7

3.4K 506 1
                                    


Seongbuk-dong

      Tetap saja tidak ada perubahan, karena tetap akan sama walaupun bersama. Mereka melakukan hal yang berbeda tanpa mengganggu satu sama lainnya.

      Yuma mengetuk pintu, ia melangkah dan bersuara lirih tidak ingin mengganggu Hyungsik yang sedang sibuk sendiri menulis sesuatu dalam sebuah buku, "Tuan, nyonya memanggil anda."

     "Nyonya siapa...Rosie maksudmu?"

Hyungsik heran saat Yuma berbicara padanya. Apa gunanya lagi ia bertanya. Jelas saja Rose yang mencarinya. Siapa lagi.

      "Bukan."

Jika bukan Rosie–––

      Pria ini menutup begitu saja bukunya, ia juga meletakkan pena yang ia gunakan. Tidak ada yang memintanya untuk berlari, tetapi ia berjalan terburu-buru—panik.

Di tempat berbeda, di depan lemari pendingin. Chanyeol melotot hampir saja jatuh terjerembab ke belakang saat mendapati seseorang bersamanya, entah sejak kapan Eira tiba ditempat yang sama dengannya.

      "Nyonya besar mencari anda."

       Eira tidak mendapat respon, pria jangkung lawan bicaranya terdiam beberapa detik. Tanpa sadar Chanyeol melempar dari jarak dekat botol air mineral yang masih terasa berat kepada Eira. Untungnya wanita itu sukses menangkap dengan benar. Walaupun itu adalah gerakan refleks yang Eira lakukan, namun ia juga menggerutu ingin melempar balik botol di belakang tubuh Chanyeol.

      Dari tempat yang berbeda suara kedua pria bersaudara itu bersahutan seperti tersesat di dalam hutan memanggil seseorang. Hingga mereka berdua menemukan subjek berdiri di samping vas keramik dengan ukiran bunga di samping tangga spiral di ruang tengah.

      "Nenek, kenapa? Tidak enak badan...Ingin pergi ke rumah sakit?"

      "Nenek, ada apa? Aku baru sedikit minum air, cepat-cepat berlari kesini."

       Kedatangan kedua cucu laknat laki-lakinya yang panik tanpa sebab. Membuat kepalanya pusing. Wanita paruh baya tersebut memicingkan kedua garis mata pada Hyungsik juga Chanyeol.

      "Rumah sakit? Apa itu untuk kematianku ?"

Chanyeol menahan tawanya, sedangkan Hyungsik merasa tertohok karena ia yang mengucapkannya. Berarti kalimat khusus yang ditujukan untuknya. Wow.

      "Mana Rosie? Kenapa hanya kalian berdua?"

Mimik wajah yang madam Park semakin terlihat kesal.

      Chanyeol, Hyungsik saling melempar pandang satu sama lain. Mereka berdua juga menatap keadaan di sekitar mereka yang sunyi senyap.

Nenek

Yuma

Eira

Kemana Rosie...

      Menyadari jika adiknya tidak ada disini. Hyungsik memberikan titah melalui kedua sorot matanya jika Chanyeol harus pergi mencari mencari Rose. Sedangkan Chanyeol membalas jika Hyungsik harus ikut.

     "Biar saya yang akan memanggil nona Roseanne." Yuma memecah keheningan berbicara dan mengambil inisiatif.

      Nenek Park tidak memberikan ijin pada Yuma, "biar kakak-kakaknya yang seharusnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap adik perempuan satu-satunya yang jarang pulang, menyadari jika itu tugas mereka sebagai seorang kakak." Tidak ada pilihan selain pergi. Ingin mengelak, nenek Park lebih menyeramkan dari ayah mereka. Pilihan untuk mengikuti apa yang nenek inginkan lebih tepat. Sayangnya, kediaman sebesar dan seluas ini jika harus menyusuri setiap sudut. Bukankah seperti bunuh diri namanya. Hanya ingin saja, tujuan pertama di mulai dari lingkungan luar, entahlah itu ide Hyungsik. Chanyeol menjadi pengikut tanpa protes, lalu menghentikan langkah saudaranya, saat mendapati seorang wanita yang membuat mereka harus bersusah payah.

      "Hyung, itu anak siapa?"

      "Anak...dimana?"

      "Anak kecil yang bersama dengan Rosie."

Langkah keduanya tidak berlanjut, kali ini ada hal lain yang membuat mereka heran. "Yeol-ah, antara kau dan aku. Rosie lebih dekat denganmu. Coba jelaskan apa yang aku lihat? Sejak kapan sikapnya dia bisa berbeda."

      "Hah?" Chanyeol tidak mengerti maksud ucapan Hyungsik. Menurutnya tidak ada yang aneh dengan Roseanne.

Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang