22.

13.3K 512 23
                                    

Menjelang masa kerja ku berakhir aku disibukan pekerjaan ku. Membuat proposal kerja sama dengan salah satu tiga agensi raksasa. Perusahaan memilih Blackpink untuk menjadi ambarsor. Tiga tim kami datang untuk tanda tangan persetujuan kontrak. Setelah tanda tangan kontrak. Dua minggu kami disibukan dengan syuting iklan bersama Blackpink.   Tugas ku sudah selesai dan hari ini aku aku membereskan meja ku. Aku melatak barang-barangku kedalam kardus. Akan terus mengingat kenangan ku disini.

"Kamu yakin tidak memperpanjang kontrakmu. Aku bisa merekomendasikan mu pada Sajangnim untuk pengangkatan pegawai tetap. Kamu sudah bekerja sangat kares disni."

Aku menghentikan kegiatan ku dan menatap sehan yang barus saja selesai rapat.

"Aku harus pulang Sehan. Aku anak tunggal bagaimana pun juga aku punya kewajiban merawat orang tuaku." Jawabku.

"Hah... sebenarnya aku nyaman kerja disini. Terimakasih untuk semuanya Sehan. Kamu telah membantuku selama aku disini." Sambungku.

"Jika itu sudah keputusan mu aku tak memaksa. Nanti aku juga akan coba minta Sajangnim posisi untuk di Indonesia. Kapan  kamu akan berangkat."

"Terimakasih Sehan. Tapi jangan di paksakan aku tak mau Bos Besar semakin besar Sajangnim Burung Gagak mempunyai pemikiran buruk tentang kita. Cah aku sudah selesai." Aku mengambil tas lalu mengangkat kotak ku. Namun Sehan mengambil alih dan berjalan terlebih dahulu.

"Aku akan mengantarkan mu pulang." Ucapnya.

Sampai di apartemen aku kembali mengecek barang-barangku. Setelah itu aku membersihkan diri bersiap siap ke bandara. Aku mengambil penerbangan siang mungkin aku sampai di Jakarta malam. Setelah siap aku menggeret koper koper ku turun kebawah. Aku di bantu supir taksi memasukan koper koper ku ke bagasi. Andwee aku akan susah move on dari sini.

Selama perjalanan dalam pesawat aku tertidur. Sisa sisa lembur membuatku mengantuk. Aku menoleh ke samping ku melihat siluet laki-laki yang dari bentuknya aku kenal. Lakik-laki itu menoleh. What the... Bos Besar semakin besar Sajangnim Burung Gagak orang kaya di Korea naik pesawat kelas ekonomi. Jangan jangan si Bos di coret dari KK terus enggak di kasih harta kerna menolak perjodohan.

"Aku tahu aku memang tampak." Ucapnya membanggakan diri.

Aku mendengus mendengarnya. "Kenapa Sajangnim duduk di kelas ekonomi. Kan Sajangnim orang  kaya harusnya duduk di kelas bisnis."

"Memang kenapa kalau saya duduk disini apakah ada larangkan ?."

Aku menggengleng lalu meminta maaf. Sebaiknya aku tidur saja. Setiap aku berdekatan dengan Si Bos ini jantung ku berdetang sangat kencang tubuh ku juga gemetar dan gelisah seperti saat aku dan Dimas di tilang polisi karena tidak  punya SIM. Semoga saat aku bangun sudah ada tiba di Jakarta.

Jika dulu aku selalu tidur dengan porsi yang cukup maka semua itu berubah saat aku mulai kerja di Korea. Aku yang jarang tidur karena lembur dan juga waktu liburan yang masih bekerja karena dikejar waktu membuat ku suka tidur sembarangan. Aku pernah karena ketiduran di bus sampai keblabasan membuat ku harus naik bus lagi untuk kembali ke apartemen ku. Sama seperti saat ini aku bangun karena di bangunkan oleh pramugari. Oh ternyata sudah sampai kulihat kursi di samping ku sudah kosong. Aku keluar dari pesawat.

Dari pintu kedatangan aku melihat Dimas yang sudah menungguku. Dimas berjalan mendekatiku lalu mengambil alih troli.

"Kamu kok bisa tahu aku pulang. Kan aku belum bilang."

"Mama Aul yang bilang. Semenjak kamu kerja di Korea kamu makin susah di hubungi. Jangan jangan kamu udah mau lupain aku ya."

"Enggak kok Dimas. Aku lembur terus kalau ada waktu senggang mending buat aku tidur. Aku kurang tidur juga Dim."

"Mangkanya enggak usah kerja disana. Disana itu keras hidupnya."

"Kan aku pengen menitih karir biar kaya kamu sama mama papa. Aku enggak bisa lanjutin perjuangan papa jadi hanya ini yang aku bisa."

"Mungkin kamu memang enggak di takdirkan ada di jalan seperti kami tapi akan ada dari keturunan mu yang akan melanjutkan perjuangan mama papa mu."

"Aku enggak mau menikah lagi Dim. Aku capek. Aku suka hidup seperti ini saja."

Aku masuk kedalam mobil Dimas. Aku paling malas kalau membahas tentang hubungan. Di keluarga aku di kucilkan setelah perceraian ku. Itu yang membuatku sebenarnya malas pulang ke Jakarta jika bukan karena mama dan papa. Sampai di rumah aku masuk ke dalam rumah. Papa dan Mama sudah menungguku di ruang keluarga.

"Papa Fi kangen." Teriak ku lalu memeluk papa.

"Papa juga kangen sama Fi."

"Papa saja yang di kangenin mama enggak ?."

"Mama juga dong." Aku beralih memeluk mama.

"Oh ya Dimas mana ?." Tanya papa. Oh iya aku ninggalin dia.

"Disini Om." Sahut Dimas sambil membawa koper koperku.

"Fi jahat om masa saya bawa kopernya. Fi juga enggak bantuin lagi mana kopernya banyak kaya mau pindahan aja."

Papa tertawa lalu membantu Dimas membawa koper ku ke kamar. Mama mengajaku ke makan malam bersama. Ah aku merindukan masakan mama. Aku menikmati makanan ku aku sampai nambah lagi. Selain tidur tak teratur makan pun juga aku tak teratur kadang seharian full aku cuma makan sekali atau hanya makan nasi saja. Tuntutan perusahaan membuat ku harus bekerja ekstra. Setelah makan aku diminta mama untuk istirahat. Akhirnya aku bisa tidur  nyenyak tanpa takut terbayang propsal kerja dan desain phonsel. Selamat mimpi indah Fi.

***

Aku menikmati masa menganggurku dengan berjalan jakan ke mall. Bermain di timezone layak nya anak kecil. Aku tak peduli karena aku ingin melampiaskan kesal ku dengan bermain. Puas bermain aku berkeliling membeli novel bergenre thiller. Sekarang aku lebih suka drama dan novel dengan genre thiller aku tak lagi menyukai roman.

Puas belanja aku makan siang di salah satu cafe. Aku memesan banyak makan disini terutama ayam. Ah aku jadi merindukan makan bersama tim Divisi ku di restouran bbq. Aku menikmati makanan ku sampai tak memperdulikan orang yang duduk di depan ku. Enggak sopan sekali duduk tanpa permisi.

"Apa kamu mau hibernasi sampai makan sebanyak ini." Ucap orang di depan ku sambil mengambil sepotong ayam di depan ku.

Aku menghentikan makan ku lalu melihat siapa gerangan yang mengganggu makan siang ku. Ternyata Kak Fey si Jakangkung.

"Kak Fey." Pekik ku terkejut dengan mulut yang masih penuh makan.

"Hey telan dulu makan mu. Jorok sekali kamu." Sengaknya. Akupun langsung menelan makanan ku dan meminum ice lemon tea ku.

"Kak Fey kok ada disini."

"Kenapa memang. Ini kan tempat umum semua orang bebas kesini kecuali naman yang sudah di backlist." Jawabnya sambil melahap nasi goreng sea food ku.

"Kak Fay kalau mau pesan sendiri dong."

"Elah pelit banget sekarang kamu. Traktir aku makan Fi belum gajian nih. Kamu kan pasti banyak uang kan baru pulang dari Korea."

"Dimana mana cowok yang bayarin makan cewek kak. Ya udah Kak Fey pesen aja nanti Fi yang bayar mumpung Fi lagi baik hari."

Kak Fey pun girang lalu memanggil pelayan memesan makan. Gila Kak Fey pesan nya banyak sekali dia niat sekali mau ngerampokin aku. Makan yang dia pesan datang. Kak Fey melahap makanan tanpa menawari ku sedikit. Ingatkan aku nanti jika tanggal dia gajian aku akan memintanya mentraktirku makan dan aku akan pesan banyak makanan. Sampai uang di atm merah putihnya habis.

Mian Typonya.
Muncul tokoh baru nih.
CEO Samsung Choi Yun Ji.
Mulai part ini Fey bakalan muncul terus. Ada yang kangen Dimas enggak disini ?.

REFRAIN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang