Aku tengah berkutik dengan buku tebal dan juga laptop. Tugas linguistik sangat menyita waktu ku. Dulu ketika aku SMA kakak PPL di sekolah ku bilang kuliah seperti sekolah hanya mengulang mata pelajaran saja, tapi buktinya banyak teori serta ilmu baru yang aku dapat. Aku mahasiswa semeter 6 jurusan Sastra Korea. Kecintaan ku pada dunia kpop dan perdrakoran membuat ku mengambil jurusan itu semata-mata ingin menonton drakor tanpa subtittle.
Pintu kamar ku dibuka aku langsung menoleh mendapati Mama tersenyum pada ku sambil membawa segelas susu. Mama meletkan segelas susu itu di sebelah kanan buku.
"Diminum dulu susunya nanti keburu dingin," kata Mama.
Aku langsung meminum susu tersebul lalu menletakan kembali gelas kosong tersebut. Aku kembali berkutikada tugas linguistik. Entah kenapa hanya matkul linguistik yang membuat ku memiliki moto "Karena mengerjakan tugas mendekati deadline adalah jalan ninja ku" karena ketika mendekati deadline entah bagaiman bisa otak ku yang buntu ini langsung mendapat ide katika mengerjakan. Mungkin karena dikejar deadline membuat ku mau tak mau harus menyelesaikan tugas tersebut. Aku melirik samping kiri ku ternyata Mama belum pergi. Aku memutar kursi menghadap Mama. Aku menatap Mama eolah bertanya kenapa Mama masih ada disini.
"Besok Papa mau ngajak kita ke Bandung," ucap Mama.
"Mau liburan ?" tanya ku.
"Papa mau ngajak kita main ketempat sahabtnya, Om Arif. Anaknya Om Arif udaj jadi tentara loh kamu masih ingakan kan nduk ?"
Aku menggeleng, "Enggak aku udah lupa ma. Fio nggak mau ikut ya Ma weekend Fio pengen ngabisin waktu bvuat tidur besok senin matkul produktif."
Mama menghela nafas, "Papa mewajibkan kamu ikut nduk."
"Katanya Cuma main kan nggak apa apa kalau aku nggak ikut. Kok Fio jadi curiga ya," sindir ku.
Sebab Papa dan Mama ku tidak pernah mengajak ku kujungan atau sekedar kumpul bersama rekan rekanya. Karena menurut ku itu membosankan, mereka banyak mengbrol dengan obrolan yang tak ku paham. Meski pun Papa ku tentara bukan berarti aku tahu segala hal yang berhubungan dengan tentara. Aku cukup muak dengan kehidupan ku ini, karena prifesi orang tua kuy membuat aku tak banyak menghabiskan waktu dengan mereka
Berapa kali aku menolak namun akhirnya aku terpaksa ikut. Papa mengancam tidak akan membiaya kuliah ku lagi kalau tidak meu ikut. Apalah daya aku kuliah biaya orang tua. Bukan aku manja saat lulus SMA aku berkeinginan untuk bekerja sambil menunggu kuliah mulai tapi Mama melarang ku. sekarang siapa yang membuat ku seolah aku anak manja.
Sampai kami tiba dikediaman Om Arif Papa, Mam Om Arif dan Tante Dira asyik berbincang kecuali aku dan lelaki dihadapan ku ini. Dia terkesan cuek dengan sekitarnya.
"Nah dengan pertemuan kali ini sepakat ya kita menjodohkan anak-anak kita. Akhirnya keinginan kita untuk mempererat persahabtan kita terwujud dengan menjodohkan anak-anak kita ya Res," kata Om Arif.
Kedua orang tua ku bahagia begitu juga dengan Om Arif namun tidak dengan Tante Dira. Sejak beliau tahu aku kuliah jurusan Sastra Korea, beliau terlihat seperti tak suka dengan ku. mungkin lulusan Sastra Korea nggak jelas bakal jadi apa dipikiran beliau. Sepertinya Tante Dira adalah mertua jahat kaya di drama yang aku tonton. Mungkin Tante Dira pikir aku anak kedokteran kali ya soalnya beliau terus memamerkan pekerjaan beliau.
Aku sendiri tidak tertarik menjadi doktere. Kadang lihat jarum aja bawaanya kabur mulu. Syukur sampai sekarang aku belu, pernah merasakan sakitnya diinfus. Papa sempat mendaftarkan ku kuliah namun ketika ujian aku disuruh mencukur sama senior di rumah sakit, karena aku bingung mana yang harus dicukur alhasil aku cukur aja tuh bulu kaki si bapak tapi kaki yang sebelah belum terus karena aku bingung aku nanya sama senior.
"Dok yang dicukur mananya sih ?" tanya ku pada dokter pendamping.
"Ya perutnya lah, kan yang mau dioperasi perutnya."
Karena aku malu aku langsung keluar gitu lalu ambil Sastra Korea, untung posisi itu aku belum kuliah karena saat itu aku dampingin dokter bedah yang mana Om ku sendiri. Kayanya kedokteran buka jiwa ku deh.
Setelah pertemuan itu aku kembali ke aktivitas ku. Siang ini matkul Mr. Choi namun sayangnya belai sedang berhalangan hadir terbit lah tugas pengganti kehadiran yang harus dikumpulkan sore ini. Aku memilih mengerjakan dikelas sedangkan anak-anak ada yang mengerjakan di perpustakaan, ada yang dicafe bahkan ada yang di kos. Aku dikelas tak sendirian ada Dimas dan Sehan, Sehan adalah mahasiswa pertukaran dari Korea dia kesini untuk belajar Bahasa Indonesia. Aku diminta Mr. Choi untuk membantu Sehan ketika di Indonesia. Sehan menurut ku dia baik, ketika mengalami kesulitan dia lebih suka bersusaha sendiri tanpa meminta bantuan orang lain meski pun dia tak paham. Alhasil aku dan Dimas menjadi peka. Kami seolah tahu kapan Sehan membutuhkan kami. Sehan dia terlihat seperti idol kpop. Aku bahkan bertanya-tanya, dengan wajah tampanya itu apakah Sehan tak ingin menjadi artis. Karena kuliah banyak remaja di Korea yang ingin menjadi idol. Sehan memberikan jawaban yang membuat ku sadar bahwa menjadi idol tak seindah yang kita lihat.
"Mungkin bagi orang awam seperti kita menjadi idol terlihat menyenangkan. Tapi apakah kita tahu bahwa sebenarnya idol itu bermuka dua. Image mereka didepan panggung itu banyak skenario yang dibuar perusahaan. Agensi menginginkan merka tampi cute namun sebenarnya sifat asli merka itu kaku. Belum lagi dibalik pembuatan music video atau pun syuting terkadang idol mengalami pelecahan bahkan kekerasan. Kalau kamu dan Dimas ingin menjadi idol kpop, cari agensi besar seperti SM, YG atau JYP karena kamu terjamin Cuma paling kalian harus mengikuti kemauan skenario mereka."
Memang sesuatu yang kita lihat itu terlihat menyenangkan dan mudah dijalani. Terkadang rasa kurang bersyukur kita membuat kita berandai-andai ingin menjadi mereka yang lebih dari kita. Namun pernahkah kita meneliti langsung bagaimana sih kehidupan asli mereka. Apakah mereka benar-benar bahagia atau mereka bersandiwara diatas kesedihan mereka.
Halo semua...
Revisi dimulai ya. Doain semoga seminggu selesai revisi supaya Refrain bisa naik cetak. Alur nya aku ubah dikit ya karena ada yang bilang kecepetan.Refrain mau naik cetak loh hayo siap siap nabung sembari aku revisi ya 😅
![](https://img.wattpad.com/cover/149953451-288-k821984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REFRAIN (Terbit)
General FictionTerkadang yang menurut orang tua baik. Belum tentu baik untuk kita. Tapi apa kita mampu menolak keinginan mereka? Meskipun itu menghancurkan kita . #7 abdinegara #6 militer #11 abdinegara 13/5/2020 #4 militer 2/7/2020 #1 tniad 1/8/2020