"Apakah kau tahu berapa banyak keberanian yang diperlukan untuk menyerah?"
Enam bulan kemudian..
"Bukan disitu, kau pegang di sisi sebelah kiri." Rose kini mengamati Se Hui, dan mengarahkan tangan anak laki-laki itu di tempat yang benar. Se Hui meraba ingin mencari pergerakan yang Rose katakan padanya. Sekarang perutnya semakin membesar, karena memasuki trisemester akhir.
"Iya, noona. ini kakinya. Lihat ini, ada kakinya jika disentuh. Wah dia sangat aktif."
Wanita itu mengangguki dan ikut meraba perutnya. "Tentu saja, dia selalu melihatmu bermain sepak bola. Sekarang dia ikut bermain di dalam sana." Kelihatannya, Se Hui semakin antusian dan memperkirakan jika bayi dalam kandungan Rose berjenis kelamin laki-laki seperti dirinya.
Berusaha maksimal menahan tawanya menyaksikan tingkah lucu Se Hui. Mengingatkan nya pada sesuatu yang sangat ia rindukan. Sudah lama tidak pergi mengunjungi anak-anak ter-isolasi dalam kegiatan sosialnya ke beberapa negara yang selalu termasuk dalam agenda penting pribadinya. Sepertinya rencana ini akan ia lakukan setelah melahirkan.
"Ternyata adik bayinya laki-laki ya Noona?"
"Ehmm, bayinya adalah Ra-ha-sia."
"Yaaaaa Noonaaaaaaaa. Kata hyung jangan keras kepala."
Kedua alis Rose bertautan, ia menghentikan seketika tawanya lalu hampir tersedak, 'hyung'. Tangannya memegang kedua bahu mungil Se Hui, merapikan surai rambutnya anak itu yang tidak beraturan, sekembalinya dari ladang di samping rumah.
"Hyung, siapa? tetangga sebelah?" tanya Rose tidak yakin.
'Aneh, Se Hui biasanya bermain dengan anak sebayanya. Tidak ada anak laki-laki yang lebih tua dari Se Hui di sekitar sini.'
Di luar rumah, Taehyung cepat-cepat menundukkan kepalanya agak sedikit lebih rendah dibalik rimbunnya bunga-bunga yang tumbuh menyentuh tanah. Kemudian menutupi wajahnya dengan jari jemari mendengar kalimat Se Hui. Ternyata bukan ide yang bagus jika memiliki rahasia bersama seorang anak kecil. Tambahan lainnya yaitu sifat istrinya yang tidak seperti wanita kebanyakan. Selalu memikirkan segala sesuatu secara terperinci. Sedikit saja mengatakan sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, Rose akan berusaha mencari tahu.
Selama berbulan-bulan, Taehyung tidak pernah pergi jauh dari istrinya, ia menjaga sang istri dengan caranya sendiri, karena tidak ingin Rose terbebani dengan kehadirannya. Setiap dua kali sebulan, ia akan kemari. Itulah sebabnya, semua pedagang yang ada di desa ini juga mengenal Taehyung, karena biasanya pria itu rutin memesan beberapa keperluan untuk istrinya. Taehyung selalu menggunakan nama Yuma sebagai alibi. Dan sang istri tidak pernah menyadari semuanya, hingga sekarang. Selain itu, walaupun sedang mengandung. Tubuh istrinya tidak mengalami banyak kenaikan berat badan seperti wanita pada umumnya. Hanya berubah di bagian perutnya saja yang semakin membesar.
Tetap cantik dan anggun.
Taehyung menyusuri sisa langkahnya dengan santai, kado yang terbungkus dengan pita biru sudah ia buka pada bagian penutupnya. Se Hui menatap ke arahnya kemudian berlari memanggil-manggil nama seseorang. Rose ikut menoleh ke luar rumah. Ia menggenggam erat kedua sisi kursi kayu oak putih untuk menahan tubuhnya, setelah mengetahui siapa yang Se Hui temui. Taehyung membungkukkan badannya membisikkan sesuatu ke telinga anak laki-laki itu, yang kemudian pergi ke samping rumah. Giliran Rose berubah menjadi panik.
"Perempuan kan?." Taehyung tersenyum mencium kening dan perut istrinya. Rose tidak bisa menghindar atau berlari dalam kondisinya yang sekarang. Kakinya juga tidak bisa sembarangan bergerak.
"Wajahnya akan mirip dengan wajahku, karena setiap kali kau melihat wajahku selalu saja memintaku pergi."
Jika kalimat itu tidak benar, Rose tidak akan batuk-batuk seperti sekarang.
❇ Flashback on ❇
Sebelum diadakan rups perusahaan milik keluarga Park, terlebih dahulu mereka mengadakan rapat gabungan sesuai dengan rencana yang disusun kemarin malam. Kurang dari pukul sembilan pagi, suara dengung dari mesin mobil memasuki area gedung. Lima mobil sedan hitam, dua mobil sedan abu-abu metalik, satu mobil SUV, sedan berwarna merah bata, tiga mobil lainnya menuju ke basement gedung. Chanyeol orang pertama yang keluar dari mobil, disusul keluarnya Hyungsik dan Taehyung, ia menyerahkan kunci mobil kepada salah seorang penjaga yang sudah di tempatkan di luar lobi utama.
"Sudah mendapat kabar dari Rosie, seharusnya dia disini. Istrimu itu sangat, sangat membenci dengan pertunjukan seperti sekarang. Sampai detik ini aku tidak pernah bisa mengerti dengan sikapnya. Tetapi jika ada masalah yang terjadi di perusahan atau menyebabkan ayah mengalami masalah kesehatan karena aku dan Yeollie, dia bisa berubah sangat menyeramkan." Hyungsik bicara dari pengalaman orang seusianya yang terbiasa dengan sorotan publik, dan membuatnya muak.
Chanyeol membangkitkan semangat Taehyung dengan memegang bahu pria itu, pagi ini ia tidak mengatakan apa-apa. Alasan lainnya ia memilih mempersiapkan argumen dengan data-data pendukung yang valid saat rapat nanti.
Ini kali pertama sejak berita pernikahannya diterima oleh pihak agensi. Taehyung bertemu dengan member lainnya. Ya...seperti melukai seseorang. Hampir tidak ada bedanya. Ia juga terluka.
"Ibu pikir kalian berdua tidak akan melakukannya sesuai kesepakatan pra nikah. Atau isi kesepakatannya berubah setelah menikah." Tanya nyonya Kim penasaran, masih tidak yakin sekaligus senang menerima kabar jika menantunya sekarang sedang hamil, menarik tubuh Taehyung sebelum masuk ke dalam ruang rapat. Membawa putranya sedikit menjauh dari sana. Lagi-lagi taehyung hanya bisa tersenyum menyikapi pertanyaan itu. Pria ini mendongakkan wajahnya ke langit-langit lorong, sambil mengajak ibunya pergi bersama ke dalam ruangan.
Satu persatu peserta rapat sudah mengambil kursi sesuai dengan letak plakat nama akrilik.
Dimulai dengan pengacara Taehyung yang membacakan isi perjanjian legal secara hukum yang kliennya lakukan dengan pihak peruhaan tempat Taehyung bekerja. Dengan poin-poin penting yang termasuk di dalam kesepakatan. Disebutkan jika Taehyung tidak melanggar isi perjanjian, jika dirinya melakukan suatu pernikahan secara tertutup. Selama pernikahan itu tidak mengganggu pekerjaannya sebagai seorang publik figur.
Suhu ruangan yang dingin, tidak untuk Hyungsik, pria ini melepaskan mantel jas corak dadu yang ia kenakan, dan menggulung pergelangan kemejanya. "Jika pemberitaan di rilis, agensi tidak dirugikan oleh apapun. Track record nyonya Roseanne Park bersih sejak dulu. Dia tidak terlibat skandal apapun. Hidupnya tertutup dari sorot media dalam bentuk cetak maupun elektronik, satu-satunya wanita yang tidak ingin menghabiskan kekayaan keluarga. Jika sekarang dia kaya raya, itu tidak termasuk harta keluarga. Saya mengerti, akan ada masalah untuk popularitas tuan Kim Taehyung. Tetapi Berita besar seperti ini akan memicu penurunan saham di awal perilisan berita saja. Paling lama waktu satu bulan, dengan adanya isu terbaru akan membuat sebagian masyarakat melupakan berita ini." Hyungsik mengambil bagian dalam argumen.
"Jika tidak terjadi capital gain, kami akan membantu kalian meningkatkan jumlah investasi untuk agensi. Secara tidak langsung imbas yang terjadi. Kami akan bertanggung jawab. Dalam bulan ini untuk sementara, sudah ada tiga MoU dengan perusahaan dari Jerman dan China. Saya sudah mengajukan lima proposal untuk investor yang sudah bekerja sama dengan perusahaan kami agar bisa bekerja sama dengan agensi. Untuk kerugian yang akan terjadi saat perilisan berita. Bisa kita recovery dalam satu kuartal sampai dua kuartal." Chanyeol meminta sekretaris, dan dua kepala keuangannya untuk menjelaskan cara yang bisa dilakukan dengan menunjukkan beberapa chart data mengenai prediksi profit, kerugian hingga dalam keadaan terburuk sekalipun dari layar proyektor.
Hyejin ikut menambahkan perihal penting lainnya begitu pula dengan madam Park. Untuk semua anggota Bangtan selain Taehyung diberikan kesempatan menyampaikan pendapat mereka. Tetapi diwakilkan, kepada Namjoon selaku pemimpin grup.
Setelah tiga jam berlalu, pintu ruang rapat terbuka. Satu persatu orang keluar dari dalam sana. Keputusan akhir akan ditentukan besok.
❇ Flashback off ❇
KAMU SEDANG MEMBACA
Rozellezwart [Tae x Rosé] [END]
Fanfiction[C O M P L E T E D] Perfect in imperfections. Women, like one word that is usually called side by side with Man. Women symbol of beauty, as well as symbols of weakness. But, helping others doesn't require whether you should be a woman or a man. Bec...