11

3K 410 9
                                    

      Rose sudah bersiap dengan pakaian kerjanya dengan bahan yang dingin, nyaman jika dikenakan. Musim panas terlalu terik menyengat mengenai kulit. Jadi itulah alasan kenapa ia hanya memilih mengenakan pakaian dengan bahan yang tidak akan membuat tubuhnya gerah kepanasan jika tidak sedang berada di dalam ruang kerja. Pintu kamar tidak akan ia kunci seperti biasa saat dirinya sudah selesai bersiap. Agar Eira atau Yuma bisa masuk kapan saja tanpa perlu mengetuk pintu. Itu membuatnya susah karena mondar mandir hanya sekedar untuk membuka pintu.

      Anehnya ada sesuatu yang berbeda. Langkah kaki bersamaan lebih dari satu orang. Tidak––dari sepasang sepatu, sepertinya hanya dari sepasang sandal, baru masuk mengisi ruangan kamarnya. Rose tidak memperhatikan siapa pemilik langkah yang sudah tak terdengar. Wanita ini masih sibuk mengunci pergelangan kemejanya yang ia kenakan. Baru, setelahnya menunduk melihat ke lantai. Sepasang kaki berbeda. Sejak kapan Eira memiliki betis berbulu.

     "Adik, ganti pakaianmu. Kita tidak bepergian dengan pakaian seperti itu." Hyungsik memperbaiki letak kacamata hitamnya yang tidak pas. Luar biasa sekali penampilan pria itu.

      Chanyeol maju mendekat pada tempat tidur, meletakkan sesuatu di atas sana. Mini dress berwarna merah muda pastel lengan pendek, dengan bentuk sederhana hanya di isi dengan motif bunga mawar. "Cepat bersiap, bawa saja yang diperlukan. Sebelum kau bertanya. Akan ku beritahu. Yuma dan Eira ke Baltimore. Ayah yang meminta mereka untuk pergi kesana. Ayah juga sudah memberikan izin pada kita bertiga. Jika ragu, hubungi ayah saja untuk memastikan."

      Jelas Hyungsik seraya tersenyum penuh kemenangan selanjutnya ia berjalan mendekati tubuh adik perempuannya, menarik kedua pipi Rose yang berisi. "Jangan menatap seram padaku dan Yeollie, kami berdua tidak ada niat buruk."

     Rose menatap nanar punggung kepergian kedua saudara lelaki nya. Sejurus kemudian, ia mengubah objek pandang pada pakaian yang di tinggalkan Chanyeol di atas tempat tidur.

      "Kalian berdua bertingkah normal, itu lebih mencurigakan untukku."

❄️❄️❄️

     Penyesalan selalu datang di akhir, setelah dirinya mengikuti permintaan Hyungsik dan Chanyeol lalu mendengus, seharusnya tadi tak ikut bepergian dengan kedua pria itu. Setelah tiba disini baru menyadari keganjilan yang dibuat oleh kedua kakaknya. Pantas saja tidak ada penjelasan detail kemana tujuan berpergian. Di tambah dengan sikap Hyungsik dan Chanyeol, untuk menunggu giliran penerbangan saja. Haruskah di sebuah ruangan khusus orang-orang kaya. Ini terlalu berlebihan. Terlalu mengeluarkan banyak biaya.

      Setelah diteliti dan memperhatikan kembali pakaiannya, beralih memperhatikan pakaian Chanyeol, juga pakaian yang Hyungsik kenakan. Gaya berpakaian mereka bertiga yang sama. Semakin menambah kecurigaannya. "Perasaanku tidak enak. Sepertinya mereka sengaja menyingkirkan Eira dan Yuma." Ekspresi yang diberikan nenek Park sebelum mereka meninggalkan rumah juga terlihat aneh. Seperti sangat bahagia. Ah, menyebalkan.

     Tidak yakin juga, atau hanya perasaannya saja. Sekarang dirinya masih mengekor sembunyi di belakang tubuh jangkung milik Chanyeol. Setelah langkah Chanyeol terhenti, Hyungsik yang ada di depan Chanyeol sudah terlebih dahulu menghentikan langkah kakinya. Di dalam ruangan ini, ternyata sudah dipenuhi oleh beberapa orang yang juga sedang menunggu. Sekarang nasib Rose seperti anak ayam kehilangan induknya, karena ternyata orang-orang di dalam sini saling bertukar sapa dengan kedua oppa-nya. Itu artinya ada keterkaitan satu sama lainnya.

       "Apa-apaan ini sebenarnya."

Rose menggeser tubuhnya. Agar semuanya terlihat lebih jelas.

      "Astaga." Rose cegukan setelah mengetahuinya.

Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang