31

3K 358 59
                                    

Menjadi pria adalah mau mendengarkan dan memahami

❄❄❄

       "Kau tidak menjawab telepon dariku." Yuma datang berpakaian rapi mengenakan setelan pesta, yang mencolok adalah bow tie hitam dengan bunga mawar merah.

       "Aku sibuk, tidak lihat huh." Jawab Eira sambil berkeliling memungut pakaian yang berceceran di lantai, memindahkan dan mengembalikan benda-benda yang tidak berada pada tempatnya.

       Yuma ikut bergerak memindahkan gelas-gelas dari meja bar. "Dimana nyonya?"

       "Pergi menemui dokter Joseph, jadwal rutin pemeriksaan."

       "Wow...aku sudah menghubungi dokter, beliau sedang tidak berada di Seoul." Sanggah Yuma, menunggu reaksi dari wanita yang dia ajak bicara. Tangan Eira tak bergerak seperti membeku, bertahan memegang sepotong syal hitam. "Bagaimana maksudnya dokter Joseph tidak ada?,"

       Seringai Yuma mengejek Eira dengan melipat kedua tangan di depan tubuhnya. "Kesimpulan : nyonya tidak menceritakan yang sebenarnya padamu."

       "Kau mengganggu, pergi sana." Jawab Eira ketus, wajahnya mulai menunjukkan keragu-raguan, mengingat tingkah Rose yang kembali normal, ini terjadi setelah tuan Kim menunda perceraian mereka sampai istrinya melahirkan. Kemudian Eira berlari kecil tidak tenang, menghampiri Yuma yang bisa bersikap tenang seolah-olah ini bukan akhir kehidupan. Yuma menunjukkan jadwal penerbangan atas nama Mrs. Roseanne. Kedua bola mata Eira sudah seperti lepas dari tempatnya, rasanya detak jantung sempat berhenti.

        "Astaga, astaga. Aku bisa gilaaa. Kau pasti mengerjaiku, tuan Taehyung apa dia mengetahui ini?"

       Yuma menepuk pundak Eira, tatapan setengah mengejek, dan simpati. Ada tawa yang juga diselipkan, "Jika tidak cerdas, Mrs. Roseanne tidak akan menjadi seorang bos dan kaya raya. Itulah letak perbedaannya. Sudahlah...cepat kau membersihkan diri. Kita pergi bersama. Hanya tersisa tiga jam sebelum acara dimulai."

Eira tidak bisa memikirkan apapun, selain otaknya berubah menjadi kram.

❇❇❇

       Pesta yang diadakan tidak semata-mata ditujukan untuk kalangan elit, relasi, kolega saja. Melainkan seluruh bagian pegawai hingga ke bagian dasar dari susunan managerial perusahaan. Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi yang dilakukan oleh semua lirik pegawai untuk perusahaan. Kehadiran orang-orang di dalam dunia entertainment yang bekerja sama dengan perusahaan juga menjadi bagian dalam acara.

       Taehyung tidak mengijinkan dirinya untuk datang, bebasnya minuman beralkohol yang disajikan membuatnya memutuskan sepihak. Begitu juga dengan Eira yang harus memberikan laporan-laporan apa saja yang dia lakukan kepada Taehyung.

       "Aku bukan seseorang yang memiliki penyakit serius dan akan segera meninggal dunia secara tragis. Sehingga tidak boleh pergi kemanapun. Ini rumah nenek, Jack sungguh melarangku kemari, yang benar saja tuan Kim Taehyung terhormat." Rose turun dari taksi yang dia tumpangi. Mengenakan warna gaun yang tidak sesuai dengan ketentuan, tentu saja menimbulkan semua pasang mata bertanya-tanya siapa wanita konyol yang sedang muncul di tengah-tengah mereka. Tidak semua pekerja mengenal Rose, hanya yang bermasalah dalam pekerjaan saja yang sangat mengenal dirinya. Suasana hatinya sedang bagus, ia menyunggingkan senyuman pada setiap orang yang memandangnya.

       "Kau sedang di Sokor?" Rose memutar sembilan puluh derajat tubuhnya, senyuman pria ini tidak berubah sama seperti terakhir kali pertemuan mereka. Kedua tangannya penuh, satu memegang segelas sampanye dan enam kue kering berukurang kecil di atas piring.

Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang