29

2.6K 323 87
                                    

Hubungan ini seperti sepotong roti. Ketika dipanaskan terlalu lama. Ia akan hangus, terbakar, dan hancur.

❇❇❇

Flashback on

      Siapapun tidak menginginkan hasil akhir yang seperti ini. Tidak ada seorang pun. Sekarang dia mengerti kalimat yang Rose ucapkan padanya 'hubungan saling menyakiti.' Ruangan ini lebih besar dari ruangan lainnya merupakan gabungan gaya Renaisans Italia, gaya Yunani dan gaya Prancis. Melimpah ruah dengan kuningan, berlapis warna keemasan. Taehyung menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, meniupkan udara dari mulut agar hangat. Setelah kurang lebih hampir satu jam dia berada disini. Baru memiliki kesempatan menengok perapian yang gelap dengan sisa-sisa abu.

Sebanyak lima kali ketukan di depan pintu, Harriet masuk dengan wajah mengkerut.

       "Tuan, nyonya tidak menyentuh makanan yang kami berikan, begitu pula dengan obatnya. Padahal beliau sudah siuman. Apa saya harus menghubungi nona Eira."

Taehyung menggeleng, "Tidak perlu, aku akan segera menemuinya."

       Harriet mengangguk, dia pamit pergi. Tidak berselang lama, Taehyung beranjak pergi, memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana. Dingin lebih terasa ketika berada di lorong, dia bergegas masuk ke dalam kamar. Setelah mengetuk terlebih dahulu. Menimbulkan sedikit suara pada handle pintu. Rose terbaring segera melirik seseorang yang baru saja menutup pintu kembali.

          Rasa malunya berkumpul saat ini setelah melawati kejadian yang tidak pernah dia bayangkan. Tidak ada yang saling membuka suara. Mereka berdua seperti pasangan suami istri yang tidak normal.

        "Mau diganti dengan makannya baru, itu sepertinya sudah dingin. Kita bicara setelah kau menghabiskan makananmu."

         Rose bergerak memunggungi Taehyung yang sepertinya mulai mengambil kursi untuk diletakkan di dekatnya. "Besok saja, sekarang aku ingin tidur. Nanti ku makan jika sudah mulai lapar."

Benar.....

        Detak jantung yang ia rasakan berubah drastis ketika merasakan suaminya sedang duduk di dekat sisi tempat tidur.

        "Seseorang mengatakan padaku. Ya, aku berharap dia masih mengingat semua perkataannya. Aku tidak mengetahui jika temanku adalah kakaknya. Kami bertemu ketika berada di pesawat. Ah, ketika aku syuting di luar negeri juga bertemu dengannya. Hingga kami berteman. Sampai suatu hari dia meminta permintaan yang tidak biasa, agar aku mau menikah dengannya. Aku tidak pernah bertanya alasannya."

Rose mengubah posisi tubuhnya menghadap Taehyung, "Seseorang itu aku, tidak perlu diteruskan."

Senyuman sendu Taehyung diberikan pada sang istri. "Hemm, benar sekali, orang itu adalah istriku. Aku menyetujui semuanya tanpa bertanya. Bisa ku bertanya sekarang."

        "Aku hanya ingin berpisah. Maaf telah melibatkanmu dalam urusan keluargaku. Membuatmu terikat padaku. Terima kasih untuk semuanya, ibumu, ayahmu sangat baik. Senang bisa mengenal mereka. Dan untukmu yang sudah menjadi suamiku."

        Rose memperhatikan perubahan warna tangan Taehyung, pria itu menumpu wajahnya dengan telapak tangan. Dia mengambil keduanya, tanpa meminta ijin. Menggenggam erat. Agar suhu tubuh mereka bisa sama.

        Tidak sejalan dengan apa yang istrinya lakukan, Taehyung memilih menarik lembut kedua tangannya. Menolak secara halus. "Aku bisa menghangatkan tubuhku sendiri." Ia berdiri dan mengembalikan kursi ke tempat semula. "Jika sudah siap, aku akan mengirimkan kepadamu."

Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang