[C O M P L E T E D] Perfect in imperfections.
Women, like one word that is usually called side by side with Man. Women symbol of beauty, as well as symbols of weakness. But, helping others doesn't require whether you should be a woman or a man. Bec...
Ketika langkah pertama selesai, maka akan ada lanjutan dari langkah-langkah lainnya. Roseanne tidak melupakan keberadaannya di tempat ini karena perbuatan kedua saudara laki-lakinya yang dibantu oleh Eira dan Yuma.
Lebih parahnya dirinya dan kedua kakak laki-lakinya tidak menghabiskan waktu bersama disini. Apakah gunanya pergi bersama jika sama saja. Hyungsik dan Chanyeol seolah-olah enggan bersama dengan Rose atau bisa dikatakan bentuk penghindaran massal dan hari ini pikirannya buntu, terbagi menjadi banyak hal. Semua tidak berjalan baik. Hingga tengah malam, kedua matanya sulit sekali untuk terpejam.
"Rasanya aku tidak betah, ingin pulang saja."
Di dalam kamar terlalu menyiksa, Rose pun beralih lagi pergi keluar kamar sebentar, ia menghubungi Eira. Menunggu setiap detik diantara deringan terasa lama. Akhirnya ujung sambungan menjawab panggilan.
"Bagaimana?"
"Maaf miss, semua kendala tidak bisa diatasi dalam waktu satu bulan."
Rose semakin gusar, "kau yakin?"
"Saya sudah mengusahakan semua yang Anda minta, tetapi hasilnya tidak bisa."
Masih berkomunikasi dengan ponselnya ingin pergi ke dapur, sekaligus bisa menenangkan pikiran dengan minum air.
"Eira, jika kau tidak bisa. Aku yang akan mengatasi langsung. Semua ini penting untuk pendidikan mereka, jika semuanya tidak ada yang becus mengatasi. Aku tidak bisa ber–––" ucapannya terhenti karrna shock mendapati seluruh orang berkumpul. Apa yang dilakukan para pria ini disini ?
Wanita ini memutar balik tubuhnya dan pergi secepat mungkin.
Hyungsik terkejut, berhenti bicara, bernafas sebentar lalu melanjutkan mengunyah makanannya—bertatapan mata dengan Chanyeol, "Kurasa itu tandanya,"
yang dijawab dengan anggukan, "kita mulai saja."
Hoseok menatap satu objek yang tersembunyi diantara tubuh mereka. "Dia tidak melihat hadiah kita kan ?"
Seokjin menggeleng pasti. "Tidak, benda ini tertutup sempurna oleh tubuh kita."
Dimulai dari Hyungsik yang membawa yang berwarna merah muda, sedangkan Chanyeol membawa yang berwarna putih. Keduanya berjalan memimpin di barisan terdepan.
Mereka semua bergerak beriringan pada satu arah tujuan. Berhenti di depan kamar Rose, seketika semuanya hening. Hyungsik mengetuk pintu. "Are you okay ? Sepertinya kau sedang ada masalah."
Rose mendengus, ia menghapus kedua sudut matanya yang sedikit basah. "Masuk saja, aku tidak mengunci pintu."
Para pria itu: Hyungsik, Chanyeol, Namjoon, Seokjin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, dan Jungkook. Mereka mengekor di belakang tubuh kedua saudara laki-lakinya.
"Selamat ulang tahun adikku. Kau melupakan saat dimana kau lahir dari rahim ibu. Terima kasih sudah menyayangi semua orang. Tapi sebelum kau menyayangi mereka semua, kau harus mencintai dan menyayangi dirimu sendiri. Aku dan Yeolli yang meminta Yuma juga Eira berbohong tentang kondisi itu. Jangan khawatir semua baik-baik saja." Hyung Sik menunjukan kue ulang tahun di depan wajah adiknya.
Chanyeol ikut tersenyum setelah meletakkan kue lainnya di atas meja, lalu mengusap puncak kepala Rose,"Selamat ulang tahun Chaeyoung-ah. Jika ingin melihat kebahagian pada orang lain, kau sendiri harus bahagia."
Hyungsik tidak menyodorkan kue pada Rose, melainkan meletakkan kue tersebut di samping kue Chanyeol. Setelah mereka berdua, Namjoon menyerahkan satu buket bunga mawar merah. Sekeranjang kayu, berisi bunga mawar merah muda dan mawar dalam pot kecil di serahkan oleh Hoseok. Terakhir dari, Jungkook satu buket mawar merah beserta tangkai dan daunnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Liburan ini hanya alasan semata. Aku dan Yeollie sebenarnya ingin merayakan ulang tahunmu bersama-sama, karena setiap kali kau berulang tahun tidak pernah ada di rumah." Rose tertegun, hatinya berat seperti dipenuhi berton-ton besi.
Segera memejamkan kedua mata, memanjatkan sebuah doa. Kemudian meniup api kecil dari lilin yang menyala. Ia berdiri, memeluk kedua saudaranya.
"Terima kasih."
Baik Chanyeol dan Hyungsik membalas pelukan saudarinya. Hari ini mereka hidup dalam damai. Setelah sekian lama negara api menyerang tidak berkesudahan. Sejenak Rose menatap satu persatu pria yang lainnya. Kemudian memeluk mereka bergantian dari Namjoon hingga Jungkook. Tidak tahu harus merespon seperti apa, karena yang Rose lakukan membuat mereka tampak terkejut.