"Dari mana? Sekarang sudah tengah malam."
Rose hanya menoleh pada pemilik suara, tapi tidak berniat untuk menghentikan langkah dari kedua kakinya.
"Aku tahu kau bisa melindungi dirimu, tapi kau tetap seorang wanita." Hyungsik mengejar adiknya, ia menyamakan kedua langkah kakinya semakin cepat.
"Hmmm." Sahut Rose malas-malasan.
"CKkck...aku belum selesai bicara nona muda. Berhenti."
Langkah Hyungsik ia hentikan, menyerah saja berhadapan dengan Roseanne, sedangkan wanita yang bersama dengan dirinya konsisten membuat langkah. Pria ini mengeluarkan kedua tangan yang berada di dalam saku celana, kali ini giliran rambut di kepalanya yang tidak bersalah menjadi korban kekesalan.
"Yeollieeeee. Adikmuuuu."
Hyungsik berjalan ke arah dapur, terdengar dari sendal rumah yang bergesekan dengan lantai. Chanyeol menoleh ke pintu—tidak ada siapapun, ia kembali fokus dengan sesuatu yang berada di atas nyala api.
'Aku yakin, sepertinya tadi ada yang memanggil namaku.'
Lalu ia menemukan sosok pria dengan guratan beban pada wajahnya. Semakin tua.
"Ada apa hyung ? Kau juga lapar?"
Hyungsik mengambil posisi duduk di depan meja menunggu Chanyeol—sepertinya ia sedikit tertarik untuk ikut makan bersama Chanyeol. Aroma ramen dan menu lainnya meyegarkan otaknya.
"Tadi aku melihat dia pergi dengan mobilnya."
"Siapa...Rosie?."
"Hemm,"
Chanyeol meletakkan sumpitnya. Setelah mengunyah mienya. Pikirannya beredar merangkum memori lama.
"Aneh, dia lebih suka pergi dengan kereta atau bus jika disini. Kau harus lebih dekat dengannya hyung."
Perkataan Chanyeol membuat Hyungsik memberikan atensi penuh pada dirinya.
"Rosie selalu memberikan kasih sayang kepada orang lain, tapi dia sendiri tidak banyak mendapatkan terutama dari kita berdua. Ingat bagaimana perbedaan saat hyung melihat Rosie bersama anak ahjumma pengurus rumah tangga disini. Bandingkan saja ketika bersama kita. Jauh berbeda. Begitu juga pandangan orang lain di luar kehidupan kita, akan menilai jika segala sesuatu berjalan dengan baik, yang sebenarnya.....kau mengerti kelanjutan kalimatku hyung."
Chanyeol kembali memegangi sumpitnya.
Hyungsik ikut meletakkan sendok dari tangannya. Rasanya sedikit sesak jika menyusun sendiri kalimat terakhir. Satu ruang kosong yang selama ini tidak pernah dibuka, satu ruang kosong yang tidak pernah diisi, satu ruang kosong yang dingin. Hati mereka semua seperti tidak berdetak dalam jangka waktu lama.
Senyuman dari wajah Hyungsik muncul tak terduga.
"Berarti kau akan melakukan apa yang aku minta..."
Chanyeol berhenti mengunyah, karena tersedak nasinya. Dilihatnya raut wajah Hyungsik yang mencurigakan.
"Jika itu ide yang buruk, sebaiknya pikirkan lagi. Kita saat ini sedang berada di sarang singa."
![](https://img.wattpad.com/cover/149635756-288-k491000.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]
Fanfiction[C O M P L E T E D] Perfect in imperfections. Women, like one word that is usually called side by side with Man. Women symbol of beauty, as well as symbols of weakness. But, helping others doesn't require whether you should be a woman or a man. Bec...