Penerbangan tujuan Seoul, Korea Selatan
Rose masuk ke dalam kabin pesawat—menutup hampir seluruh tubuhnya dengan masker, mantel hitam panjang serta tudungnya. Yuma-Eira hanya bisa saling pandang karena mereka berdua tidak terbiasa dengan penampilan Rose kali ini begitu juga dengan penampilan mereka sendiri. Wanita itu meminta kedua asistennya berpakaian berbeda dari biasanya juga mengenakan topi dan penutup wajah.
"Miss, saat tiba kita akan langsung melakukan pertemuan?" Eira berjalan lebih dekat pada Rose.
"Ya, aku mengganti pakaian saat akan landing."
Rose melangkah, ternyata Yuma mendahului nya. Berdiri tepat di samping kursi milik Rose. Ketiganya menjadi pusat perhatian di first class.
"Hyung, ada orang lain selain kita ya?" Jungkook bertanya pada Jin yang duduk di sampingnya. Jawaban yang Jungkook dapatkan hanya wajah Jin yang juga sama bingungnya.
"Tidak apa, sepertinya mereka semua laki-laki. Kelihatannya mereka bukan penguntit." Hoseok berbisik saat berdiri di samping tempat duduk Jungkook.
Biasanya memang di pesan khusus untuk Bangtan. Tidak ada pihak luar selain tim management agensi. Itu sebabnya semua sedikit khawatir dengan kemunculan orang-orang ini.
Yoongi hendak memejamkan kedua matanya, namun atensi nya berubah ketika melihat tiga orang yang tidak ia kenal melintas di sekitarnya. Namjoon yang juga melihat, bertanya pada manajer mereka perihal ini. "Kabar yang ku dengar dari pihak maskapai orang itu membayar banyak untuk ini. Aku tidak yakin, tapi sepertinya orang berpengaruh. Kenapa tidak gunakan jet pribadi saja." Jawaban Sejin hyung memenuhi indera dengar Namjoon.
Sedangkan Jimin menatap dengan seksama beberapa kali. "Sepertinya pernah lihat. Aku yakin." Jimin familiar dengan sosok Yuma. Taehyung yang duduk di samping Jimin menatap heran. Setelah mengikuti arah pandang Jimin. Pria ini acuh, kembali memasang earphone-nya.
Enam belas jam kemudian...
Seoul, South Korea
Ada gerakan halus di sekitar lengan Rose, lalu memanggil namanya. Kesadarannya mulai kembali. Eira menyerahkan pakaian yang harus bosnya kenakan. Tetapi Rose masih enggan bangkit dari tempat duduknya. "Eira, semua berkas tertulis laporan keuangan, laporan Ekuitas pemilik individual, saham preference, dan biasa. Dan semua problem internal maupun eksternal besar yang menjadi kendala. Saat aku memeriksa dokumen ini. Kalian bisa mengganti pakaian kalian." Titah Rose, setelah itu ia menuju dan menghilang di balik pintu kamar kecil, tidak jauh dari tempat duduknya.
Hampir semua penghuni yang sebelumnya tertidur, membuka mata mereka. Mempersiapkan diri, karena proses pendaratan pesawat kurang dari satu jam. Bisa melihat pantulan dirinya sendiri di depan cermin, ia menanggalkan semua benda berwarna hitam yang mengunci tubuhnya. Mengganti dengan dress selutut berwarna peach bergaris bronze pada kedua sisinya. Warna rambut Rose pun, berubah. Burgundy menjadi ash brown. Menetapkan garis rambut rambutnya di tengah kepala, sisi kiri surainya memenuhi kiri dan kanan sama rata. Dengan poni panjang berada pada sisi kiri dan kanan kepalanya.
Saatnya memasang arloji pemberian dari ayahnya, benda yang di buat khusus untuk anggota keluarganya saja ya, desainnya pun disesuaikan dengan kriteria si pemakai. Memeriksa ulang penampilannya—merapikan lagi semuanya, dan lalu keluar. Perbedaan yang signifikan membungkam semua pasang mata. Seolah tidak memperdulikan semua orang yang memperhatikannya. Ia berjalan dengan santai, tidak melupakan wajahnya dingin selalu mengiringinya. Mengganti loafers dengan sepatu heels bertumit sedang. Semua berkas pun sudah berjejer rapi.
Jungkook melongo menatap pada Hoseok, yang menatapnya balik. "Wow...ternyata wanita."
"Bukan kah wajahnya tidak asing hyung." Jungkook kembali berbalik, untuk memastikan wajah Rose yang ternyata sudah sibuk dengan dokumen.
'Oh, dia.' Taehyung berbicara dalam hati dengan sedikit senyum terpatri dari sudut bibirnya setelah melihat Rose. Giliran Yuma yang sudah berganti pakaian formal nya, Eira pun sudah rapi.
"Sampai saat ini, kedua kakak Anda tidak mengetahui tentang perjalanan Anda. Kita aman." Yuma mengatakan saat Rose memandang kearahnya. "Sebelum keberangkatan, saya sudah mengatur rute. Kita akan menggunakan jalur vip miss." Eira menunjukkan jadwal tertulis milik Rose yang ia susun.
"Hindari berurusan dengan supir perusahaan. Kau pikirkan caranya bagaimana sampai ke kantor. Aku ingin melihat yang sebenarnya terjadi disana."
Eira mengangguk pasti. Siap mengerjakan.
Dipegangnya pena dengan desain indah berwarna merah cerah terlihat memainkan benda itu dengan tangannya di udara dekat tubuhnya beberapa kali.
"Miss, mereka—"
"Mereka apa?"
"Sepertinya Anda akan sering bertemu mereka, atau berurusan dengan mereka."
Yuma menatap sekilas pada tujuh pria yang kebetulan juga menatap ke arahnya. Wanita itu menggantungkan pandangannya intens satu persatu untuk mereka. Tatapan tujuh pria itu bertemu pandang dengan sorot tajam Roseannw. "Mereka yang kau bicarakan, mereka yang menatap ke arahku ya?"
"Iya miss," Eira mengambil alih untuk menjawab.
"Mereka BA untuk beberapa produk perusahaan yang sebelumnya di tangani oleh tuan Hyungsik dan tuan Chanyeol." Yuma menunjukkan file kontrak sebagai bukti terjadinya kerjasama.
"Berita buruknya, ini menjadi salah satu yang akan anda take over mulai sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]
Fanfiction[C O M P L E T E D] Perfect in imperfections. Women, like one word that is usually called side by side with Man. Women symbol of beauty, as well as symbols of weakness. But, helping others doesn't require whether you should be a woman or a man. Bec...