"Jungkook-ah."
Taehyung tidak menemukan setelah berkeliling. Di dalam kamar tidak ada siapapun. Pria ini juga mengitari seluruh kamar Jungkook. Layar monitornya masih menyala. Tandanya Jungkook tak jauh dari kamar. Hampir dua bulan Taehyung harus kembali kesini dan tinggal di dorm bersama semua member Bangtan. Ia merebahkan diri, berencana membuat berantakan tempat tidur Jungkook. Memejamkan matanya, ada sesuatu di bawah bantal. Menekan-nekan bantal dengan kepalanya. Tangannya masuk ke celah bawah meraba dan mengambil benda tersebut.
"Untung saja tidak rusak. Kenapa sembarangan sekali sih." Ketika kotak dibuka, benda mengeluarkan cahaya dari setiap sisi tubuhnya, ini bukan cincin pada umumnya.
"Oh, kau di kamarku, Namjoon Hyung sejak tadi mencarimu."
"Kita akan pergi ke agensi. Maaf aku membuka isinya." Taehyung meletakkan kembali kotak itu di atas tempat tidur. "Untuk ibumu?,"
Jungkook tersenyum getir. Ia mengambil cepat kotaknya, dan meletakkan kasar di dalam laci meja.
"Bentuknya seperti cincin untuk acara sakral." Tebak Taehyung [karena dirinya juga mengenakan cincin pernikahan. Tetapi hanya istrinya saja yang mengenakan. Cincin miliknya tersimpan rapi di suatu tempat]. Kalimat yang menarik atensi Jungkook. "Wah, kau bisa membedakannya hyung."
"Tentu saja, itulah sebabnya cincin pernikahan berbeda dengan cincin pada umumnya. Ada doa yang tersemat. Aku pergi, kau juga sebaiknya bersiap."
Jungkook mengangguk mengangkat ibu jarinya di udara.
❇❇❇
Setelah terakhir kali kunjungan nenek. Esok harinya Taehyung sudah kembali ke pusat kota Seoul. Rose juga demikian, ia kembali sibuk bekerja mengurus perusahan. Mereka tidak saling mengganggu kegiatan satu sama lain. Rose tidak pernah menghubungi suaminya, sebelum pria itu yang terlebih dahulu menghubunginya, karena Taehyung tidak bisa sembarangan melakukan komunikasi via panggilan telepon atau panggilan video. Sedangkan yang terjadi pada Taehyung, sudah lima hari dirinya tidak bisa menghubungi nomor ponsel istrinya. Seharusnya tidak menjadi perkara besar. Hanya saja, berbeda setelah menikah. Perasaan khawatir pastilah ada. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada Roseanne.
"Jika ada masalah cerita saja. Gerakan koreo-mu berantakan." Hoseok datang menepuk pundak Taehyung. Membuyarkan isi lamunan.
"Maaf hyung. Tubuhku sedang tidak fit. Akan ku tambah jam untuk berlatih."
Saat ini aku tidak bisa membedakan apa yang sebenarnya aku rasakan.
❇❇❇
Walaupun sudah melakukan penebusan dosa. Hatinya masih sulit tenang. Sampai detik ini tidak henti beribadah. Rose menonaktifkan ponsel karena ingin menenangkan isi pikiran, hatinya. Semakin lama hidupnya tidak menjadi lebih baik. Gejolak-gejolak pikiran dan kekhawatiran terlalu berlebihan.
Sudah lima hari dia tidur di asrama kapel.
Di tempat ini dengan bebas mencurahkan segala keluh kesahnya. Menyesali beberapa keputusan yang terjadi. Penyesalan dimana semuanya dimulai. Seharusnya tidak kembali ke Sokor. Menolak walaupun ayahnya memohon untuknya kembali.
"Apa beban hidupmu begitu berat. Maaf mencampuri urusanmu, kemarin aku disini dan hari ini melihatmu kembali masih disini." Rose menegakkan tubuhnya, setelah sejak tadi menunduk menempelkan dahi di punggung kursi di depannya.
"Beban itu bukan hukuman."
Rose menautkan semua jari tangannya. Menaruh di depan dadanya.
"Aku memiliki segalanya yang tidak semua orang miliki. Aku mendapatkan apa yang aku inginkan dalam waktu singkat setelah mereka mengetahui siapa aku. Aku memilki semua orang di dekatku. Diantaranya hubungan darah. Tetapi hatiku kosong. Semuanya seperti permainan. Aku lelah Tuhan."
Pria tak dia kenal ini tersenyum. Tangannya mengulurkan bible untuk Rose. "Lebih dekat dengan Tuhan. Itu jawabnnya."
Pria tanpa nama itu pun, pamit pergi.
"Terima kasih. Nama Anda?" setengah meninggi suara yang Rose ucapkan ketika pria itu sudah menjauh.
"Panggil saja Joseph."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]
Fanfiction[C O M P L E T E D] Perfect in imperfections. Women, like one word that is usually called side by side with Man. Women symbol of beauty, as well as symbols of weakness. But, helping others doesn't require whether you should be a woman or a man. Bec...