Wanita itu mengusap pipi Keisha, "Saya Ranti, kakak Nazia."
Kedua mata yang sembab itu mengerjap pelan, "Kakak?"
Ranti mengangguk. "Saya kakak kandung Nazia, kami memang sudah lama tidak bertemu karna kesibukan saya di luar negeri."
Keisha memeluk Ranti, wajah keduanya benar-benar mirip.
"Ibu belum sempat jalan-jalan, tante. Padahal Keisha mau ajak ibu ke Korea liat salju."
Ranti mengangguk, wanita itu mengerti betapa sedihnya Keisha begitupun dirinya. "Ikhlaskan Nazia. Dia wanita yang kuat karna selama ini sudah menanggung beban yang cukup berat."
Keisha menggeleng, "Aku bahkan belum sempat berpamitan."
Kini saatnya tubuh Nazia untuk di kubur, karna sudah terlalu lama maka akhirnya Keisha mencoba mengikhlaskan sang ibu untuk di kubur.
Selama proses pemakaman, Keisha tak melepaskan pelukannya dari tubuh Ranti. Hingga tubuh sang ibu tertimbun oleh tanah.
Orang-prang yang datang menghadiri pemakaman pun satu-persatu meninggalkan pemakaman.
Ray mendekat, "Keisha."
Gadis itu menoleh kemudian berpaling memeluk Ray. "Nyonya."
"Sabar ya sayang, ibu kamu sudah ditempat yang lebih baik."
"Ibu kenapa bisa begitu?"
Ray menggeleng, "Tadinya saya sempat berbicara dengan Nazia, tapi setelahnya para pelayan berteriak kalau Nazia pingsan." Ray melepaskan pelukannya, "Maafkan saya yang tidak sadar dengan kondisi ibu mu."
Keisha menggeleng, "Jangan minta maaf nyonya, mungkin memang seperti ini jalannya."
"Saya pulang dulu ya, kalau kamu mau, kamu bisa mampir kerumah saya."
Keisha hanya mengangguk, setelah kepergian Ray Keisha berjongkok disamping makam ibunya.
"Ibu, maaf karna Kei belum bisa bawa ibu jalan-jalan. Maaf gak ngehubungi ibu kemarin-kemarin. Gimana disana ibu? Sudah bertemu ayah ya? Pasti disana lebih indah kan? Tolong sampaikan maaf Keisha ke Ayah, jagain Kei dari sana ya."
Ranti menyentuh bahu Keisha membuat gadis itu mendongak, "Kei, ada yang perlu saya sampaikan ke kamu."
Dahi Keisha berkerut, "Apa tante?"
"Ayo pulang dulu."
Keisha mengangguk, gadis itu mencium nisan sang ibu dengan lembut kemudian berpamitan. Saat hendak keluar dari gerbang, gadis itu dikejutkan dengan kehadiran Ali.
"Kei."
"Kak."
Laki-laki itu memberikan senyum tulusnya, "Yang sabar ya. Ikhlasin."
Keisha menunduk, matanya kembali berkaca-kaca. Melihat itu Ali melangkah hendak memeluk Keisha tetapi sebelum itu terjadi, bahu Keisha lebih dulu dilingkari tangan seseorang.
"Oppa."
Langkah Ali terhenti, ia menatap Keisha dan laki-laki itu bergantian. "Kei, ini, siapa?"
Mulut Keisha terbuka hendak menjawab pertanyaan Ali tetapi Suga lebih dulu berbicara.
"She's mine."
Baik Keisha maupun Ali kaget, terlebih gadis itu tidak percaya dengan ucapan Suga.
"So, stay away from her." Kedua mata Suga menyorot tajam.
Sedari awal ia datang hingga acara selesai, ia menjauhkan diri dari yang lainnya, membiarkan Keisha bersama orang-orang terdekatnya tetapi tetap menjaganya dari jauh.
Lalu tiba-tiba ada seseorang yang hendak memeluk Keisha? Jangan harap.
⚜️⚜️⚜️
Uuu Sugaaa🥵
Btw tinggal beberapa part lagi menuju ending nih, siap gak?
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze✔
RomanceLayaknya sebuah labirin, tempat yang penuh dengan jalan dan lorong yang berliku-liku serta rumit. Begitupula kehidupan Keisha, di cap sebagai simpanan om-om hingga dikeluarkan dari kampus karna kesalahpahaman. Hanya ada satu sosok yang ada bersaman...